Rabu, 28 September 2011

matilda

Matilda (film) From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi , cari Matilda Matilda Theatrical release poster Theatrical Poster rilis Directed by Disutradarai oleh Danny DeVito Danny DeVito Produced by Diproduksi oleh Danny DeVito Danny DeVito Michael Shamberg Michael Shamberg Stacey Sher Stacey Sher Liccy Dahl Liccy Dahl Written by Ditulis oleh Nicholas Kazan Nicholas Kazan Robin Swicord Robin Swicord Based on Berdasarkan Matilda by Roald Dahl Matilda by Roald Dahl Narrated by Diriwayatkan oleh Danny DeVito Danny DeVito Starring Dibintangi Mara Wilson Mara Wilson Danny DeVito Danny DeVito Rhea Perlman Rhea Perlman Embeth Davidtz Embeth Davidtz Pam Ferris Pam Ferris Music by Musik oleh David Newman David Newman Cinematography Pembuatan film Stefan Czapsky Stefan Czapsky Editing by Editing oleh Brent White Brent Putih Studio Studio Jersey Films Jersey Film Distributed by Didistribusikan oleh TriStar Pictures TriStar Pictures Release date(s) Release date (s) July 28, 1996 ( 1996-07-28 ) 28 Juli 1996 (1996/07/28) August 2, 1996 ( 1996-08-02 ) (United States) 2 Agustus 1996 (1996/08/02) (Amerika) Running time Waktu berjalan 95 minutes 95 menit Country Negara United States Amerika Serikat Language Bahasa English Bahasa Inggris Budget Anggaran $36 million $ 36.000.000 Box office Box office $33,459,416 (USA) [ 1 ] $ 33.459.416 (AS) [1] Matilda is a 1996 fantasy film directed by Danny DeVito . Matilda adalah 1996 fantasi film yang disutradarai oleh Danny DeVito . It is based on Roald Dahl 's children's novel . Hal ini didasarkan pada Roald Dahl 's Novel anak-anak . The film was released by TriStar Pictures . Film ini dirilis oleh TriStar Pictures . Contents Isi [hide] * 1 Plot 1 Plot * 2 Cast 2 Pemain * 3 Discrepancies from the novel 3 Perbedaan dari novel * 4 Awards 4 Penghargaan * 5 Music 5 Musik * 6 Reception 6 Penerimaan * 7 References 7 Referensi * 8 External links 8 Pranala luar [ edit ] Plot [ sunting ] Plot Matilda Wormwood ( Mara Wilson ) is an extremely gifted young girl, however her gifts go unappreciated by her uncaring, unpleasant family. Matilda Wormwood ( Mara Wilson ) adalah seorang gadis muda yang sangat berbakat, namun hadiah dia pergi dihargai oleh keluarganya peduli, tidak menyenangkan. After her father, crooked car dealer Harry Wormwood ( Danny DeVito ), refuses to buy her a book, she takes matters into her own hands and begins to visit the library. Setelah ayahnya, dealer mobil bengkok Harry Wormwood ( Danny DeVito ), menolak untuk membeli buku, dia mengambil masalah ke tangannya sendiri dan mulai untuk mengunjungi perpustakaan. After two years, she has read every book in the library, becoming extremely knowledgeable about a variety of subjects for a girl her age. Setelah dua tahun, ia telah membaca setiap buku di perpustakaan, menjadi sangat berpengetahuan tentang berbagai mata pelajaran untuk anak seusianya. Eventually, after constant pleas by Matilda, her parents agree to send her to school. Akhirnya, setelah permohonan konstan oleh Matilda, orang tuanya setuju untuk mengirimnya ke sekolah. Matilda is enrolled at Crunchem Hall Elementary School, where children are routinely terrorized by the oppressive and cruel principal, Agatha Trunchbull ( Pam Ferris ). Matilda terdaftar di Crunchem Aula Sekolah Dasar, dimana anak-anak secara rutin diteror oleh kepala menindas dan kejam, Agatha Trunchbull ( Pam Ferris ). However, Matilda's teacher, Miss Miss Jennifer Honey ( Embeth Davidtz ), is, by contrast, kind and caring, and she quickly recognizes Matilda's intellectual gifts. Namun, guru Matilda, Miss Nona Jennifer Madu ( Embeth Davidtz ), adalah, sebaliknya, baik dan peduli, dan dia cepat mengenali bakat intelektual Matilda ini. Matilda develops a warm friendship with Miss Honey, who is revealed to be Miss Trunchbull's neice. Matilda mengembangkan persahabatan yang hangat dengan Miss Madu, yang diturunkan menjadi keponakan Nona Trunchbull itu. Miss Trunchbull lives in Miss Honey's childhood home, after moving in there when Miss Honey's father died (strongly implied to be murder by Miss Trunchbull herself). Nona Trunchbull tinggal di rumah masa Nona Honey, setelah pindah di sana ketika ayah Nona Madu meninggal (sangat tersirat untuk pembunuhan oleh Miss Trunchbull sendiri). Constantly terrorized and unappreciated by almost everyone in her life, Matilda begins to develop powerful telekinetic abilities as a result of her unused brain ability. Terus-menerus diteror dan tidak dihargai oleh hampir semua orang dalam hidupnya, Matilda mulai berkembang kuat telekinetic kemampuan sebagai hasil dari kemampuan otak yang tidak terpakai itu. She uses these powers to attempt to retrieve Miss Honey's childhood treasures from her house, but accidentally leaves her red hair ribbon behind, giving Miss Trunchbull a clue as to the intruder's identity. Dia menggunakan kekuatan ini untuk mencoba untuk mengambil harta anak Nona Honey dari rumahnya, tetapi sengaja daun pita rambut merah di belakang, memberikan Nona Trunchbull petunjuk mengenai identitas si penyusup. The next day, Miss Trunchbull confronts the entire class, but Matilda uses her powers to write a message on the chalkboard, pretending to be Miss Honey's father, demanding that Miss Trunchbull move out of Miss Honey's house or he will "get [Miss Trunchbull] like [she] got [him]". Keesokan harinya, Nona Trunchbull menghadapkan seluruh kelas, tapi Matilda menggunakan kekuatannya untuk menulis pesan di papan tulis, berpura-pura menjadi ayah Nona Honey, menuntut bahwa Miss Trunchbull pindah rumah Miss Honey atau dia akan "mendapatkan [Nona Trunchbull] seperti [dia] harus [nya] ". She then humiliates Miss Trunchbull, causing the children, no longer scared of her, to run her out of town. Dia kemudian merendahkan Nona Trunchbull, menyebabkan anak-anak, tidak lagi takut padanya, untuk menjalankan keluar dari kota. Miss Trunchbull quickly drives away, never heard from again. Nona Trunchbull cepat drive pergi, tidak pernah terdengar lagi. Miss Honey, made new principal of the school, then moves back to her father's house where Matilda is a frequent guest. Madu Miss, membuat kepala sekolah baru, kemudian bergerak kembali ke rumah ayahnya di mana Matilda sering menjadi tamu. Some time later, Matilda's father becomes wanted by the police due to his illegal dealings, and the family decide to flee to Guam . Beberapa waktu kemudian, ayah Matilda itu menjadi buronan polisi karena urusan ilegal, dan keluarga memutuskan untuk mengungsi ke Guam . When Matilda protests, Matilda's parents agree to have Matilda adopted by Miss Honey. Ketika Matilda protes, orangtua Matilda yang sepakat untuk Matilda diadopsi oleh Madu Nona. Matilda's mother says goodbye to her daughter, explaining "You're the only daughter I've ever had - but I never understood you, not one little bit." Ibu Matilda mengatakan selamat tinggal kepada anak perempuannya, menjelaskan "Kau putri satu-satunya yang pernah saya punya - tapi saya tidak pernah mengerti Anda, bukan sedikit." Matilda and Miss Honey live happily ever after, Matilda rarely using her powers again, and both realizing that they have finally gotten what they had always dreamed of: a loving family. Matilda dan Miss Madu hidup bahagia selamanya, Matilda jarang menggunakan kekuatannya lagi, dan keduanya menyadari bahwa mereka akhirnya mendapatkan apa yang mereka selalu bermimpi: keluarga yang penuh kasih. [ edit ] Cast [ sunting ] Pemain * Mara Wilson as Matilda Wormwood Mara Wilson sebagai Matilda Wormwood * Embeth Davidtz as Miss Jennifer "Jenny" Honey, the deuteragonist. Embeth Davidtz sebagai Miss Madu Jennifer "Jenny", deuteragonist tersebut. * Kiami Davael as Lavender Kiami Davael sebagai Lavender * Danny DeVito as Harry Wormwood Danny DeVito sebagai Harry Wormwood * Rhea Perlman as Zinnia Wormwood Rhea Perlman sebagai Zinnia Wormwood * Brian Levinson as Michael "Mikey" Wormwood Brian Levinson seperti Michael "Mikey" Wormwood * Pam Ferris as Agatha Trunchbull Pam Ferris sebagai Agatha Trunchbull * Paul Reubens as FBI Agent Bob Paulus Reubens sebagai Agen FBI Bob * Tracey Walter as FBI Agent Bill Tracey Walter sebagai Agen FBI Bill * Jacqueline Steiger as Amanda Thripp Jacqueline Steiger sebagai Amanda Thripp * Kira Spencer Hesser as Hortensia Kira Spencer Hesser sebagai Hortensia * Jimmy Karz as Bruce Bogtrotter Jimmy Karz sebagai Bruce Bogtrotter * Jean Speegle Howard as Mrs. Phelps Jean Speegle Howard sebagai Mrs Phelps * Marion Dugan as Cookie Marion Dugan sebagai Cookie * Emily Eby as Maggie Emily Eby sebagai Maggie * Jon Lovitz as Million Dollar Sticky Host (uncredited) Jon Lovitz sebagai Juta Dolar Sticky host (uncredited) [ edit ] Discrepancies from the novel [ sunting ] Perbedaan dari novel This article may contain original research . Artikel ini mungkin berisi riset asli . Please improve it by verifying the claims made and adding references . Silakan memperbaikinya dengan memverifikasi klaim yang dibuat dan menambahkan referensi . Statements consisting only of original research may be removed. Laporan hanya terdiri dari penelitian asli dapat dihapus. More details may be available on the talk page . (January 2009) Lebih jelasnya mungkin tersedia pada halaman pembicaraan . (Januari 2009) The film is a modernized and Americanized version of Roald Dahl 's novel. Film ini adalah versi modern dan Amerikanisasi dari Roald Dahl novel 's. Various plot points are shortened or removed, while new details and action sequences are added. Berbagai plot poin dipersingkat atau dihilangkan, sedangkan rincian baru dan urutan tindakan yang ditambahkan. * There are some changes in characters' motivations, for example, in the novel, Matilda's pranks against her father are purely done as acts of revenge. Ada beberapa perubahan dalam motivasi karakter ', misalnya, dalam novel, pranks Matilda terhadap ayahnya adalah murni dilakukan sebagai tindakan balas dendam. However, in the film, she gets the idea that when a person is bad, that person has to be taught a lesson, and interprets this as justification for punishing her parents. Namun, dalam film, ia mendapat gagasan bahwa ketika seseorang buruk, orang itu harus diberi pelajaran, dan menafsirkan ini sebagai pembenaran untuk menghukum orang tuanya. In the novel, Matilda plays three tricks on her parents, such as mixing her mother's hair bleach with her father's hair dye, hiding a parrot in the chimney tricking the family into thinking there is a ghost in the house, and lining her father's hat with extra-strength glue. Dalam novel, Matilda memainkan tiga trik pada orang tuanya, seperti pencampuran pemutih rambut ibunya dengan pewarna rambut ayahnya, menyembunyikan burung beo di cerobong asap menipu keluarga menjadi berpikir ada hantu di rumah, dan lapisan topi ayahnya dengan ekstra-kekuatan lem. In the film, she only plays two tricks, the hair dye (With Matilda replacing it with Hydrogen peroxide), and the glue-in-the-hat tricks, with both tricks being done on the same day. Dalam film tersebut, dia hanya memainkan dua trik, pewarna rambut (Dengan Matilda menggantinya dengan Hidrogen peroksida), dan lem-di-topi-trik, dengan kedua trik yang dilakukan pada hari yang sama. * In the novel, Matilda's father destroys the library book The Red Pony by John Steinbeck out of pure malice and that he thinks American authors are morally bankrupt , while in the film, the book he destroys is Moby-Dick by Herman Melville , and his reasons for destroying it are that he thinks the book is trash due to the title (possibly due to the film being set in the US). Dalam novel itu, ayah Matilda itu menghancurkan buku perpustakaan The Red Pony oleh John Steinbeck keluar dari kejahatan murni dan bahwa ia berpikir penulis Amerika moral bangkrut , sementara di film, buku yang menghancurkan adalah Moby-Dick oleh Herman Melville , dan alasannya untuk menghancurkan itu adalah bahwa ia berpikir buku itu adalah sampah karena judul (mungkin karena film yang ditetapkan di AS). * Smaller changes are those of ages, TV programs and the like; Matilda's brother is turned from an ordinary boy into a bullying child, and her mother shows some humanity by giving her daughter away because she is better suited to a life with Miss Honey, while in the novel, both parents drop their daughter without a second thought. Perubahan kecil adalah mereka usia, program TV dan sejenisnya; saudara Matilda adalah berpaling dari seorang anak biasa menjadi anak intimidasi, dan ibunya menunjukkan kemanusiaan beberapa dengan memberikan putrinya pergi karena dia lebih cocok untuk hidup dengan Honey Nona, sementara dalam novel itu, kedua orang tua menjatuhkan putri mereka tanpa berpikir dua kali. * Matilda's mother is only named "Zinnia" in the film, as she has no name in the novel. Ibu Matilda adalah hanya bernama "Zinnia" dalam film tersebut, karena ia tidak memiliki nama dalam novel. Also, Amanda Thripp is ten years old in the novel, but is Matilda's age and in Miss Honey's class in the film. Juga, Amanda Thripp adalah sepuluh tahun dalam novel, tetapi adalah usia Matilda dan di kelas Miss Honey dalam film. In addition to this, there is no Rupert, Eric, or Wilfred in the film, however there is a scene in which Miss Trunchbull holds a boy upside down by his ankles as Wilfred does in the novel. Selain itu, tidak ada Rupert, Eric, atau Wilfred dalam film, namun ada adegan di mana Nona Trunchbull anak laki-laki memegang terbalik dengan pergelangan kaki sebagai Wilfred tidak dalam novel ini. * In the film, it is revealed that Miss Trunchbull is superstitious, but this is not mentioned in the novel. Dalam film tersebut, ia mengungkapkan bahwa Miss Trunchbull adalah takhayul, tapi ini tidak disebutkan dalam novel. * At the end of the film, Miss Honey is made the principal of the school after Miss Trunchbull vanishes; in the novel, however, the job goes to Mr. Trilby, the sympathetic Deputy Head, who has a minor role in the novel and does not appear in the film at all. Pada akhir film, Miss Madu dibuat kepala sekolah setelah Miss Trunchbull lenyap; dalam novel, bagaimanapun, pekerjaan pergi ke Mr Trilby, Wakil Kepala simpatik, yang memiliki peran kecil dalam novel ini dan tidak tidak muncul dalam film sama sekali. * In the film, when Mr. Wormwood sells Miss Trunchbull a car, it shows them talking. Dalam film itu, ketika Mr Apsintus menjual mobil Trunchbull Nona, itu menunjukkan mereka berbicara. In the novel, it does not. Dalam novel, itu tidak. Also, in the novel, when Miss Trunchbull says she is glad she was never a child, she says it during Miss Honey's class. Juga, dalam novel, ketika Miss Trunchbull mengatakan dia senang dia tidak pernah seorang anak, dia mengatakan itu selama kelas Miss Honey. In the film, she says it when Mr. Wormwood sells her the car. Dalam film tersebut, dia mengatakan hal itu ketika Mr Apsintus menjual mobilnya. In the film, the car Harry Wormwood sold to Miss Trunchbull was a barely functional red and black 1971 Buick Electra 225 sedan. Dalam film tersebut, mobil Harry Wormwood dijual kepada Nona Trunchbull adalah merah hampir tidak fungsional dan hitam 1971 Buick Electra 225 sedan. In the novel, Miss Trunchbull jokes to Miss Honey that Harry Wormwood sold her a car that was almost new, and previously owned by a woman who drove the car once a year and had 10,000 miles (in actuality, it was doctored by Mr. Wormwood using a drill). Dalam novel, Miss Trunchbull lelucon untuk Nona Madu bahwa Harry Wormwood menjualnya sebuah mobil yang hampir baru, dan sebelumnya dimiliki oleh seorang wanita yang mengendarai mobil setahun sekali dan memiliki 10.000 mil (dalam kenyataannya, itu mengobati oleh Mr Apsintus menggunakan bor). * In the film, Matilda's psychokinesis is treated more as a conventional superpower and less as a miracle. Dalam film tersebut, psikokinesis Matilda adalah diperlakukan lebih sebagai negara adidaya konvensional dan kurang sebagai suatu keajaiban. Also, she only uses her telekinetic powers after remembering all the mean things her family and Miss Trunchbull have said to her or about her. Selain itu, ia hanya menggunakan kekuatan telekinetic setelah mengingat semua hal berarti keluarganya dan Miss Trunchbull mengatakan padanya atau tentang dia. In the novel, Matilda rigorously practises her psychokinetic powers, which leaves her mentally drained. Dalam novel, Matilda ketat praktek kekuatan psikokinesis nya, yang meninggalkannya mental dikeringkan. In the novel, Matilda loses her psychokinetic abilities after the incident with Miss Trunchbull. Dalam novel, Matilda kehilangan kemampuan psychokinetic setelah insiden dengan Miss Trunchbull. In the film, Matilda still has her powers in the end, but almost never uses them. Dalam film tersebut, Matilda masih memiliki kekuatannya pada akhirnya, tetapi hampir tidak pernah menggunakan mereka. The final confrontation with Miss Trunchbull is turned into a match of physical force versus mental powers. Konfrontasi terakhir dengan Miss Trunchbull berubah menjadi pertandingan kekuatan fisik dibandingkan kekuatan mental. In contrast, characters in the novel have a sense of awe at supernatural forces whereas in the film, they are unaffected by these. Sebaliknya, karakter dalam novel ini memiliki rasa kagum pada kekuatan supranatural, sedangkan dalam film, mereka tidak terpengaruh oleh ini. In the novel, when Matilda attempts to show Miss Honey her powers, she does it sitting at her desk. Dalam novel, ketika Matilda mencoba untuk menunjukkan kekuatan Madu Nona, dia melakukannya duduk di mejanya. Then she knocks over the glass with ease, without telling the glass to tip. Lalu ia mengetuk gelas dengan mudah, tanpa memberitahu kaca ke ujung. In the film, she fails to lift the glass of water, however she manages to lift the pitcher of water later in the film to show Miss Honey her powers. Dalam film tersebut, ia gagal untuk mengangkat segelas air, namun dia berhasil mengangkat sebotol air kemudian dalam film untuk menunjukkan Nona Madu kekuatannya. In the film she practices her powers by moving every loose object around the house, such as playing cards and poker chips, however in the novel she steals one of her father's cigars and practices her powers with it alone. Dalam film itu dia praktek kekuatannya dengan memindahkan setiap objek longgar di sekitar rumah, seperti bermain kartu dan poker chips, namun dalam novel ini ia mencuri salah satu cerutu ayahnya dan praktek kekuatannya dengan itu saja. * Miss Honey's story about her childhood remains the same. Kisah Miss Honey tentang masa kecilnya tetap sama. However, the nickname her father used in the novel is "Jenny", while in the film, it is said he called her " bumblebee ". Namun, julukan ayahnya digunakan dalam novel ini "Jenny", sementara di film, dikatakan dia menyebutnya " lebah ". In the film, her father has chocolates which he shared with Miss Honey as a girl, and Miss Honey had a doll which she called "Liccy Doll", a reference to author Dahl's wife, Liccy [ citation needed ] . Dalam film tersebut, ayahnya telah cokelat yang ia berbagi dengan Madu Nona sebagai seorang gadis, dan Miss Honey sebuah boneka yang ia sebut "Liccy Doll", sebuah referensi untuk istri penulis Dahl, Liccy [ kutipan diperlukan ]. She has none of these items in the novel. Dia telah tidak satupun dari item dalam novel ini. In the film, they visit the Trunchbull's house while she is temporarily gone. Dalam film tersebut, mereka mengunjungi rumah Trunchbull sementara dia sementara pergi. In the novel, they never visited Miss Trunchbull's house. Dalam novel, mereka tidak pernah mengunjungi rumah Miss Trunchbull itu. * Hortensia has a boil on her nose and is eating potato chips in the novel. Hortensia telah mendidih di hidungnya dan makan keripik kentang dalam novel. She is also revealed to have done bad deeds to Miss Trunchbull in the novel. Dia juga mengungkapkan telah melakukan perbuatan buruk dengan Miss Trunchbull dalam novel. She never does this in the film, although she mentions that she has been put in the chokey twice. Dia tidak pernah melakukan hal ini dalam film, meskipun dia menyebutkan bahwa dia telah dimasukkan ke dalam chokey dua kali. When she meets Matilda and Lavender in the novel, it is at a time when Matilda has settled in at school. Ketika ia bertemu Matilda dan Lavender dalam novel, adalah pada saat Matilda telah menetap di di sekolah. In the film, she meets them when Matilda walks around the playground. Dalam film tersebut, ia bertemu mereka ketika Matilda berjalan mengelilingi taman bermain. * Lavender catches the newt all by herself in the novel; she was with Matilda, Bruce and Hortensia in the film when it was caught, and mistook it for a frog . Lavender menangkap kadal semua oleh dirinya sendiri dalam novel ini; dia dengan Matilda, Bruce dan Hortensia dalam film ketika tertangkap, dan menganggapnya untuk katak . When Miss Trunchbull throws the newt out to the class, it falls on a light, then a boy catches it. Ketika Miss Trunchbull melempar kadal keluar kelas, itu jatuh pada lampu, maka anak laki-laki menangkap itu. In the novel, the newt landed right next to Lavender's desk, where she put it in her pencil case. Dalam novel, kadal itu mendarat tepat di samping meja Lavender, di mana dia taruh di kotak pensil nya. * In the novel, when Miss Honey asks the class if they know their multiplication tables, Matilda is the only one to raise her hand. Dalam novel itu, ketika Miss Madu bertanya kelas jika mereka tahu tabel perkalian mereka, Matilda adalah satu-satunya untuk mengangkat tangannya. In the film, the whole class knows their multiplication tables, Matilda's special ability is discovered when Miss Honey jokes that they could soon solve 13x379, which Matilda solves immediately. Dalam film tersebut, seluruh kelas tahu tabel perkalian mereka, kemampuan khusus Matilda adalah ditemukan ketika Miss lelucon Madu bahwa mereka segera bisa memecahkan 13x379, yang Matilda memecahkan segera. * There is a large food fight between the school children and the Trunchbull near the end of the film, while there is no food fight in the novel. Ada yang besar melawan makanan antara anak-anak sekolah dan Trunchbull dekat akhir film, sementara tidak ada makanan di melawan novel. Miss Trunchbull faints in one of the classes in the novel, and is carried out of the classroom. Nona Trunchbull pingsan di salah satu kelas dalam novel, dan dibawa keluar dari kelas. In the film, she flees after the food fight. Dalam film tersebut, dia melarikan diri setelah berjuang makanan. * Miss Trunchbull's violence and cruelty towards children is slightly mitigated in the film. Nona kekerasan dan kekejaman Trunchbull terhadap anak-anak sedikit dikurangi dalam film tersebut. When Miss Trunchbull hurls Amanda Thripp into the air, she lands safely gathering flowers (however narrowly missing a spiked fence) in the film. Ketika Miss Trunchbull melemparkan Amanda Thripp ke udara, dia mendarat dengan aman mengumpulkan bunga (namun nyaris hilang pagar berduri) dalam film. In the novel, she bounces three times but ultimately trots back to the playground. Dalam novel ini, ia memantul tiga kali tapi akhirnya trots kembali ke taman bermain. In the film, Matilda is locked in the chokey while the device is only described in the novel. Dalam film tersebut, Matilda terkunci di chokey saat perangkat hanya digambarkan dalam novel. In the scene where Trunchbull throws the boy out of the window, he was eating two M&M's during a literature class. Dalam adegan di mana anak itu melempar Trunchbull keluar dari jendela, ia makan dua M & M itu di kelas sastra. In the novel, he was eating Liquorice Allsorts during a Bible study class. Dalam novel itu, ia makan Allsorts Liquorice selama Alkitab studi kelas. In another scene, after Bruce Bogtrotter successfully eats an entire chocolate cake without throwing up, Miss Trunchbull then demands that everyone stay for five extra hours after school and copy from the dictionary as punishment, while in the novel, she tells them furiously to leave the assembly room. Dalam adegan lain, setelah Bruce Bogtrotter berhasil makan kue cokelat seluruh tanpa muntah, Miss Trunchbull kemudian menuntut bahwa setiap orang tinggal selama lima jam ekstra setelah sekolah dan menyalin dari kamus sebagai hukuman, sementara di novel ini, ia mengatakan kepada mereka mati-matian untuk meninggalkan perakitan kamar. * The sub-plot about Mr. Wormwood's shady deals landing him in trouble with the police is hardly mentioned at all in the novel, but in the film, this plot thread is expanded and built upon; Matilda notices the two FBI agents spying on them and repeatedly tries to tell her family without any of them believing her that they are (reiterating that no-one takes any notice of her despite her trying to help them) cops , with her parents insisting that they are speed boat salesmen. Sub-plot tentang penawaran teduh Mr Apsintus yang mendarat dia dalam kesulitan dengan polisi hampir tidak disebutkan sama sekali dalam novel, tapi di film, ini thread plot diperluas dan dibangun di atas; Matilda pemberitahuan dua FBI agen memata-matai mereka dan berulang kali mencoba untuk memberitahu keluarganya tanpa salah satu dari mereka percaya bahwa mereka adalah (mengulangi bahwa tidak ada satu mengambil pemberitahuan dari dirinya meskipun dia berusaha untuk membantu mereka) polisi , bersama orang tuanya berkeras bahwa mereka speed boat salesman. She even comes into direct confrontation with the two agents on one occasion, when they are searching the family garage for stolen car parts. Dia bahkan datang ke dalam konfrontasi langsung dengan dua agen pada satu kesempatan, ketika mereka mencari garasi keluarga untuk bagian mobil yang dicuri. She confronts them for searching without a warrant. Ia menghadapi mereka untuk mencari tanpa surat perintah. When they offer her a chance to co-operate with them against her father, she takes the handbrake off their car, causing it to roll off, and the FBI agents to end their search prematurely. Ketika mereka menawarinya kesempatan untuk bekerja sama dengan mereka melawan ayahnya, ia mengambil rem tangan dari mobil mereka, menyebabkan ia untuk roll off, dan agen-agen FBI untuk mengakhiri pencarian mereka sebelum waktunya. When the Wormwoods are found out to have used car parts, the locations they went to were different in both the novel and the film: it was Spain in the novel and Guam in the film. Ketika Wormwoods ditemukan keluar untuk telah menggunakan bagian-bagian mobil, lokasi mereka pergi ke yang berbeda di kedua novel dan film: itu Spanyol di novel dan Guam dalam film. * In the novel, Matilda ran to her parents' house to find out they were moving. Dalam novel, Matilda berlari ke rumah orangtuanya untuk mengetahui mereka bergerak. In the film, the family dropped by Miss Honey's house and told Matilda that they were leaving. Dalam film tersebut, keluarga turun rumah Miss Honey dan mengatakan Matilda bahwa mereka pergi. * In the novel, the Wormwoods' car as seen at the very end was a black Mercedes-Benz saloon. Dalam novel, mobil Wormwoods 'seperti yang terlihat di akhir adalah hitam Mercedes-Benz saloon. In the film, the Wormwoods' cars were a red Chrysler LeBaron convertible and a faded green Ford LTD station wagon, the latter being the getaway vehicle. Dalam film tersebut, mobil yang Wormwoods 'adalah merah Chrysler LeBaron konversi dan hijau pudar Ford LTD station wagon, yang terakhir menjadi kendaraan liburan. * In the novel, Mrs. Wormwood simply asks her husband for permission to allow Matilda to live with Miss Honey, while in the film, Matilda's parents need to sign official legal adoption forms, which were Xeroxed from a book. Dalam novel, Mrs Apsintus hanya meminta izin suaminya untuk memungkinkan Matilda hidup dengan Madu Nona, sementara di film, orangtua Matilda yang perlu menandatangani formulir adopsi resmi hukum, yang difotokopi dari buku. At the end of the novel, Michael is the only family member to say goodbye to Matilda when the family flees the country, but in the film, Matilda's mother is the one who says goodbye. Pada akhir novel, Michael adalah anggota keluarga hanya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Matilda ketika keluarga melarikan diri negeri, tetapi dalam film, ibu Matilda adalah orang yang mengatakan selamat tinggal. * In the novel, Matilda said "Did you know that the heart of a mouse beats at the rate of six hundred and fifty times a second?" Dalam novel, Matilda berkata "Apakah Anda tahu bahwa jantung berdetak pada mouse tingkat enam ratus lima puluh kali per detik?" In the film, Matilda said "Did you know that the heart of a mouse beats at the rate of six hundred and fifty times a minute?" Dalam film tersebut, Matilda berkata "Apakah Anda tahu bahwa jantung berdetak pada mouse tingkat enam ratus lima puluh kali per menit?" * In the film, Matilda refers to Charles Dickens mistakenly as "Dahl's Chickens." Dalam film tersebut, Matilda mengacu pada Charles Dickens keliru sebagai "Ayam Dahl." This spoonerism comes not from the Matilda novel but from another Roald Dahl novel, The BFG . Ini spoonerism tidak berasal dari novel Matilda tapi dari lain Roald Dahl novel, BFG

* o Asia o Eropa o Timur Tengah * Bisnis o Ekonomi o Keuangan o Sponsor * Olahraga o Sepak Bola o Bulu Tangkis * Teknologi o Internet o Perangkat * Blog * Gaya Hidup o Sponsor * Nusantara * Hiburan * Politik * Kriminal * Hukum Kisah Kecil dari Mereka yang Terbuang

Beberapa waktu lalu, menjelang 30 September, Yahoo! Indonesia mengundang komentar dan tanggapan dari pembaca soal Gerakan 30 September 1965. Sejarah atau cerita yang terjadi pada dan sesudah tanggal itu layak disebut misteri terbesar Indonesia sejak keruntuhan Orde Baru. Pada masa Orde Baru, apa yang terjadi pada dan sesudah 30 September 1965 berupaya 'dijelaskan' lewat pemutaran film 'Pengkhianatan G 30 S/PKI' yang disutradai oleh Arifin C Noer. Di dalam film tersebut dan lewat pelajaran sejarah di sekolah-sekolah, kita semua diajarkan mengenai satu versi sejarah yang absolut akan apa yang terjadi. Setelah kejatuhan Orde Baru, kita pun mendengar berbagai versi lain, cerita-cerita dari mereka di masyarakat yang hidupnya dijalani dengan stigma sebagai 'bekas anggota PKI' terlepas dari benar atau tidaknya tuduhan tersebut. Kami pun berupaya menanyakan pada pembaca Yahoo! Indonesia, apa yang mereka pikirkan ketika mendengar kata 'komunisme' atau PKI? Apa yang mereka yakini terjadi setelah 30 September 1965? Dan percayakah mereka pada penjelasan versi pemerintah yang diberikan selama ini? Salah satu hasil survey kami adalah, ada 58% pembaca Yahoo! Indonesia yang tidak percaya dengan penjelasan sejarah G 30 S versi pemerintah. Untuk bisa menjawab, pembaca harus terdaftar dan login ke akun Yahoo! mereka. Sampai survey berakhir pada 22 September 2011, ada 4791 orang yang berpartisipasi. Sekitar 19% (891 orang) mengaku percaya dengan penjelasan versi pemerintah, sementara 16% (750 orang) menjawab 'menunggu penjelasan lebih lanjut', dan 7% (348) menjawab 'tidak tahu'. Sementara pada jajak pendapat lain yang kami adakan lewat artikel "Pertanyaan Berulang di Akhir September", kami menanyakan, apakah PKI masih menjadi ancaman bagi bangsa? Ada 56% yang menjawab tidak, dan sisanya, 44% menjawab ya. Banyak pembaca kami yang menganggap bahwa apa yang berawal pada 30 September 1965 adalah buah dari pertentangan politik, baik itu kepentingan asing yang berusaha memprivatisasi aset-aset di Indonesia, kepentingan antara elite militer di angkatan bersenjata, penggulingan presiden, sampai pertentangan kepentingan asing dampak dari berlangsungnya Perang Dingin. Tapi banyak juga pembaca yang menginginkan sebuah penjelasan logis dari pemerintah kini akan apa yang terjadi di masa lalu. Seperti yang dikatakan Lu Ay, "G 30 September 1965 sebagai suatu peristiwa harus ditulis secara jujur, agar bangsa ini terbiasa menerima informasi yang benar." "Saya setuju apa yang dikatakan oleh Asvi Warman Adam, bahwa mengenai siapa pelaku G30S banyak melibatkan orang, dan banyak versinya, tidak bisa bahwa sebuah organisasi dihukum telah melakukan itu. Padahal dalam peristiwa itu banyak terlibat unsur PKI, tentara, masyarakat sipil, dll. Kita menunggu para sejarawan menuliskan peristiwa itu sebagai bgian dari rentetan peristiwa nasional dalam sejarah Indonesia." Mudjianto Mw juga mengatakan hal yang sama, "Saya yang lahir sebelum G 30 S 1965 sangat ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi pada bangsa ini dan di mana SUPERSEMAR sekarang ini? Dan apa dosa-dosa pengikut PKI kok semuanya dimusnakan? Setahu saya, sebab waktu itu apabila tidak ikut PKI, tidak mendapatkan pekerjaan. Sama halnya dengan Orde Baru dulu, yang tidak masuk organisasi tertentu juga akan tersisih." Jika menunggu penjelasan dari pemerintah akan peristiwa G 30 September 1965 sudah tidak memungkinkan, ada satu lagi yang bisa difokuskan. Yaitu permintaan maaf dari pemerintah Indonesia serta pemulihan nama baik mereka-mereka yang tanpa bukti jelas keterlibatannya, harus hidup dengan stigma 'bekas anggota PKI'. Beberapa pembaca kami mengirim contoh-contoh kasus tersebut. Seperti yang dikirim oleh Rdbmanze, ia bertanya, seberapa kita semua tahu akan beban yang harus dipikul oleh keluarga mantan anggota PKI. "Tidak semua orang-orang yang masuk blacklist adalah benar-benar anggota PKI. Ada yang ditulis karena berdasarkan ketidaksenangan, kecemburuan sosial. Ada seorang guru SD di kampung saya, yang selama hidupnya hanya mengabdi pada sekolah. Karena ada seseorang yang merasa sirik terhadap guru tersebut, maka dilaporkanlah si guru ke Koramil setempat sebagai simpatisan PKI. Alhasil ditangkaplah beliau." "Seberapa banyaknya beliau membantah dan mengelak sampai menghadirkan saksi, tidak dapat membantu beliau keluar dari daftar hitam PKI. Sekali PKI tetap PKI. Setelah ditangkap beberapa minggu Kemudian keluar surat pemecatan dari Dinas Pendidikan setempat dan sampai akhir hayatnya beliau tidak pernah bisa mengajar lagi dan jadi guru di sekolah manapun di negeri ini. Keluarga beliau pun jadi korban, anak-anak beliau tidak diterima di sekolah negeri manapun, bahkan di perguruan tinggi negeri." Dia bukan satu-satunya pembaca kami yang mengirim cerita seperti itu. Ada juga, Edi. "Di sini saya mewakili bapak saya dan pada waktu itu tercatat sebagai pegawai Dinas PU Jawa Tengah. Sejak adanya kejadian G 30 S PKI, beliau diberhentikan sementara tanpa mendapatkan gaji dan lainnya satu sen pun dari instansi terkait." "Dan sudah jelas beliau tidak terlibat dengan peristiwa tersebut, sampai saat ini beliau ingin memperjuangkan haknya yang sampai saat ini tidak terlaksana, atau hak beliau untuk mendapatkan kehidupan yang layak sebagai pegawai PU. Belum lama ini saya sudah coba datang ke instasi terkait sewaktu beliau bekerja tapi jawabannya mengecewakan sekali. saya berkeinginan adanya orang atau instansi manapun untuk bisa membantu dalam memperjuangkan yang semestinya menjadi hak orang tua saya." Ini baru contoh-contoh kecil akan perampasan hak mencari penghidupan yang terjadi akibat stigma PKI. Belum lagi mereka yang harus diadili dan dipenjara tanpa bukti-bukti kuat akan keterlibatannya dalam peristiwa G 30 S. Atau malah, mereka yang harus menjadi korban jiwa atas nama pembersihan politik. Kami menduga banyak cerita-cerita serupa mengenai peristiwa ini. Apa ada orang di sekitar Anda yang mengalami hal-hal seperti di atas? Berbagilah dengan kami lewat komentar di bawah ini.

Selasa, 27 September 2011

memaksimalkan fungsi otak

Tahukah Anda bahwa otak manusia dibagi atas dua bagian; otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berfungsi untuk mengerjakan tugas-tugas analitik seperti; bahasa verbal, matematika, logika, angka, urutan, penilaian, analisis dan linier. Sedangkan otak kanan sifatnya yang kreasi seperti; bentuk, intuisi, lagu, musik, warna, simbol, gambar, imajinasi dan menghayal. Sebagai pusat kontrol yang mengendalikan hidup anda, otaklah yang menentukan bagaimana cara anda berpikir dan berinteraksi dengan orang lain. Otak anda jauh lebih rumit dari komputer apapun dengan 100 juta milyar sel otak yang saling berhubungan satu sama lain. Mengoptimalkan fungsi otak adalah suatu keharusan jika anda ingin mengeluarkan potensi diri anda semaksimal mungkin. berikut ini beberapa cara untuk memaksimalkan kinerja otak : Bertanya Biasakan diri anda untuk selalu ingin tahu! Tanyakan kepada diri anda sendiri dan orang lain di sekitar anda tentang berbagai hal. Biasakan untuk bertanya “kenapa?” setidaknya 10 kali sehari. Otak anda menjadi terlatih dan kesempatan serta solusi akan muncul dalam kehidupan anda. Tertawa Peneliti mengatakan bahwa tertawa baik untuk kesehatan. Tanpa peneliti harus memberitahu, seumur hidup kita sudah merasakan khasiat tertawa yang dapat mengurangi stress dan tekanan mental. Jadi tertawalah sebelum tertawa itu dilarang! Bermain Teka-teki Menyelesaikan teka-teki di waktu luang adalah cara yang baik untuk melatih otak anda dan menjaga kondisinya. Tidak masalah apakah itu teka-teki silang, jigsaw atau permainan logika. Tetapi lakukanlah dengan menyadari bahwa teka-teki tersebut hanyalah sebuah permainan untuk kesenangan. Menggali Ingatan Lihatlah kembali album foto lama atau buku tahunan sekolah anda. Otak anda adalah sebuah mesin ingatan, jadi biarkanlah ia bekerja supaya tidak berkarat. Berlari untuk Sel Otak Para peneliti mengatakan bahwa orang yang melakukan banyak latihan fisik mungkin memiliki otak yang lebih baik. Peneliti di Salk Institute menemukan bahwa tikus yang suka berlari pada roda latihan mengalami pertumbuhan sel-sel baru dua kali lebih banyak pada otak daerah memori dan belajar. Para peneliti belum yakin dengan penyebabnya tetapi ada kemungkinan bahwa hal ini dikarenakan oleh latihan fisik yang tidak dipaksakan. Yang artinya, dengan menemukan cara untuk menikmati olahraga daripada terpaksa melakukannya dapat membuat anda menjadi lebih pintar juga. Jadi lakukanlah olahraga yang anda gemari, lari pagi dengan musik atau fitness dengan teman-teman anda untuk lebih menyegarkan otak anda. Mencoba Hal Baru Pakar neurobiology dari Duke University, professor Lawrence C. Katz, Ph.D mengatakan bahwa menemukan cara baru dalam berpikir dan mencoba berbagai hal baru dapat meningkatkan fungsi dari daerah otak yang kurang aktif. Pada intinya cobalah lakukan apa saja yang dapat membuat anda keluar dari kebiasaan cara berpikir anda selama ini, misalnya mencoba berbagai masakan baru, pergi ke kantor melalui jalan lain, mengunjungi tempat-tempat baru atau mencoba membuat suatu karya seni.

Sabtu, 24 September 2011

struktur data materi kuliah

•Strukturdata adalah merepresentasikan data pada memory secara logika dan meng-karakterisasikan setiap variabel dalam program secara eksplisit ataupun implisit, Untuk operasi yang dibolehkan/berlaku pada object data tersebut. •Struktur data diperlukan dalam perencanaan Algoritma dan penyusunan program sebagai dasar teknik dari Database. Data dan Algoritma •Tipe data adalah macam/isi data pada suatu variable dlm bhs pemograman, dpt berupa integer,real,karakter,boolean dan pointer atau disebut juga tipe data tunggal, sedangkan tipe data majemuk adalah string.•Array dan record termasuk strutur data sederhana.•Struktur data majemuk terdiri dari struktur data linier dan non linier. Struktur Data linier •Array : matrik dimensi satu dan dua bersifat statis. •Stack (tumpukan) , termasuk array dimensi satu. •Queue (antrian),ada yg linier dan circular termasuk array dimensi satu. •Dequeue (doble ended queue), termasuk array dimensi satu. •Matrix, array dimensi dua. •Linked List ( lis berkait) bersifat dinamis, terdiri dari : •Linier Single Linked List dan Doble Linked List. •Circular Single Linked List (multi Linked List) dan Doble Linked List(operasinya Insert dan Delete) Tipe Data Integer •Sebuah intege disajikan dalam memory dengan rumusan :•N <= 2n-1–1, N adl jumlah bit dalam memory satu bit sebagai sign.•Tipe byte ukuran memory = 1 byte range nilai 0 –255•Tipe shortin ukr mem 1 byte(komp 8 bit), -128 -127•Tipe integer ukr mem 2 byte(komp 16 bit),-32768 –32767.•Tipe word, 2 byte, 0 –65535•Tipe longint,4 byte(komp 32 bit), -2147483648 –2147483647.•Hasil suatu proses aritmatika diluar jangkauan akan terjadi overflow.•Operasi pembagian : Div hasilnya integer•Operasi dari sisa pembagian :Mod hasilnya integer.•Varnilai : byte;Beginnilai := 255;----------------------------END Tipe Data Real •Bilangan real dalam memory memakai sistem floating point yang terdiri dari mantisa(pecah) dan indek (eksponen) atau karakter dirumuskan : •X = M * Re, M pecahan , R radix dan e eksponen. Tipe Data Boolean •Mempunyai nilai true dan false, operatornya : and,or ,not •Deklarasi : •Var nilai :boolean; Begin nilai := true; --------------- end Tipe Data karakter •Ditulis diantara tanda petik meliputi numerik,alfabet dan spesial karakter. •Deklarasi: Var karakter : char; Begin karakter := ‘*” end Operasi string •Len(string) menghitung panjang string •Concate(s1,s2) •Substr(s,i,j), i posisi karakter, j jumlah karakter. •Insert(s1,s2,j), karakter pertama s2menggantikan posisi ke j dari s1. •Delete(s,i,j) hapus sepanjang j mulai dari posisi ke i. Tipe Data Pointer •Variable yg berisi address di memory (RAM) dimana data disimpan, bukan berisi data ,deklarasinya diberi tanda ^. •Deklarasi : type tipestring = string(40); pointerstring = ^tipestring; •Var posisi := pointerstring; •begin posisi^ := ‘Gunadarma end Tipe Data Native •Tipe data yang tersedia dalam bahasa pemograman.•Level Abstraksi dari tipe data :•Tipe Data Abstrak, tipe data sebagai hasil dari imajinasi.•Tipe data virtual , tipe data yang ada dalam vitualprosessor.•Misal : dalam bhs pemograman. Level Abstraksi dari tipe data •Tipe data physical , adalah tipe data yang secara pisik ada dalam Min Processor.•Hubungan struktur data :•Set, hubungan antar elemen karena termasuk dalam satu set , urutan elemen tidak penting. Misal s1= [ a,b,c] , s2= [c,b,a] ô€ƒ†s1= s2•Linier, struktur elemen mempunyai hubungan one to one,mis : Array, Linked List. •Tree/ hirarki, struktur elemennya mempunyai hubngan one to many •Graph / Network, struktur yang elemenya mempunyai hubungan many to many.

Rabu, 21 September 2011

materi visual basic 6.0

Materi Visual Basic 6 (Pemrograman Berbasis Dekstop) BAB I. Penegnalan Program dan IDE (Integrated Development Enviroment) 1.1 Mengenal Visual Basic (VB) Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintahperintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP) 1.2 Mengenal Integrated Development Environment (IDE) VB 6 Aktifkan VB 6 melalui tombol Start > Programs > Microsoft Visual Studio 6.0 > Microsoft Visual Basic 6 �� Menubar �� Toolbar �� Toolbox Bila Toolbox tidak muncul klik tombol Toolbox ( ) pada bagian Toolbar atau klik menu View > Toolbox. �� Jendela Form Bila Jendela Form tidak muncul klik tombol View Object ( ) pada bagian Project Explorer atau klik menu View > Object. �� Jendela Code Bila Jendela Code tidak muncul klik tombol View Code ( ) di pada bagian Project Explorer atau klik menu View > Code. �� Project Explorer Bila Project Explorer tidak muncul klik tombol Project Explorer ( ) pada bagian Toolbar atau klik menu View > Project Explorer. �� Jendela Properties Bila Jendela Properties tidak muncul klik tombol Properties Window ( ) pada bagian Toolbar atau klik menu View > Properties Window. 1.3 Memahami Istilah Object, Property, Method dan Event Dalam pemrograman berbasis obyek (OOP), anda perlu memahami istilah object, property, method dan event sebagai berikut : Object : komponen di dalam sebuah program Property : karakteristik yang dimiliki object Method : aksi yang dapat dilakukan oleh object Event : kejadian yang dapat dialami oleh object Object : Mobil Property : Merek: Toyota, Type: sedan Warna: merah Method : Maju,Mundur,Berhenti Event : Pintu dibuka, Ditabrak, Didorong Object : Form Property : BackColor, BorderStyle, Caption Method : Hide,Move,Show Event : Click, Load, Resize Implementasinya dalam sebuah aplikasi misalnya anda membuat form, maka form tersebut memiliki property, method, dan event. Sebagaimana pemrograman visual lain seperti Delphi daan Java, VB juga bersifat event driven progamming. Artinya anda dapat menyisipkan kode program pada event yang dimiliki suatu obyek BAB 2 VARIABLE DAN TYPE DATA 1.1 Mengenal Data dan Variabel Ketika seorang user (pengguna) menggunakan sebuah program komputer, seringkali komputermemintanya untuk memberikan informasi. Informasi ini kemudian disimpan atau diolah oleh komputer.Informasi inilah yang disebut dengan DATA.Visual Basic 6 mengenal beberapa type data, antara lain : �� String adalah type data untuk teks (huruf, angka dan tanda baca). �� Integer adalah type data untuk angka bulat. �� Single adalah type data untuk angka pecahan. �� Currency adalah type data untuk angka mata uang. �� Date adalah type data untuk tanggal dan jam. �� Boolean adalah type data yang bernilai TRUE atau FALSE. Data yang disimpan di dalam memory komputer membutuhkan sebuah wadah. Wadah inilah yangdisebut dengan VARIABEL. Setiap variabel untuk menyimpan data dengan type tertentu membutuhkanalokasi jumlah memory (byte) yang berbeda.Variabel dibuat melalui penulisan deklarasi variabel di dalam kode program :Dim As Contoh : Dim nama_user As String Aturan di dalam penamaan variabel : �� Harus diawali dengan huruf. �� Tidak boleh menggunakan spasi. Spasi bisa diganti dengan karakter underscore (_). �� Tidak boleh menggunakan karakter-karakter khusus (seperti : +, -, *, /, <, >, dll). �� Tidak boleh menggunakan kata-kata kunci yang sudah dikenal oleh VB(seperti : dim, as,string, integer, dll).Sebuah variabel hanya dapat menyimpan satu nilai data sesuai dengan type datanya. Cara mengisi nilai data ke dalam sebuah variabel : = Contoh : nama_user = “krisna”Untuk type data tertentu nilai_data harus diapit tanda pembatas. Type data string dibatasi tanda petikganda : “nilai_data”. Type data date dibatasi tanda pagar : #nilai_data#. Type data lainnya tidak perlu tanda pembatas.Sebuah variabel mempunyai ruang-lingkup (scope) dan waktu-hidup (lifetime) : �� Variabel global adalah variabel yang dapat dikenali oleh seluruh bagian program. Nilai data yangtersimpan didalamnya akan hidup terus selama program berjalan. �� Variabel lokal adalah variabel yang hanya dikenali oleh satu bagian program saja. Nilai data yangtersimpan didalamnya hanya hidup selama bagian program tersebut dijalankan.Variabel yang nilai datanya bersifat tetap dan tidak bisa diubah disebut KONSTANTA. Penulisandeklarasi konstanta di dalam kode program : Const As = Contoh : Const tgl_gajian As Date = #25/09/200

visual basic

Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM). Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat. Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Applications (VBA) dan Visual Basic Scripting Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda.[1] Para programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic Program-program yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tapi membutuhkan deklarasi fungsi luar tambahan.[1] Dalam pemrograman untuk bisnis, Visual Basic memiliki pangsa pasar yang sangat luas.[1] Sebuah survey yang dilakukan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 62% pengembang perangkat lunak dilaporkan menggunakan berbagai bentuk Visual Basic, yang diikuti oleh C++, JavaScript, C#, dan Java.[1] Daftar isi [sembunyikan] * 1 Sejarah * 2 Perkembangan Visual Basic o 2.1 Dari waktu ke waktu * 3 Pemrograman Berorientasi Objek (OOP) * 4 Desain Visual dan Komponen * 5 Lihat pula * 6 Referensi [sunting] Sejarah Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis perangkat lunak dengan mengembangkan interpreter bahasa Basic untuk Altair 8800, untuk kemudian ia ubah agar dapat berjalan di atas IBM PC dengan sistem operasi DOS. Perkembangan berikutnya ialah diluncurkannya BASICA (basic-advanced) untuk DOS. Setelah BASICA, Microsoft meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal juga sebagai Basic Compiler). Visual Basic adalah pengembangan dari bahasa komputer BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code). Bahasa BASIC diciptakan oleh Professor John Kemeny dan Thomas Eugene Kurtz dari Perguruan Tinggi Dartmouth pada pertengahan tahun 1960-an.[2] Bahasa program tersebut tersusun mirip dengan bahasa Inggris yang biasa digunakan oleh para programer untuk menulis program-program komputer sederhana yang berfungsi sebagai pembelajaran bagi konsep dasar pemrograman komputer. Sejak saat itu, banyak versi BASIC yang dikembangkan untuk digunakan pada berbagai platform komputer,[2] seperti Microsoft QBASIC, QUICKBASIC, GWBASIC, IBM BASICA, Apple BASIC dan lain-lain. Apple BASIC dikembangkan oleh Steve Wozniak, mantan karyawan Hewlett Packard dan teman dekat Steve Jobs (pendiri Apple Inc.).[2] Steve Jobs pernah bekerja dengan Wozniak sebelumnya (mereka membuat game arcade “Breakout” untuk Atari). Mereka mengumpulkan uang dan bersama-sama merakit PC, dan pada tanggal 1 April 1976 mereka secara resmi mendirikan perusahaan komputer Apple. Popularitas dan pemakaian BASIC yang luas dengan berbagai jenis komputer turut berperan dalam mengembangkan dan memperbaiki bahasa itu sendiri, dan akhirnya berujung pada lahirnya Visual Basic yang berbasis GUI (Graphic User Interface) bersamaan dengan Microsoft Windows. Pemrograman Visual Basic begitu mudah bagi pemula dan programer musiman karena ia menghemat waktu pemrograman dengan tersedianya komponen-komponen siap pakai.[2] Hingga akhirnya Visual Basic juga telah berkembang menjadi beberapa versi, sampai yang terbaru, yaitu Visual Basic 2010. Bagaimanapun juga Visual Basic 6.0 tetap menjadi versi yang paling populer karena mudah dalam membuat programnya dan ia tidak menghabiskan banyak memori.[2] Sejarah BASIC di tangan Microsoft sebagai bahasa yang diinterpretasi (BASICA) dan juga bahasa yang dikompilasi (BASCOM) membuat Visual Basic diimplementasikan sebagai gabungan keduanya.[3] Programmer yang menggunakan Visual Basic bisa memilih kode bahasa pemrograman yang dikompilasi atau kode yang harus bahasa pemrograman yang diinterpretasikan sebagai hasil porting dari kode VB.[3] Sayangnya, meskipun sudah terkompilasi jadi bahasa mesin, DLL bernama MSVBVMxx.DLL tetap dibutuhkan. Namun karakteristik bahasa terkompilasi tetap muncul (ia lebih cepat dari kalau kita pakai mode terinterpretasi).[3] [sunting] Perkembangan Visual Basic Visual Basic 1.0 dikenalkan pada tahun 1991. Konsep pemrograman dengan metode drag-and-drop untuk membuat tampilan aplikasi Visual Basic ini diadaptasi dari prototype generator form yang dikembangkan oleh Alan Cooper dan perusahaannya, dengan nama Tripod. Microsoft kemudian mengontrak Cooper dan perusahaannya untuk mengembangkan Tripod menjadi sistem form yang dapat diprogram untuk Windows 3.0, di bawah kode nama Ruby. Tripod tidak memiliki bahasa pemrograman sama sekali. Ini menyebabkan Microsoft memutuskan untuk mengkombinasikan Ruby dengan bahasa pemrograman Basic untuk membuat Visual Basic. [sunting] Dari waktu ke waktu * Proyek Thunder dimulai. * Visual Basic 1.0 dirilis untuk Windows pada Comdex/Windows Trade Show di Atlanta, Georgia pada Mei 1991. * Visual Basic 1.0 untuk DOS dirilis pada September 1992. Bahasa pemrogramannya sendiri tidak terlalu kompatibel dengan Visual Basic untuk Windows, karena sesungguhnya itu adalah versi selanjutnya dari kompiler BASIC berbasis DOS yang dikembangkan oleh Microsoft sendiri, yaitu QuickBASIC. Antarmuka dari program ini sendiri menggunakan antarmuka teks, dan memanfaatkan kode-kode ASCII tambahan untuk mensimulasikan tampilan GUI. * Visual Basic 2.0 dirilis pada November 1992. Lingkungan pemrogramannya lebih mudah untuk digunakan, dan kecepatannya lebih ditingkatkan. * Visual Basic 3.0 dirilis pada musim semi 1993 dan hadir dalam dua versi: Standar dan Professional. VB3 juga menyertakan versi 1.1 dari Microsoft Jet Database Engine yang dapat membaca dan menulis database Jet/Access 1.x. * Visual Basic 4.0 (Agustus 1995) adalah versi pertama yang dapat membuat program 32-bit seperti program 16-bit. VB4 juga memperkenalkan kemampuannya dalam membuat aplikasi non-GUI. Bila versi sebelumnya menggunakan kontrol VBX, sejak VB4 dirilis Visual Basic menggunakan kontrol OLE (dengan ekstensi file *.OCX), yang lebih dikenal kemudian dengan kontrol ActiveX. * Dengan versi 5.0 (Februari 1997), Microsoft merilis Visual Basic eksklusif untuk versi 32-bit dari Windows. Para programmer yang lebih memilih membuat kode 16-bit dapat meng-impor program yang ditulis dengan VB4 ke versi VB5, dan program-program VB5 dapat dikonversi dengan mudah ke dalam format VB4. * Visual Basic 6.0 (pertengahan 1998) telah diimprovisasi di beberapa bagian, termasuk kemampuan barunya, yaitu membuat aplikasi web. Meskipun kini VB6 sudah tidak didukung lagi, tetapi file runtime-nya masih didukung hingga Windows 7.

visual basic

Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM). Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat. Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Applications (VBA) dan Visual Basic Scripting Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda.[1] Para programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic Program-program yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tapi membutuhkan deklarasi fungsi luar tambahan.[1] Dalam pemrograman untuk bisnis, Visual Basic memiliki pangsa pasar yang sangat luas.[1] Sebuah survey yang dilakukan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 62% pengembang perangkat lunak dilaporkan menggunakan berbagai bentuk Visual Basic, yang diikuti oleh C++, JavaScript, C#, dan Java.[1] Daftar isi [sembunyikan] * 1 Sejarah * 2 Perkembangan Visual Basic o 2.1 Dari waktu ke waktu * 3 Pemrograman Berorientasi Objek (OOP) * 4 Desain Visual dan Komponen * 5 Lihat pula * 6 Referensi [sunting] Sejarah Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis perangkat lunak dengan mengembangkan interpreter bahasa Basic untuk Altair 8800, untuk kemudian ia ubah agar dapat berjalan di atas IBM PC dengan sistem operasi DOS. Perkembangan berikutnya ialah diluncurkannya BASICA (basic-advanced) untuk DOS. Setelah BASICA, Microsoft meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal juga sebagai Basic Compiler). Visual Basic adalah pengembangan dari bahasa komputer BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code). Bahasa BASIC diciptakan oleh Professor John Kemeny dan Thomas Eugene Kurtz dari Perguruan Tinggi Dartmouth pada pertengahan tahun 1960-an.[2] Bahasa program tersebut tersusun mirip dengan bahasa Inggris yang biasa digunakan oleh para programer untuk menulis program-program komputer sederhana yang berfungsi sebagai pembelajaran bagi konsep dasar pemrograman komputer. Sejak saat itu, banyak versi BASIC yang dikembangkan untuk digunakan pada berbagai platform komputer,[2] seperti Microsoft QBASIC, QUICKBASIC, GWBASIC, IBM BASICA, Apple BASIC dan lain-lain. Apple BASIC dikembangkan oleh Steve Wozniak, mantan karyawan Hewlett Packard dan teman dekat Steve Jobs (pendiri Apple Inc.).[2] Steve Jobs pernah bekerja dengan Wozniak sebelumnya (mereka membuat game arcade “Breakout” untuk Atari). Mereka mengumpulkan uang dan bersama-sama merakit PC, dan pada tanggal 1 April 1976 mereka secara resmi mendirikan perusahaan komputer Apple. Popularitas dan pemakaian BASIC yang luas dengan berbagai jenis komputer turut berperan dalam mengembangkan dan memperbaiki bahasa itu sendiri, dan akhirnya berujung pada lahirnya Visual Basic yang berbasis GUI (Graphic User Interface) bersamaan dengan Microsoft Windows. Pemrograman Visual Basic begitu mudah bagi pemula dan programer musiman karena ia menghemat waktu pemrograman dengan tersedianya komponen-komponen siap pakai.[2] Hingga akhirnya Visual Basic juga telah berkembang menjadi beberapa versi, sampai yang terbaru, yaitu Visual Basic 2010. Bagaimanapun juga Visual Basic 6.0 tetap menjadi versi yang paling populer karena mudah dalam membuat programnya dan ia tidak menghabiskan banyak memori.[2] Sejarah BASIC di tangan Microsoft sebagai bahasa yang diinterpretasi (BASICA) dan juga bahasa yang dikompilasi (BASCOM) membuat Visual Basic diimplementasikan sebagai gabungan keduanya.[3] Programmer yang menggunakan Visual Basic bisa memilih kode bahasa pemrograman yang dikompilasi atau kode yang harus bahasa pemrograman yang diinterpretasikan sebagai hasil porting dari kode VB.[3] Sayangnya, meskipun sudah terkompilasi jadi bahasa mesin, DLL bernama MSVBVMxx.DLL tetap dibutuhkan. Namun karakteristik bahasa terkompilasi tetap muncul (ia lebih cepat dari kalau kita pakai mode terinterpretasi).[3] [sunting] Perkembangan Visual Basic Visual Basic 1.0 dikenalkan pada tahun 1991. Konsep pemrograman dengan metode drag-and-drop untuk membuat tampilan aplikasi Visual Basic ini diadaptasi dari prototype generator form yang dikembangkan oleh Alan Cooper dan perusahaannya, dengan nama Tripod. Microsoft kemudian mengontrak Cooper dan perusahaannya untuk mengembangkan Tripod menjadi sistem form yang dapat diprogram untuk Windows 3.0, di bawah kode nama Ruby. Tripod tidak memiliki bahasa pemrograman sama sekali. Ini menyebabkan Microsoft memutuskan untuk mengkombinasikan Ruby dengan bahasa pemrograman Basic untuk membuat Visual Basic. [sunting] Dari waktu ke waktu * Proyek Thunder dimulai. * Visual Basic 1.0 dirilis untuk Windows pada Comdex/Windows Trade Show di Atlanta, Georgia pada Mei 1991. * Visual Basic 1.0 untuk DOS dirilis pada September 1992. Bahasa pemrogramannya sendiri tidak terlalu kompatibel dengan Visual Basic untuk Windows, karena sesungguhnya itu adalah versi selanjutnya dari kompiler BASIC berbasis DOS yang dikembangkan oleh Microsoft sendiri, yaitu QuickBASIC. Antarmuka dari program ini sendiri menggunakan antarmuka teks, dan memanfaatkan kode-kode ASCII tambahan untuk mensimulasikan tampilan GUI. * Visual Basic 2.0 dirilis pada November 1992. Lingkungan pemrogramannya lebih mudah untuk digunakan, dan kecepatannya lebih ditingkatkan. * Visual Basic 3.0 dirilis pada musim semi 1993 dan hadir dalam dua versi: Standar dan Professional. VB3 juga menyertakan versi 1.1 dari Microsoft Jet Database Engine yang dapat membaca dan menulis database Jet/Access 1.x. * Visual Basic 4.0 (Agustus 1995) adalah versi pertama yang dapat membuat program 32-bit seperti program 16-bit. VB4 juga memperkenalkan kemampuannya dalam membuat aplikasi non-GUI. Bila versi sebelumnya menggunakan kontrol VBX, sejak VB4 dirilis Visual Basic menggunakan kontrol OLE (dengan ekstensi file *.OCX), yang lebih dikenal kemudian dengan kontrol ActiveX. * Dengan versi 5.0 (Februari 1997), Microsoft merilis Visual Basic eksklusif untuk versi 32-bit dari Windows. Para programmer yang lebih memilih membuat kode 16-bit dapat meng-impor program yang ditulis dengan VB4 ke versi VB5, dan program-program VB5 dapat dikonversi dengan mudah ke dalam format VB4. * Visual Basic 6.0 (pertengahan 1998) telah diimprovisasi di beberapa bagian, termasuk kemampuan barunya, yaitu membuat aplikasi web. Meskipun kini VB6 sudah tidak didukung lagi, tetapi file runtime-nya masih didukung hingga Windows 7.

visual basic

Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM). Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat. Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Applications (VBA) dan Visual Basic Scripting Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda.[1] Para programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic Program-program yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tapi membutuhkan deklarasi fungsi luar tambahan.[1] Dalam pemrograman untuk bisnis, Visual Basic memiliki pangsa pasar yang sangat luas.[1] Sebuah survey yang dilakukan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 62% pengembang perangkat lunak dilaporkan menggunakan berbagai bentuk Visual Basic, yang diikuti oleh C++, JavaScript, C#, dan Java.[1] Daftar isi [sembunyikan] * 1 Sejarah * 2 Perkembangan Visual Basic o 2.1 Dari waktu ke waktu * 3 Pemrograman Berorientasi Objek (OOP) * 4 Desain Visual dan Komponen * 5 Lihat pula * 6 Referensi [sunting] Sejarah Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis perangkat lunak dengan mengembangkan interpreter bahasa Basic untuk Altair 8800, untuk kemudian ia ubah agar dapat berjalan di atas IBM PC dengan sistem operasi DOS. Perkembangan berikutnya ialah diluncurkannya BASICA (basic-advanced) untuk DOS. Setelah BASICA, Microsoft meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal juga sebagai Basic Compiler). Visual Basic adalah pengembangan dari bahasa komputer BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code). Bahasa BASIC diciptakan oleh Professor John Kemeny dan Thomas Eugene Kurtz dari Perguruan Tinggi Dartmouth pada pertengahan tahun 1960-an.[2] Bahasa program tersebut tersusun mirip dengan bahasa Inggris yang biasa digunakan oleh para programer untuk menulis program-program komputer sederhana yang berfungsi sebagai pembelajaran bagi konsep dasar pemrograman komputer. Sejak saat itu, banyak versi BASIC yang dikembangkan untuk digunakan pada berbagai platform komputer,[2] seperti Microsoft QBASIC, QUICKBASIC, GWBASIC, IBM BASICA, Apple BASIC dan lain-lain. Apple BASIC dikembangkan oleh Steve Wozniak, mantan karyawan Hewlett Packard dan teman dekat Steve Jobs (pendiri Apple Inc.).[2] Steve Jobs pernah bekerja dengan Wozniak sebelumnya (mereka membuat game arcade “Breakout” untuk Atari). Mereka mengumpulkan uang dan bersama-sama merakit PC, dan pada tanggal 1 April 1976 mereka secara resmi mendirikan perusahaan komputer Apple. Popularitas dan pemakaian BASIC yang luas dengan berbagai jenis komputer turut berperan dalam mengembangkan dan memperbaiki bahasa itu sendiri, dan akhirnya berujung pada lahirnya Visual Basic yang berbasis GUI (Graphic User Interface) bersamaan dengan Microsoft Windows. Pemrograman Visual Basic begitu mudah bagi pemula dan programer musiman karena ia menghemat waktu pemrograman dengan tersedianya komponen-komponen siap pakai.[2] Hingga akhirnya Visual Basic juga telah berkembang menjadi beberapa versi, sampai yang terbaru, yaitu Visual Basic 2010. Bagaimanapun juga Visual Basic 6.0 tetap menjadi versi yang paling populer karena mudah dalam membuat programnya dan ia tidak menghabiskan banyak memori.[2] Sejarah BASIC di tangan Microsoft sebagai bahasa yang diinterpretasi (BASICA) dan juga bahasa yang dikompilasi (BASCOM) membuat Visual Basic diimplementasikan sebagai gabungan keduanya.[3] Programmer yang menggunakan Visual Basic bisa memilih kode bahasa pemrograman yang dikompilasi atau kode yang harus bahasa pemrograman yang diinterpretasikan sebagai hasil porting dari kode VB.[3] Sayangnya, meskipun sudah terkompilasi jadi bahasa mesin, DLL bernama MSVBVMxx.DLL tetap dibutuhkan. Namun karakteristik bahasa terkompilasi tetap muncul (ia lebih cepat dari kalau kita pakai mode terinterpretasi).[3] [sunting] Perkembangan Visual Basic Visual Basic 1.0 dikenalkan pada tahun 1991. Konsep pemrograman dengan metode drag-and-drop untuk membuat tampilan aplikasi Visual Basic ini diadaptasi dari prototype generator form yang dikembangkan oleh Alan Cooper dan perusahaannya, dengan nama Tripod. Microsoft kemudian mengontrak Cooper dan perusahaannya untuk mengembangkan Tripod menjadi sistem form yang dapat diprogram untuk Windows 3.0, di bawah kode nama Ruby. Tripod tidak memiliki bahasa pemrograman sama sekali. Ini menyebabkan Microsoft memutuskan untuk mengkombinasikan Ruby dengan bahasa pemrograman Basic untuk membuat Visual Basic. [sunting] Dari waktu ke waktu * Proyek Thunder dimulai. * Visual Basic 1.0 dirilis untuk Windows pada Comdex/Windows Trade Show di Atlanta, Georgia pada Mei 1991. * Visual Basic 1.0 untuk DOS dirilis pada September 1992. Bahasa pemrogramannya sendiri tidak terlalu kompatibel dengan Visual Basic untuk Windows, karena sesungguhnya itu adalah versi selanjutnya dari kompiler BASIC berbasis DOS yang dikembangkan oleh Microsoft sendiri, yaitu QuickBASIC. Antarmuka dari program ini sendiri menggunakan antarmuka teks, dan memanfaatkan kode-kode ASCII tambahan untuk mensimulasikan tampilan GUI. * Visual Basic 2.0 dirilis pada November 1992. Lingkungan pemrogramannya lebih mudah untuk digunakan, dan kecepatannya lebih ditingkatkan. * Visual Basic 3.0 dirilis pada musim semi 1993 dan hadir dalam dua versi: Standar dan Professional. VB3 juga menyertakan versi 1.1 dari Microsoft Jet Database Engine yang dapat membaca dan menulis database Jet/Access 1.x. * Visual Basic 4.0 (Agustus 1995) adalah versi pertama yang dapat membuat program 32-bit seperti program 16-bit. VB4 juga memperkenalkan kemampuannya dalam membuat aplikasi non-GUI. Bila versi sebelumnya menggunakan kontrol VBX, sejak VB4 dirilis Visual Basic menggunakan kontrol OLE (dengan ekstensi file *.OCX), yang lebih dikenal kemudian dengan kontrol ActiveX. * Dengan versi 5.0 (Februari 1997), Microsoft merilis Visual Basic eksklusif untuk versi 32-bit dari Windows. Para programmer yang lebih memilih membuat kode 16-bit dapat meng-impor program yang ditulis dengan VB4 ke versi VB5, dan program-program VB5 dapat dikonversi dengan mudah ke dalam format VB4. * Visual Basic 6.0 (pertengahan 1998) telah diimprovisasi di beberapa bagian, termasuk kemampuan barunya, yaitu membuat aplikasi web. Meskipun kini VB6 sudah tidak didukung lagi, tetapi file runtime-nya masih didukung hingga Windows 7.

dasar dasar web dan html

DASAR -DASAR WEB DAN HTMLô€‚ƒKonsep dasar Webô€‚ƒArsitektur Webô€‚ƒHTTPô€‚ƒClient Side Programmingô€‚ƒServer Side Programmingô€‚ƒWeb Server Software (PHPTriad, XAMPP)ô€‚ƒKonsepHTML 1 KonsepDasar PemrogramanWeb DefinisiWeb World Wide Web ("WWW", atausingkatnya"Web") adalahsuaturuanginformasidimanasumber-sumberdayayang bergunadiidentifikasiolehpengenalglobal yang disebutUniform Resource Identifier (URI). WWW seringdianggapsamadenganInternet secarakeseluruhan, walaupunsebenarnyaiahanyalahbagiandaripadanya. Hiperteksdilihatdengansebuahprogram bernamabrowser web yang mengambilinformasi(disebut"dokumen" atau“halamanweb") dariserver web danmenampilkannya, biasanyadisebuahmonitor. Kita laludapatmengikutipranaladisetiaphalamanuntukpindahkedokumenlain ataubahkanmengiriminformasikembalikepadaserver untukberinteraksidengannya. Inidisebut"surfing"atau"berselancar"dalambahasaIndonesia. Halamanweb biasanyadiaturdalamkoleksimaterial yang berkaitanyang disebut“situsweb". 2 ArsitekturWeb Arsitektur 3 HTTP HTTP (HyperTextTransfer Protocol) adalahprotokolyang dipergunakanuntukmentransferdokumendalamWorld Wide Web(WWW). Protokol ini adalah protokol ringan, tidak berstatus dan generik yang dapat dipergunakan berbagai macam tipe dokumen. Pengembangan HTTP dikoordinasi oleh Konsorsium World Wide Web(W3C) dan grup bekerja Internet Engineering Task Force(IETF), bekerja dalam publikasi satu seri RFC, yang paling terkenal RFC 2616, yang menjelaskan HTTP/1,1, versti HTTP yang digunakan umum sekarang ini. HTTP adalah sebuah protokol meminta/menjawab antara clientdan server. Sebuh client HTTP seperti web browser, biasanya memulai permintaan dengan membuat hubungan TCP/IPke porttertentu di tuan rumah yang jauh (biasanya port 80). Sebuah server HTTP yang mendengarkan diport tersebut menunggu client mengirim kode permintaan (request), seperti "GET / HTTP/1.1" (yang akan meminta halaman yang sudah ditentukan), diikuti dengan pesan MIMEyang memiliki beberapa informasi kode kepala yang menjelaskan aspek dari permintaan tersebut, diikut dengan badan dari data tertentu. Beberapa kepala (header) juga bebas ditulis atau tidak, sementara lainnya (seperti tuan rumah) diperlukan oleh protokol HTTP/1,1. Begitu menerima kode permintaan (dan pesan, bila ada), server mengirim kembali kode jawaban, seperti "200 OK", dan sebuah pesan yang diminta, atau sebuah pesan error atau pesan lainnya. 4 HTTP Sejarah ProtokolHTTP pertamakali dipergunakandalamWWW padatahun1990. Padasaattersebutyang dipakaiadalahprotokolHTTP versi0.9. Versi0.9 iniadalahprotokoltransfer dokumensecaramentah, maksudnyaadalahdata dokumendikirimsesuaidenganisidaridokumentersebuttanpamemandangtipedaridokumen. Kemudianpadatahun1996protokolHTTP diperbaikimenjadiHTTP versi1.0. Perubahaniniuntukmengakomodasitipe-tipedokumenyang hendakdikirimbesertaenkodingyang dipergunakandalampengirimandata dokumen. Sesuaidenganperkembanganinfrastrukturinternet makapadatahun1999dikeluarkanHTTP versi1.1 untukmengakomodasiproxy, cachedankoneksiyang persisten. 5 HTTP ContohTransaksi S = Server C = Client C: (Inisialisasikoneksi) C: GET /index.htmHTTP/1.1 C: Host: www.wikipedia.org S: 200 OK S: Mime-type: text/html S: S: --data dokumen-- S: (close connectioin) 6 Client Side Programming Dalamjaringankomputer, kata“client side”mengacukepadaoperasiyang dilakukanolehclient padasatuhubungan“client-server”. Secaraumum, suatuclient adalahsatuaplikasikomputer, sepertiweb browser yang berjalanpadasatukomputerlokaldaripenggunaatauworkstation danterhubungkesatuserver seperlunya. Operasidapatdilakukanclient-side karenaoperasitersebutmembutuhkanakseskeinformasiataufungsiyang tersediapadaclient tetapitidakpadaserver, karenapenggunamembutuhkanobservasiterhadapoperasitersebutataumenyediakaninput, atauserver kekurangankekuatanpememrosesanuntukmelakukanoperasiyang tepatwaktuuntukseluruhclient yang harusdilayaninya. Sebagaitambahan, jikaoperasidapatdilakukanolehclient tanpamengirimdata melaluijaringan, makahalitumemakanwaktulebihsedikit, menggunakanlebihkecilbandwidth danmengurangiresikokeamanaan. 7 Client Side Programming Client-side scripting umumnyamengacukepadakelasdariprogram komputerpadaweb yang dieksekusiclient-side, olehweb browser nyapengguna, daripadaserverside(padaweb server). Client-side scripting generally refers to the class of computer programson the webthat are executedclient-side, by the user's web browser, instead of server-side(on the web server). This type of computer programmingis an important part of the Dynamic HTML(DHTML) concept, enabling web pagesto be scripted; that is, to have different and changing content depending on user input, environmental conditions (such as the time of day), or other variables. Web authors write client-sidescripts in languages such as JavaScript(Client-side JavaScript) or VBScript, which are based on several standards: HTML scripting HTTP Document Object Model 8 Client Side Programming Client-side scripts are often embedded within an HTMLdocument, but they may also be contained in a separate file, which is referenced by the document (or documents) that use it. Upon request, the necessary files are sent to the user's computer by the web server(or servers) on which they reside. The user's web browserexecutesthe script, then displays the document, including any visible output from the script. Client-side scripts may also contain instructions for the browser to follow if the user interacts with the document in a certain way, e.g., clicks a certain button. These instructions can be followed without further communication with the server, though they may require such communication. By viewing the file that contains the script, users may be able to see its source code. Many web authors learn how to write client-side scripts partly by examining the source code for other authors' scripts. 9 Client Side Programming In contrast, server-side scripts, written in languages such as Perland PHP, are executed by the web server when the user requests a document. They produce output in a format understandable by web browsers (usually HTML), which is then sent to the user's computer. The user cannot see the script's source code (unless the author publishes the code separately), and may not even be aware that a script was executed. The documents produced by server-side scripts may, of course, contain client-side scripts. Client-side scripts have greater access to the information and functions available on the user's computer, whereas server-side scripts have greater access to the information and functions available on the server.Server-side scripts require that their language's interpreteris installed on the server, and produce the same output regardless of the client's browser, operating system, or other system details. Client-side scripts do not require additional software on the server (making them popular with authors who lack administrative access to their servers); however, they do require that the user's web browser understands the scripting language in which they are written. It is therefore impractical for an author to write scripts in a language that is not supported by the web browsers used by a majority of his or her audience. 10 Server Side Programming In computer networking,the term server-side refers to operations that are performed by the server in a client-serverrelationship. Typically, a server is a software program, such as a web server, that runs on a remote server, reachable from a user's local computeror workstation. Operations may be performed server-side because they require access to information or functionality that is not available on the client, or require typical behaviourthat is unreliable when it is done client-side. Server-side operations also include processing and storage of data from a client to a server, which can be viewed by a group of clients. 11 Server Side Programming Server-side scripting is a web servertechnology in which a user's request is fulfilled by running a script directly on the web server to generate dynamic HTMLpages. It is usually used to provide interactive web sites that interface to databases or other data stores. This is different from client-side scriptingwhere scripts are run by the viewing web browser, usually in JavaScript. The primary advantage to server-side scripting is the ability to highly customize the response based on the user's requirements, access rights, or queries into data stores. 12 Server Side Programming In the "old" days of the web this was almost exclusively performed using a combination of Cprograms, Perlscripts and Shell scriptsusing the Common Gateway Interface(CGI). Those scripts were executed by the operating system, and the results simply served back by the web server. Nowadays, these and other online scripting languages such as ASPand PHPcan often be executed directly by the web server itself or by extension modules (e.g. mod_perlor mod_php) to the web server. Either form of scripting (i.e. CGI or direct execution) can be used to build up complex multi-page sites, but direct execution usually results in lower overhead due to the lack of calls to external interpreters. Dynamic websites are also sometimes powered by custom web application servers, for example the Python"Base HTTP Server" library, although some may not consider this to be server-side scripting. 13 Server Side Programming List of server-side scripting technologies Any programming language can generate web pages through CGI or an extension module or application server framework. This section lists technologies designed mainly or exclusively for server-side scripting, typically by embedding instructions directly in template web pages. ASP Microsoft designed solution allowing various languages (though generally VBscriptis used) inside a HTML-like outer page, mainly used on Windows but with limited supporton other platforms. ColdFusion Cross platform tag based commercial server side scripting system. JSP A Java-based system for embedding code in HTML pages. Lasso A Datasourceneutral interpreted programming language and cross platform server. SSI A fairly basic system which is part of the common apache web server. Not a full programming environment by far but still handy for simple things like including a common menu. PHP Common opensourcesolution based on including code in its own language into an HTML page. Server-side JavaScript A language generally used on the client side but also occasionally on the server side. SMX Lisplikeopensourcelanguage designed to be embedded into an HTML page. [edit] 14 Web Server Software Server web adalahsebuahperangkatlunakserver yang berfungsimenerimapermintaanHTTPatauHTTPSdariklienyang dikenaldenganbrowser webdanmengirimkankembalihasilnyadalambentukhalaman-halamanweb yang umumnyaberbentukdokumenHTML. Server web yang terkenaldiantaranyaadalahApachedanMicrosoft Internet Information Service(IIS). Apache merupakanserver web antar-platform, sedangkanIIS hanyadapatberoperasidisistemoperasiWindows. Server web jugadapatberartikomputeryang berfungsisepertidefinisidiatas. 15 Web Server Software XAMPP is a free software package containing the Apache HTTP Server, MySQLdatabaseand necessary tools to use the PHPand Perlprogramming languages. The program is released under the GNU General Public Licenseand serves as a free, easy-to-use web server, capable of serving dynamic pages. Currently, XAMPP is available for Windows, Linux, Sun Solarisand Mac OS X(the X in its name could stand for any one of these operating systems). XAMPP is widely named the "lazy man's WAMP/LAMPinstallation," as it only requires one zip, taror exefile to be downloaded and run, and very little configuration of the various components that make up the web server is required. XAMPP is regularly updated to incorporate the latest releases of Apache/MySQL/PHP and Perl. It also comes with a number of other modules, including OpenSSLand phpMyAdmin. Officially, XAMPP is only intended for use as a development tool, to allow website designers and programmers to test their work on their own computers without any access to the Internet. In practice, however, XAMPP is sometimes used to actually serve web pages on the World Wide Web, and with some modifications it is generally secure enough to do so. 16 HTML HyperTextMarkup Language (HTML) adalahsebuahbahasamarkupyang digunakanuntukmembuatsebuahhalamanweb danmenampilkanberbagaiinformasididalamsebuahbrowser Internet. Bermuladarisebuahbahasayang sebelumnyabanyakdigunakandiduniapenerbitandanpercetakanyang disebutdenganSGML, HTML adalahsebuahstandaryang digunakansecaraluasuntukmenampilkanhalamanweb danHTML kinimerupakanstandarInternetyang saatinidikendalikanolehWorld Wide Web Consortium (W3C). VersiterakhirdariHTML adalahHTML 4.01, meskipunsaatinitelahberkembangXHTMLyang merupakanpengembangandariHTML. 17 HTML HTML berupakode-kodetag yang menginstruksikanbrowser untukmenghasilkantampilansesuaidenganyang diinginkan. Sebuahfile yang merupakanfile HTML dapatdibukadenganmenggunakanbrowser websepertiMozillaFirefoxatauMicrosoftInternet Explorer. HTML jugadapatdikenaliolehaplikasipembukaemail ataupundariPDA danprogram lain yang memilikikemampuanbrowser. 18 HTML Markup/Tanda Secaragarisbesar, terdapat4 jeniselemendariHTML: structural. tandayang menentukanlevel atautingkatandarisebuahteks(contoh,

Golf

akanmemerintahkanbrowser untukmenampilkan"Golf" sebagaitekstebalbesaryang menunjukkansebagaiHeading 1 presentational. tandayang menentukantampilandarisebuahtekstidakpedulidenganlevel daritekstersebut(contoh, boldface akanmenampilkanbold. Tandapresentational saatinisudahmulaidigantikanolehCSSdantidakdirekomendasikanuntukmengaturtampilanteks, hypertext. tandayang menunjukkanpranalakebagiandaridokumentersebutataupranalakedokumenlain (contoh, Wikipedia akanmenampilkanWikipediasebagaisebuahhyperlinkkeURLtertentu), Elemenwidgetyang membuatobjek-objeklain sepertitombol(

materi html

Mark Up Language •Mark up : informasitambahanyang ditempatkanpada teksuntukmenjelaskanbagaimanatekstersebut diinterpretasi •Mark up ditambahkanbukanuntuktampilantetapi untukmemberikanstrukturinterpretasi/pemberianarti •HTML (HyperTextMarkup Language) merupakansubset dariSGML (Standard Generalized Markup Language) Contohsubset lain dariSGML : •XML (eXtensibleMarkup Language) •SMIL (Synchronized Multimedia Integration Language) •MathML(Mathematical Markup Language) •CML (Chemical Markup Language) 2 TentangHTML •HTML : format standaruntukmembuatdokumen web •HTML versiterakhir: HTML 4.01 •SpesifikasiHTML standar: http://www.w3.org/TR/html4 •HTML merupakanbahasabertanda, menggunakanrangkaiantekstertentu(tag) untukmenandaiteksyang mempunyai interpretasikhusus •File HTML berupafile teks(plain text file), bukan binary file 3 ContohDokumenHTML Homepage saya

Saya

Perkenalan

Perkenalkan, namasaya..... Iniadalahhomepage pertama saya, karenasayabarubelajartentang caramembuathomepage.

4 HTML Authoring Tools Visual Editor •Macromedia DreamWeaver •MS Word •dl Text Editor •OS default –notepad (Windows) –vi (Unix) •Third party –EditPlus, Crimson Editor, UltraEdit (Windows) –joe(Linux) –dl l l 5 DaftarTag
Gantibaris Fontd
  • Enumerasi
    Garismendatar Gambar Link (kaitan) Tabel Komentar Dokumen Header Juduldokumen <body> Isidokumen <h1> Judulparagraf <p> Paragraf <b> <i> <u> <sup> <sub> Atribut 6 MengenaiPenulisanTag •Tag dibentukolehsuatukata(keyword) yang diapitolehtandakurunglancip(<tag>) •Tag bolehditulisdalamhurufkecilmaupun kapitald •Tag harusberpasangan, yaitutag awaldiikuti tag akhir, kecualitag tunggal <p> teks</p> <br> <hr /> •Diantaratag awaldantag akhirbisaterdapat tag lain •Penulisantag tidakbolehtumpangtindih <tag1><tag2> teks</tag1></tag2> →penulisanyang salah <tag1><tag2> teks</tag2></tag1> →penulisanyang benar 7 SkemaDasarHTML <HTML> <HEAD> <TITLE>Juduldokumen Isidokumen 8 MengenaiPenulisanHTML •Browser HTML menginterpretasikansatuatau beberapaspace yang berdekatansebagaisebuah space teksteksteksteks dianggapsebagai: teksteksteksteks •Browser HTML menginterpretasikanCarriage Return (Enter) danindentasi(Tab) sebagaisebuahspace •Adabeberapakarakterkhususyang dapat direpresentasikandengankodetertentu –  spasi –< < –> > –& & –" " 9 Tag Dasar •HTML: menandaiawaldanakhirdokumenHTML dokumen •Head: menandaibagianheader dokumenHTML header •Title: memberijudulpadadokumenHTML juduldokumen •Body: menandaiawaldanakhirisidokumen isidokumenisidokumen 10 Tag Judul(Heading) Judulparagraf n = 1,2,3,4,5,6 (tingkatjudul) Untukmenuliskanjudulsuatuparagraf 11 Tag Paragraf(Paragraph)

    paragraf

    Untukmenandaisuatuparagraf. Suatuparagrafakanterlihatdibatasiolehsatubaris kosongsebelumdansesudahnya. 12 Tag Atribut1 (Bold, Italic, Underline) Kalimatyang dicetaktebalKalimatyang dicetakmiringKalimatyang digarisbawahi Untukmenandaibagiankalimatagar dicetaktebal, miring, dan/ataudigarisbawahi. 13 Tag Atribut2 (Superscript, Subscript) bagianyang dicetaktinggibagianyang dicetakrendah Untukmenandaibagiankarakteragar dicetak tinggiataurendah, biasanyauntukrumus matematikaataukimia. 14 Tag GantiBaris(Break line)
    Untukpindahkebarisberikutnya. Bentukpenulisanlain yang dianjurkan(XML style) :
    15 Tag Fontd(size) Memformatsuatubagiankalimatdenganukuran,jenishuruf, atauwarnatertentu.Tag : font Parameter : size, face, color 16 Tag Fontd(face) Memformatsuatubagiankalimatdenganukuran,jenishuruf, atauwarnatertentu.Tag : font Parameter : size, face, color 17 Tag Fontd(color) Memformatsuatubagiankalimatdenganukuran, jenishuruf, atauwarnatertentu. Tag : font Parameter : size, face, color 18 Tag Enumerasi (List, Unnumbered List, Ordered List)
  • item
  • Untukmenandaisuatuitem daridaftar(enumerasi), diawali dengansimbol•(bullet) Kelompokitem harusdiapitolehtag
    dalamdaftarbertingkat. Untukmenomorienumerasidengannomorurut(1,2,3), apitlahdengantag
    19 Tag GarisMendatar(Horizontal Line)
    membentukgarispemisahmendatar. Bentukpenulisanlain yang dianjurkan(XML style) :
    20 Tag Gambar(Image) NamaFileGambar= file gambaryang mempunyaiekstensi.GIF, .JPG, atau.PNG. Untukmenampilkansebuahfile gambar. Bentukpenulisanlain yang dianjurkan(XML style) : 21 Tag Link (Anchor) Katayang di-click Katayang dituju Link = AlamatURL ataunamafile dan/atauacuanyang dituju Acuan= Katasembarangsebagaipenanda membentuklink keURL/file/bagiandokumenlain. 22 Tag Tabel(Table) -data
    definisitabel
    Menampilkandata dalambentuktabel Tabeldidefinisikandengancaramenyatakanbaris-barisdankolom-kolom. Tag untukpenandabarisadalah definisibaris Tag untukpenandakolomadalahdata 23 Tag Tabel(Table) -layout Untukmenataletak(layout) isidokumen(walaupun hakikatnyabukanuntukkeperluanini) 24
  • pemrograman berbasis web

    Pengenalan Bahasa Pemograman Berbasis Web Bahasa Pemograman berbasis Web memang sangat familiar dan menjadi suatu trend di kalangan pemula seperti saya ini.Banyak software yang berbasis pembuatan Web seperti frontpage , Dreamweaver, dan Joomla yang databasenya menggunakan PHP dan MySql.Ada beberapa struktur pemahaman tentang bahasa pemograman yang berbasis Web yang digunakan dalam pembuatan suatu website maupun Blog yang harus dipahami dasar-dasarnya.Berikut merupakan bahasa pemrograman yang berbasis Web. 1. Bahasa Pemrograman HTML HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet.HTML saat ini merupakan standar Internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C).HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan.Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan browser web seperti Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer. 2. Bahasa Pemrograman PHP PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama FI (Form Interpreted), yang wujudnya berupa sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data form dari web.PHP banyak dipakai untuk membuat situs web yang dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.PHP biasanya berjalan pada sistem operasi linux (PHP juga bisa dijalankan dengan hosting windows). 3. Bahasa Pemrograman Javascript Javascript adalah bahasa scripting yang handal yang berjalan pada sisi client.JavaScript merupakan sebuah bahasa scripting yang dikembangkan oleh Netscape.Untuk menjalankan script yang ditulis dengan JavaScript kita membutuhkan JavaScript-enabled browser yaitu browser yang mampu menjalankan JavaScript. 4. Bahasa Pemrograman CSS Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup.Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML.Walaupun demikian, bahasanya sendiri dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk SVG dan XUL.Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C). 5. Bahasa Pemrograman ASP ASP adalah singkatan dari Active Server Pages yang merupakan salah satu bahasa pemograman web untuk menciptakan halaman web yang dinamis.ASP merupakan salah satu produk teknologi yang disediakan oleh Microsoft.ASP bekerja pada web server dan merupakan server side scripting. 6. Bahasa Pemrograman XML Extensible Markup Language (XML) adalah bahasa markup serbaguna yang direkomendasikan W3C untuk mendeskripsikan berbagai macam data.XML menggunakan markup tags seperti halnya HTML namun penggunaannya tidak terbatas pada tampilan halaman web saja.XML merupakan suatu metode dalam membuat penanda/markup pada sebuah dokumen. 7. Bahasa Pemrograman WML WML adalah kepanjangan dari Wireless Markup Language, yaitu bahasa pemrograman yang digunakan dalam aplikasi berbasis XML (eXtensible Markup Langauge).WML ini adalah bahasa pemrograman yang digunakan dalam aplikasi wireless.WML merupakan analogi dari HTML yang berjalan pada protocol nirkabel. 8. Bahasa Pemrograman PERL Perl adalah bahasa pemrograman untuk mesin dengan sistem operasi Unix (SunOS, Linux, BSD, HP-UX), juga tersedia untuk sistem operasi seperti DOS, Windows, PowerPC, BeOS, VMS, EBCDIC, dan PocketPC.PERL merupakan bahasa pemograman yang mirip bahasa pemograman C. 9. Bahasa Pemrograman CFM Cfm dibuat menggunakan tag ColdFusion dengan software Adobe ColdFusion / BlueDragon / Coldfusion Studio.Syntax coldfusion berbasis html.

    Pemrograman berbasis web dengan PHP

    Pemrograman berbasis web dengan PHP

    SIM sitem informasi manajemen

    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis seperti terlihat pada Gambar 1-1 di bawah ini. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 2 Gambar – 1-1 Para manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia. Dalam modul sistem informasi manajemen ini, topik-topik yang dibahas antara lain berkenaan dengan bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dikaitkan dengan pentingnya atau bantuannya dalam proses pengambilan keputusan manajemen. Selain itu dibahas pula mengenai perkembangan dari sistem informasi manajemen, tahap-tahap pengembangan sistem, dan peran penting dari sistem pendukung untuk pengambilan keputusan. Pada bagian akhir modul ini juga akan dibahas mengenai bagaimana sistem pengamanan dan pengendalian dalam pemanfaatan teknologi informasi di dalam sistem informasi manajemen. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 3 Sebagai tambahan, juga dibahas mengenai dampak atau pengaruh etika dan sosial dari sistem informasi. Pembahasan modul sistem informasi manajemen ini menggunakan pendekatan bagaimana penerapannya pada sektor publik, hal ini sejalan dengan sasaran pengguna modul diklat ini yaitu para pegawai di lingkungan instansi pemerintahan. Dan untuk lebih mendukung dan memperkaya pembahasan modul ini, pada bagian akhir modul ini dilampirkan kebijakan pemerintah khususnya Inpres No.1 Tahun 2006 tentang Pengembangan Pendayagunaan Telematika di Indonesia dan Inpres No.3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government (Lampiran 1). B. Tujuan Pemelajaran Umum (TPU) Modul ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan umum kepada para peserta diklat tentang materi sistem informasi manajemen. Dengan mempelajari isi modul ini, para peserta diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dasar mengenai sistem informasi manajemen dan memahami peran sistem informasi manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Di samping itu, pemahaman yang memadai akan materi sistem informasi manajemen merupakan langkah awal, khususnya bagai auditor, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya mengenai audit atas sistem informasi. C. Tujuan Pemelajaran Khusus (TPK) Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat: 1. memiliki satu pengertian tentang sistem informasi manajemen dan kemampuan dasar dari sistem tersebut, dapat menguraikan hambatanhambatan dalam perkembangan SIM dan mampu mengidentifikasi Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 4 struktur hirarki pengguna SIM dan tingkatan manajemen dalam pengambilan keputusan; 2. mampu menjelaskan arti penting dari sistem pendukung yang digunakan untuk mempertajam kualitas pengambilan keputusan, mampu menguraikan dan menjabarkan model-model sistem pendukung yang umum digunakan dalam berbagai aktivitas dan kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan dukungan khususnya kepada auditor untuk dapat memanfaatkan model sistem pendukung di dalam pelaksanaan penugasan audit; 3. mampu menjelaskan pendekatan dan model yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi, mampu menguraikan dan menjabarkan proses pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk merancang sistem informasi, dan memahami jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem informasi; 4. mampu menjelaskan berbagai risiko khususnya terkait dengan kerentanan dan gangguan teknologi informasi dalam sistem informasi dan mampu menguraikan unsur-unsur pengendalian dalam sistem informasi untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana (disaster), kesalahan (errors), interupsi pelayanan dan kejahatan terhadap pemanfaatan komputer; dan 5. mampu menjelaskan mengenai dampak perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap etika dan lingkungan sosial masyarakat pengguna, memahami bagaimana etika berhubungan dengan sistem informasi dan mengenali peran etika dalam organisasi dan perlunya penerapan budaya etika. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 5 D. Deskripsi Singkat Struktur Modul Pembahasan materi dalam modul ini lebih dimaksudkan untuk memberikan dasar-dasar aplikasi praktis guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pengambilan keputusan manajemen khususnya pada sektor publik. Oleh karena itu muatan-muatan yang dibahas merupakan konsep-konsep sistem informasi manajemen dan dilengkapi dengan berbagai contoh dan kasus terkait dengan topik-topik yang dibahas. Pembagian bab-bab dalam modul sistem informasi manajemen ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan. Menguraikan dan membahas mengenai gambaran umum tentang latar belakang, tujuan, metode pemelajaran sistem informasi manajemen BAB II Konsep Dasar Sistem Informasi Menguraikan dan membahas perkembangan sistem informasi manajemen, definisi sistem dan informasi, dan peran manajemen sebagai pengguna sistem informasi. BAB III Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Menguraikan dan membahas sistem pendukung dalam rangka untuk meningkatkan pengambilan keputusan. BAB IV Pengembangan Sistem Informasi Menguraikan dan membahas tahap-tahap pengembangan sistem informasi dan alternatif pendekatan untuk pengembangan sistem. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 6 BAB V Pengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi Menguraikan sistem pengamanan dan pengendalian terhadap sistem informasi. BAB VI Dampak dan Etika Sosial Pemanfaat Sistem Informasi Menguraikan dampak atau pengaruh etika dan sosial dari perkembangan sistem informasi dalam perannya untuk membantu proses pengambilan keputusan manajemen. E. Metodologi Pemelajaran Penyampaian materi diklat ini menggunakan pendekatan pemelajaran orang dewasa dengan menggunakan metode ceramah, curah pendapat, diskusi dan peserta dianjurkan membaca seluruh materi yang ada, menjawab soal-soal yang disertakan di setiap akhir bab. Instruktur akan membantu peserta untuk memahami materi melalui pemaparan di kelas. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 7 BAB II KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI Tujuan Pemelajaran Khusus : Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan: • memiliki satu pengertian mengenai sistem informasi manajemen dan kemampuan dasar dari sistem tersebut; • dapat menguraikan hambatan-hambatan dalam perkembangan SIM; dan • mampu mengidentifikasi struktur hirarki pengguna SIM dan tingkatan manajemen dalam pengambilan keputusan. A. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal, seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut. Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan faktafakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 8 diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai agar memberikan manfaat yang maksimal. Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh para pengguna informasi dari berbagai tingkatan manajemen. Sistem informasi yang digunakan oleh para pengguna dari berbagai tingkatan manajemen ini biasa disebut sebagai: Sistem Informasi Manajemen. Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitasaktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya. Dewasa ini, sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada sistem informasi berbasis komputer (computer-based information system). Harapan yang ingin diperoleh di sini adalah bahwa dengan penggunaan teknologi informasi atau sistem informasi berbasis komputer, informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih efektif dan efisien. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 9 Meskipun sistem informasi berbasis komputer menggunakan teknologi komputer untuk memproses data menjadi informasi yang memiliki arti, ada perbedaan yang cukup tajam antara komputer dan program komputer di satu sisi dengan sistem informasi di sisi lainnya. Komputer dan perangkat lunak komputer yang tersedia merupakan fondasi teknis, alat, dan material dari sistem informasi modern. Komputer dapat dipakai sebagai alat untuk menyimpan dan memproses informasi. Program komputer atau perangkat lunak komputer merupakan seperangkat instruksi operasi yang mengarahkan dan mengendalikan pemrosesan informasi. B. Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer. Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan perusahaan - masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik (PDE). • Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen. Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 10 perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaan anggaran, pembiayaan dan penerimaan negara. Namun demikian, para pengguna yang mencoba SIM pada tahap awal menyadari bahwa penghalang terbesar justru datang dari para lapisan manajemen tingkat menengah - atas (lihat gambar 2-1). Fokus Dalam SIM Bos Kita Gaptek, aah Masa’ Sih.....?! Indonesia termasuk salah satu dari negara yang tertinggal jauh dari bagian dunia lain dalam penggunaan komputer. Ini dapat terlihat dari cara komunikasi penggunaan surat elektronik (e-mail) mempengaruhi komunikasi pada instansi pemerintah. Secara historis posisi para pimpinan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh senioritas dan gender. Pimpinan pada suatu instansi salah satu unsur penentunya adalah usia yang lebih tua (meski sekarang sudah banyak berkurang), para laki-laki dan wanita yang lebih mudalah yang harus menjadi bawahan dan melaksanakan perintah mereka. Namun ketika instansinya mulai menggunakan komputer sebagai alat bantu, para pegawai yang lebih mudalah yang mampu memanfaat kan teknologi tersebut. Yang mengalami pukulan dramatis dari sisi beban psikologis adalah pegawaipegawai yang sepanjang karir mereka bukan saja tidak pernah menggunakan komputer tetapi juga tidak pernah menggunakan mesin ketik manual. Sebagian besar komunikasi selama ini mereka lakukan dengan catatan/memo, faks, konsep surat yang disiapkan oleh pegawai rendah. Dulu dengan mudah bagi pimpinan yang lebih tua memerintahkan “bawa surat ini ke pak Kepala”. Tetapi ini tidak dapat diterapkan bila pak Kepala menghendaki tanggapan pribadi melalui e-mail. Para pimpinan tingkat menengah – atas hampir tidak bisa mendelegasikan tugas ini ke pegawai yang lebih rendah. Dalam usaha untuk mempercepat pengetahuan penggunaan komputer bagi pimpinan tingkat menengah – atas, banyak diadakan kursus kilat, para pengajarnya seringkali adalah wanita muda cantik dan mereka merupakan kontras yang nyata dengan wanita masa lalu, yang seringkali hanya berperan sebagai pegawai rendah penyedia teh. Kursus itu dirasa sangat berat, meskipun mungkin berlangsung tidak lebih dari 3 hari. Bahkan mungkin karena dirasakan begitu sangat menyiksanya para pimpinan tingkat atas ini menyebutnya sebagai Diklat Keahlian dari Neraka................................................! Gambar 2-1 Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan, misalnya: • kekurangpahaman para pemakai tentang komputer, Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 11 • kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen, • relatif mahalnya harga perangkat komputer, serta • terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan manajer. Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keen dari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems - DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer. Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaitu Otomatisasi Kantor (office automation - OA), yang memberikan fasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas para manajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan elektronik. Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisa diprogram untuk melakukan proses lojik menyerupai otak manusia. Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah Expert Systems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai spesialis dalam area tertentu. Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI merupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakan komputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 12 C. Perhatian terhadap Manajemen lnformasi Terdapat dua alasan utama mengapa terdapat perhatian yang besar terhadap manajemen informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas kegiatan organisasi tata kelola pemerintahan dan meningkatnya kemampuan komputer. Selanjutnya, dengan tersedianya informasi yang berkualitas, tentunya juga mendorong manajer untuk meningkatkan kemampuan kompetitif (competitive advantage) organisasi yang dikelolanya. Pada masa komputer generasi pertama, komputer hanya disentuh oleh para spesialis di bidang komputer, sedangkan pengguna lainnya tidak pernah kontak langsung dengan komputer. Sekarang, hampir setiap kantor mempunyai paling tidak beberapa desktop/personal computer – PC. Pemakai sistem informasi manajemen pun kini tahu bagaimana menggunakan komputer dan memandang komputer bukan sebagai sesuatu yang spesial lagi, tetapi sudah merupakan suatu kebutuhan seperti halnya filing cabinet, mesin photocopy atau telepon. D. Pengguna Sistem Informasi Manajemen Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan (Gambar 2 - 2), yaitu: • Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning); merupakan manajer tingkat atas, seperti para jajaran Menteri, para eselon I, di mana keputusan-keputusan yang dibuatnya berkenaan dengan perencanaan stratejik yang meliputi proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi organisasi. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 13 • Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control); yang dikenal juga dengan istilah manajer tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk menjabarkan rencana stratejik yang sudah ditetapkan ke dalam pelaksanaannya dan meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini misalnya adalah Pejabat Eselon II, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Dinas, dan Eselon III, Kepala Bagian/Bidang. • Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer tingkat bawah misalnya eselon IV dan V, bertanggung jawab melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan oleh manajer tingkat menengah, yang terwujud dalam operasi/kegiatan organisasi. Gambar 2 - 2 Penggolongan manajer menurut tingkatnya mempunyai pengaruh signifikan dalam mendisain sistem informasi yang berkaitan dengan sumber informasi, cara penyajian, dan jenis keputusannya. Manajer Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 14 tingkat perencanaan stratejik akan lebih banyak menerima informasi yang berasal dari lingkungan luar organisasi daripada informasi intern, dan sebaliknya untuk manajer tingkat bawah. Dari segi penyajiannya, manajer tingkat atas lebih menyukai informasi dalam bentuk ringkas, bukan detil. Sebaliknya, manajer tingkat bawah lebih menekankan pada informasi detil, bukan ringkas. Sedang berdasarkan jenis keputusan yang diambil, keputusan yang dibuat oleh manajer tingkat atas lebih tidak terstruktur dibandingkan keputusan yang diambil oleh manajer tingkat yang lebih rendah. Keputusan yang terstruktur merupakan keputusan yang sifatnya berulangulang dan rutin sehingga unsur-unsurnya lebih mudah untuk dimengerti. Contoh dari keputusan ini misalnya adalah keputusan tentang kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala dan lain sebagainya. Sebaliknya untuk keputusan yang tidak terstruktur, keputusan ini tidak mudah untuk didefinisikan dan biasanya lebih banyak membutuhkan informasi dari lingkungan luar. Pengalaman dan pertimbangan manajer sangat penting dalam pengambilan keputusan yang tidak terstruktur. Keputusan terstruktur akan lebih mudah dikomputerisasikan dibandingkan dengan keputusan yang tidak terstruktur. Walaupun terdapat perbedaan tingkat manajemen dan area fungsinya, pada dasarnya manajer melaksanakan beberapa fungsi dan memainkan peran yang sama dengan berbagai variasi penekanannya. Satu hal yang perlu ditekankan pula disini bahwa bukan hanya para manajer yang memperoleh manfaat dari SIM. Pegawai-pegawai dalam posisi non-manajer maupun staf ahli juga menggunakan output yang dihasilkan SIM. Demikian juga para pengguna yang berada di luar institusi/lembaga. Para pengguna menerima manfaat berupa informasi jenis pelayanan yang dihasilkan oleh suatu institusi seperti Kantor Pariwisata yang menginformasikan suatu daerah tujuan wisata yang sudah Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 15 dikelola dengan baik dan layak untuk dikunjungi, para pembayar pajak dapat mengetahui penggunaan sebagian kontribusi mereka kepada negara untuk membangun fasilitas umum, dan pihak pemerintah dapat segera mengetahui Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan publik, dan kewajiban mereka membayar pajak. Jadi istilah SIM sebenarnya tidak memberikan gambaran yang menyeluruh, bahwa sasaran informasi yang dihasilkan semata-mata untuk para manajer. SIM bukanlah suatu sistem yang memproduksi informasi manajemen, melainkan informasi untuk mendukung pemecahan masalah. E. Peran Baru Sistem Informasi Manajemen Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan peran yang kritikal di dalam organisasi. Sistem informasi ini sangat mempengaruhi secara langsung bagaimana manajemen mengambil keputusan, membuat rencana, dan mengelola para pegawainya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum, dan bagaimana menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat. Oleh karenanya, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan. Semakin meningkat saling ketergantungan antara rencana strategis instansi, peraturan dan prosedur di satu sisi dengan sistem informasi (software, hardware, database, dan telekomunikasi) di sisi yang lainnya. Perubahan di satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Hubungan ini menjadi sangat kritikal manakala manajemen ingin membuat rencana ke depan. Aktivitas apa yang akan dilakukan lima tahun ke depan biasanya juga sangat tergantung kepada sistem apa yang Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 16 tersedia untuk dapat melaksanakannya. Sebagai contoh, peningkatan produktivitas kerja para pegawai sangat tergantung pada jenis dan kualitas dari sistem informasi organisasi. Perubahan lain dalam hubungan sistem informasi dengan organisasi adalah semakin meningkatnya cakupan dan ruang lingkup dari sistem informasi dan aplikasinya. Pengembangan dan pengelolaan sistem dewasa ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak di dalam organisasi, jika dibandingkan peran dan keterlibatanya pada periode-periode yang lalu. Sebagaimana sudah disampaikan dengan meningkatnya kecenderungan organisasi berteknologi digital, maka sistem informasi di dalam organisasi dapat meliputi jangkauan yang semakin luas hingga kepada masyarakat, instansi pemerintahan lainnya, dan bahkan informasi mengenai perkembangan politik terakhir. Satu alasan mengapa sistem informasi memainkan peran yang sangat besar dan berpengaruh di dalam organisasi adalah karena semakin tingginya kemampuan teknologi komputer dan semakin murahnya biaya pemanfaatan teknologi komputer tersebut. Semakin baiknya kemampuan komputer telah menghasilkan jaringan komunikasi yang kuat yang dapat digunakan organisasi untuk melakukan akses informasi dengan cepat dari berbagai penjuru dunia serta untuk mengendalikan aktivitas yang tidak terbatas pada ruang dan waktu. Jaringan-jaringan ini telah mentransformasikan ketajaman dan bentuk aktivitas organisasi, menciptakan fondasi untuk memasuki era digital. Jaringan yang terluas dan terbesar yang digunakan adalah internet. Hampir setiap orang di seluruh dunia ini, baik yang bekerja di dunia sains, pendidikan, pemerintah, maupun kalangan pebisnis menggunakan jaringan internet untuk bertukar informasi atau melakukan transaksi bisnis dengan orang atau organisasi lain di seluruh dunia. Internet menciptakan platform teknologi baru yang universal. Teknologi internet Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 17 ini mampu mempertajam cara bagaimana sistem informasi digunakan dalam bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan internet, di antaranya adalah untuk (lihat Gambar 2 – 3) : • Komunikasi dan kolaborasi. • Akses data dan informasi. • Partisipasi dalam diskusi. • Supply informasi. • Hobi atau bersenang-senang (entertainment). • Pertukaran transaksi bisnis. Gambar 2 - 3 Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 18 Pertumbuhan yang pesat di teknologi komputer dan jaringan, termasuk teknologi internet telah mengubah struktur organisasi yang memungkinkan secara instan informasi didistribusi di dalam dan di luar organisasi. Kemampuan ini dapat digunakan untuk mendesain ulang dan mempertajam organisasi, mentransfer struktur organisasi, ruang lingkup organisasi, melaporkan dan mengendalikan mekanisme, praktik-praktik kerja, arus kerja, serta produk dan jasa. Pada akhirnya, proses bisnis yang dilakukan secara elektronis membawa organisasi lebih dikelola secara digital, yang membawa dampak pada hal-hal sebagai berikut: - Organisasi semakin ramping. Organisasi yang gemuk dan birokratis lebih sulit untuk mengikuti perubahan yang pesat dewasa ini, kurang efisien, dan tidak dapat kompetitif. Oleh karenanya, banyak model organisasi ini sekarang dirampingkan, termasuk jumlah pegawainya dan tingkatan hirarkis manajemennya. - Pemisahan pekerjaan dari lokasi. Teknologi komunikasi telah mengeliminasi jarak sebagai satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pekerjaan. F. Konsep Subsistem Informasi Organisasi SIM merupakan upaya organisasi pertama yang tujuan utamanya adalah menyediakan informasi bagi manajemen (karena itu dinamakan sistem informasi manajemen). Ternyata dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi menyediakan juga informasi bagi orang-orang selain para manajer. Ketika suatu organisasi semakin memiliki pengalaman dalam menerapkan rancangan SIM yang mencakup kebutuhan seluruh organisasi, para manajer di wilayah-wilayah tertentu, baik ditingkat pusat maupun Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 19 daerah, mulai menerapkan konsep sesuai kebutuhan yang mereka perlukan. Sistem informasi mulai akan memasuki wilayah yang sudah tersegmentasi, yang dapat disebut sebagai sub-sub sistem SIM yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Sebagai contoh pada tataran organisasi pemerintah pusat sudah mengimplementasikan beberapa aplikasi sistem informasi antara lain: • Sistem akuntansi keuangan negara (SKAN), • Sistem akuntansi barang milik negara (SABMN), • Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD), • Sistem Informasi Kependudukan, • Sistem Informasi Kepegawaian dan pengembangan-pengembangan subsub sistem tata kelola pemerintahan lainnya. Gambar 2 - 4 Gambar 2 - 4 memperlihatkan pembagian SIM menjadi subsistemsubsistem organisasi walaupun tampak adanya garis-garis pemisah yang jelas, sebenarnya secara fisik tidak ada yang memisahkan satu dengan yang lainnya. Sebagian besar database yang digunakan oleh suatu Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 20 subsistem organisasi dapat juga digunakan oleh yang lain, dan banyak juga yang berbagi perangkat lunak (software). Sistem-sistem informasi organisasi merupakan suatu cara berfikir logis, bukannya fisik tentang SIM. SOAL LATIHAN 1. Uraikanlah perkembangan sistem informasi manajemen yang Saudara ketahui! 2. Dengan bahasa saudara sendiri, definisikanlah sistem informasi manajemen! 3. Mengapa belakangan ini sistem informasi manajemen mendapat perhatian besar? Jelaskan! 4. Tingkat manajemen mana yang paling tertarik untuk menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhannya ? 5. Uraikanlah pengguna sistem informasi manajemen di kantor Saudara! 6. Uraikanlah penggunaan sistem informasi manajernen di kantor objek yang Saudara periksa! 7. Jika Saudara ditugaskan untuk merancang Laporan Bulanan Penugasan Audit untuk Kepala Lembaga Pengawasan Internal, didalamnya diminta untuk menunjukkan hasil kerja pegawai setiap hari, dan penugasan yang sedang dijalaninya. Saudara akan menggunakan tampilan grafik atau tabel? Jelaskan jawaban Saudara. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 21 DISKUSI KASUS 1. Saudara sebagai auditor pada Unit Pengawasan Internal Departemen ABC, Pada waktu penugasan audit saudara menemukan fakta bahwa departemen/instansi saudara merupakan instansi vertikal dengan beberapa kantor wilayah/perwakilan di beberapa ibukota propinsi/ kabupaten/kota yang tersebar di Seluruh Indonesia. Sebagian besar kantor wilayah/perwakilan sudah memiliki jaringan local (LAN). Selama ini meskipun jaringan yang tersedia sudah cukup memadai namun komunikasi dengan Kantor Pusat masih menggunakan cara tradisional melalui surat, fax atau dibawa langsung oleh pejabat yang datang ke Ibukota. Diskusikanlah apa yang perlu saudara sarankan kepada pimpinan saudara agar tidak terjadi pemborosan sumber daya informasi dilingkungan instansi/departemen saudara? Jika dibangun suatu jaringan sistem informasi antar kantor secara terintegrasi antara kantor wilayah dengan kantor pusat apakah kelebihan dan kekurangannya? 2. Sebagai auditor pada sebuah Lembaga Pengawasan Internal Pemerintah, Saudara diminta oleh Pimpinan Instansi tempat saudara bekerja untuk melakukan Studi Banding mengenai bagimana caranya menginformasikan hasil-hasil pengawasan kepada masyarakat luas. Saudara lalu mengunjungi satu situs internet dari satu lembaga pengawasan intern seperti tampak di bawah ini. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 22 Diskusikan secara berkelompok; informasi pengawasan apa saja yang dapat diperoleh dari situs tersebut, dan berikan pendapat apakah situs tersebut sudah cukup memadai untuk memberikan informasi hasil pengawasan kepada pihak manajemen dan masyarakat luas? Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 23 BAB III SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tujuan Pemelajaran Khusus : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta diklat mampu untuk: 1. menjelaskan arti penting dari sistem pendukung yang digunakan untuk mempertajam kualitas pengambilan keputusan; 2. menguraikan dan menjabarkan model-model sistem pendukung yang umum digunakan dalam berbagai aktivitas dan kegiatan yang dilaksanakan; dan 3. memberikan dukungan Khususnya kepada auditor untuk dapat memanfaatkan model sistem pendukung di dalam pelaksanaan penugasan audit. A. Pengambilan Keputusan Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 24 terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur atau pun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja. Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya. 1. Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama di tingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan/atau pada situasi yang tidak terstruktur. Contoh: Terkait dengan kelangkaan BBM dibeberapa wilayah di Indonesia telah mendorong upaya beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan penimbunan. Untuk itu manajemen di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai lembaga pengatur yang bertanggungjawab untuk memerintahkan Pertamina yang mengelola BBM harus dengan cepat mengambil keputusan yang strategis atas gejala penimbunan sehingga dapat mengatur strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi kelangkaan dan penimbunan. (lihat Gambar 3 – 1) Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 25 Gambar 3 - 1 2. Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna). Manajemen di sini di dorong untuk bagaimana mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik lagi. Selain dua alasan yang dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi sistem informasi manajemen yang ada, yaitu: 1. untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia adalah karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan, Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 26 2. untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas, 3. untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan, dan 4. untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya. Banyak sistem pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang ada. Beberapa sistem pendukung yang akan dibahas di sini, di antaranya adalah: • Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS) • Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision- Support Systems (GDSS) • Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive- Support Systems (ESS) • Sistem Pakar/Expert System Keempat sistem pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara. Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur pengambilan keputusan tertentu. Contoh: Penentuan sistem distribusi BBM agar kelangkaan dipasar dapat segera di atasi, penetapan harga eceran tertinggi untuk tetap menjaga pasar mendapatkan jumlah persediaan yang paling tepat pada saat dibutuhkan, Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 27 menjaga persediaan pada jumlah yang paling optimal dan memaksimalkan permintaan pengguna dan menjaga tingkat kelancaran distribusinya. Sistem pendukung ini juga mampu untuk menyajikan informasi atas berbagai aspek untuk pengambilan keputusan pada situasi yang beragam. Akhirnya, sistem pendukung ini juga akan mampu menstimulir inovasi dalam pengambilan keputusan dengan menggali berbagai alternatif solusi yang ditawarkan. Kemampuan menggali hasil dari alternatif skenario yang ditawarkan, penggunaan informasi yang tepat dan akurat, dan penyajian berbagai alat bantu untuk memudahkan proses pengambilan keputusan pada akhirnya dapat membantu para manajer dalam membuat keputusan yang akan membantu aktivitas yang ada dalam mencapai tujuannya yang strategis. B. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan – Decision Support Systems (DSS) Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur. DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki kemampuan tinggi untuk analisis data penting. Dengan kata lain, DSS menggabungkan sumber daya intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 28 namun tidak untuk menggantikan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya. Dalam suatu penelitiannya Steven S. Alter mengembangkan satu taksonomi dari enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Keenam jenis tersebut tampak pada Gambar 3 – 2 Sedikit Tingkat kerumitan sistem pemecahan masalah Sangat Gambar 3 - 2 Jenis DSS yang memberikan dukungan paling sedikit adalah jenis yang memungkinkan manajer mengambil hanya sebagian kecil informasi (unsur-unsur informasi) seperti terlihat pada kolom 1 gambar di atas. Manajer dalam hal ini dapat bertanya pada database untuk mendapatkan angka/jumlah tingkat penyerapan anggaran pada satu satker dibawah lingkup kerjanya. Jenis DSS yang memberikan dukungan yang sedikit lebih tinggi memungkinkan baginya menganalisis seluruh isi file mengenai tingkat penyerapan anggaran pada unit-unit lain yang terkait. Contohnya adalah laporan gaji bulanan pegawai yang disiapkan dari file gaji. Dukungan yang lebih lagi diberikan oleh sistem yang menyiapkan laporan total penyerapan anggaran biaya pegawai dan tunjangan-tunjangan yang diterimanya yang diolah dari berbagai file sistem penggajian. DSS juga memungkinkan para manajer untuk melihat dampak-dampak Tingkat Dukungan Pemecahan Masalah Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 29 yang mungkin timbul dari berbagai keputusan yang diambil yang disebut model yang dapat memperkirakan dampak sebuah keputusan. Sebagai contoh: Para calon Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka suatu Pilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat tertentu atau menggratiskan biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak keputusan tersebut diperkirakan jumlah pemilih akan meningkat secara signifikan, atau justru para pemilih sama sekali tidak mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong belaka. Model tersebut tidak dapat menentukan apakah janji kampanye tersebut merupakan suatu keputusan terbaik, mereka hanya dapat menentukan apa yang mungkin terjadi jika keputusan itu dibuat. DSS dimaksudkan untuk melengkapi sistem informasi manajemen dalam meningkatkan pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen terutama menyajikan informasi mengenai kinerja aktivitas untuk membantu manajemen memonitor dan mengendalikan kegiatan. Sistem informasi manajemen ini umumnya menghasilkan pelaporan yang terjadwal secara reguler dan tetap, berdasarkan data yang diperoleh dan diikhtisarkan dari sistem pemrosesan kegiatan atau transaksi yang dilaksanakan. Format atau bentuk dari pelaporan-pelaporan ini umumnya sudah ditentukan sebelumnya (baku). Satu bentuk pelaporan berbasiskan sistem informasi manajemen mungkin menunjukkan suatu ikhtisar realisasi penyerapan anggaran per bulan untuk setiap satuan kerja pada suatu instansi. Kadangkala laporan sistem informasi manajemen ini merupakan laporan eksepsi (exception reports), yaitu hanya menyoroti kondisi-kondisi yang khusus. Sistem informasi manajemen yang tradisional umumnya menyajikan pelaporan yang tercetak (hard copy reports). Dewasa ini, pelaporan yang semacam itu dapat diperoleh secara on-line melalui intranet dan mungkin lebih banyak lagi laporan yang dapat dihasilkan berdasarkan kebutuhan. Jika MIS menyajikan kepada Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 30 penggunanya data atau informasi untuk pengambilan keputusan yang sudah pasti dan tetap (terstruktur atau rutin), maka DSS menyajikan seperangkat kemampuan untuk keputusan yang sifatnya tidak terstruktur, di mana DSS lebih menekankan pada pengambilan keputusan atas situasi yang dengan cepat mengalami perubahan, kondisi yang memerlukan fleksibilitas, dan berbagai keputusan untuk respon yang segera. Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-driven DSS. Jenis DSS yang pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan. Contoh dari model-driven DSS ini yang dipergunakan diperusahaan pelayaran yaitu voyage estimating decision support systems. DSS ini mempunyai kemampuan/kapabilitas untuk menghitung rincian pelayaran baik untuk masalah keuangan maupun perhitungan teknis. Penghitungan aspek keuangan meliputi biaya untuk pelayaran (bahan bakar, upah pekerja, dan modal yang dibutuhkan), tarif angkut untuk berbagai tipe pengiriman kargo, dan biaya pelabuhan. Rincian teknis meliputi faktorfaktor yang berhubungan dengan masalah pelayaran, seperti: kapasitas kargo, kecepatan, jarak, konsumsi bahan bakar dan kebutuhan air, serta pola bongkar muat. Sistem ini dapat menjawab berbagai pertanyaan, seperti: Kapal mana yang digunakan untuk memberikan keuntungan yang maksimum? Berapa kecepatan optimal yang dapat memaksimumkan keuntungan? Apa tipe dari bongkar muat yang optimal? DSS ini dapat dioperasikan dalam sebuah desktop komputer yang menyajikan sistem menu yang membuat pengguna mudah untuk memasukkan data atau Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 31 mendapatkan informasi. Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari sistem informasi organisasi yang ada. Decision Support Systems meliputi berbagai komponen yang termuat di dalam sistem pendukung ini, yaitu: • DSS database: Kumpulan data berjalan atau historis dari sejumlah aplikasi. Komponen ini digunakan untuk menanyakan dan menganalisis data. Database ini dapat berupa PC database atau massive database. • DSS software system: Kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data, seperti: On-Line Analytical Processing (OLAP) tools, datamining tools, atau kumpulan dari model-model matematika dan analisa yang mudah untuk diakses oleh para pengguna DSS. Model ini dapat berupa model fisik (model rancangan ruang kerja, taman, dan model pesawat terbang), model perhitungan matematika (seperti: persamaan, alogaritma, anuitas, cicilan bunga kredit), atau model verbal (seperti: deskripsi suatu prosedur untuk penulisan suatu perintah kerja/order). Masing-masing DSS dibangun untuk seperangkat tujuan tertentu dan akan menghasilkan berbagai kumpulan model tergantung pada kebutuhan dan tujuannya. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 32 Perangkat lunak sistem DSS yang umum juga dapat berupa model statistik yang memuat berbagai fungsi statistik, antara lain: means, medians, deviations, dan scatter plots. Perangkat lunak ini memiliki kapabilitas untuk memproyeksikan ke depan mengenai outcomes dengan cara menganalisis sekumpulan data. Perangkat lunak model statistik ini dapat digunakan untuk membantu membangun hubungan, seperti: menghubungkan produktivitas pegawai dikaitkan dengan faktor usia, pendapatan yang diterima, atau faktor lain yanng berpengaruh di dalam lingkungan masyarakat. Optimalisasi model menentukan alokasi sumber-sumber yang optimal untuk memaksimalkan atau meminimalkan variabel tertentu, seperti: biaya atau waktu. DSS banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan DSS untuk membantu mempertajam proses pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat. Berikut beberapa contoh organisasi atau perusahaan yang memanfaatkan DSS dalam aktivitas operasi atau usaha yang dilaksanakan: Jenis Industri Tujuan Penerapan DSS Industri Asuransi Menentukan pola penutupan asuransi dan deteksi kemungkinan kecurangan (fraud). Industri Perbankan Memperbarui profil atau data nasabah. Perusahaan Manufaktur Menentukan kebutuhan persediaan bahan baku yang paling optimal dan efisien. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 33 Usaha Ritel Meningkatkan target pelanggan melalui direct mail marketing. Perkereta-apian Menentukan rute dan jadwal perjalanan. Perminyakan dan Gas Mengevaluasi lokasi drilling/pengeboran minyak atau gas alam yang potensial. Industri Penerbangan Menentukan jadwal penerbangan dan peramalan potensial penumpang, Departemen Pertahanan Membuat analisis kontrak pertahanan. Tabel 3 - 1 Pertumbuhan volume kegiatan/transaksi secara elektronis yang meningkat tajam telah mendorong banyak organisasi untuk mengembangkan DSS di mana pelanggan dan pegawai dapat mengambil manfaat dari sumber-sumber informasi yang tersedia di internet dan kapabilitas dari website yang memungkinkan komunikasi untuk berbagai aktivitas (lihat Gambar 3 – 3). Gambar 3 - 3 Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 34 DSS yang didasarkan pada web dan internet dapat mendukung pengambilan keputusan dengan menyajikan akses on-line terhadap berbagai database dan informasi dengan menggunakan perangkat lunak untuk analisis data. Beberapa DSS memang difasilitasikan untuk membantu manajemen, namun tersedia pula DSS yang mampu untuk menarik pelanggan dengan cara menyediakan berbagai informasi dan alat yang dapat membantu mereka untuk mengambil keputusan pada saat mereka menyeleksi jasa dan produk. Dewasa ini, banyak orang lebih menggunakan informasi yang banyak tersedia dari sumber-sumber yang ditawarkan untuk membantu mengambil keputusan membeli sesuatu, misal: keputusan untuk membeli mobil atau komputer, sebelum berinteraksi langsung dengan petugas penjualannya. Customer decisionsupport systems (CDSS) sangat membantu pelanggan yang ada atau potensial dalam proses pengambilan keputusan. Banyak orang tertarik dalam melakukan proses pembelian barang atau jasa menggunakan mesin pencari internet (search engines) atau on-line catalogs, web directories, e-mail, atau alat-alat lainnya untuk menentukan lokasi informasi yang dibutuhkan dalam rangka membantunya dalam proses pengambilan keputusan. Banyak organisasi atau perusahaan telah mengembangkan website untuk anggota atau pelanggannya yang ada dan potensial di mana berbagai informasi, model, atau alat-alat analisis lain disediakan untuk mengevaluasi alternatif untuk memudahkan pengambilan keputusan yang akan dilakukannya. Web-based DSS telah menjadi sesuatu yang populer dan sangat memberikan manfaat yang besar bagi para anggota atau pelanggan yang dituju organisasi atau perusahaan tersebut. Dari uraian di atas mengenai DSS, maka beberapa karakteristik dan kapabilitas DSS yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 35 • Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur. • Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para pegawai lainnya. • DSS memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan. • DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-elemen dasar. • Tampilan DSS akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan. • DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan. • Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah. • Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang sederhana oleh mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebih besar, biasanya dapat dibangun dengan dukungan dari spesialis sistem informasi. • DSS biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasi pengambilan keputusan yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 36 C. Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan - Group Decision Support Systems (GDSS) Sudah merupakan suatu fakta yang sangat lazim bahwa para pimpinan (manajer) suatu instansi jarang sekali dapat memecahkan masalahnya sendirian. Komite, tim kerja, tim proyek dan gugus tugas yang banyak dibentuk dalam organisasi pemerintahan merupakan pendekatan kelompok untuk pemecahan masalah. GDSS merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif untuk memudahkan pencapaian solusi oleh sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang sifatnya tidak terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang (kelompok orang). Permasalahan yang perlu digarisbawahi untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekelompok orang antara lain adalah banyaknya para pengambil keputusan, waktu yang harus dialokasikan, dan meningkatnya peserta yang ada. GDSS memberikan dukungan pada pemecahan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi bagi anggota yang tergabung dalam kelompok. Gambar 3-4 di bawah ini menunjukkan empat kemungkinan pengaturan GDSS yang didasarkan pada ukuran kelompok dan lokasi para anggotanya. Ukuran Kelompok Kecil Besar Jarak Peserta Tatap Muka Ruang Keputusan Pertemuan Wakil Kelompok Tersebar Jaringan Keputusan Lokal Konferensi Jarak Jauh Gambar 3 - 4 Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 37 Pada tiap keadaan para anggota kelompok dapat bertemu pada waktu yang bersamaan atau berbeda. Pertemuan dalam waktu yang sama biasanya disebut rapat, pertemuan/meeting, sedangkan pada waktu yang berbeda komunikasi dilakukan melalui surat elektronik (e-mail). Penggunaan GDSS mampu untuk mengatasi berbagai masalah atau potensi masalah yang mungkin akan timbul. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan GDSS ini, antara lain adalah: 1. Meningkatkan perencanaan awal, yaitu untuk membuat diskusi atau pertemuan menjadi lebih efektif dan efisien. 2. Meningkatkan partisipasi, sehingga setiap peserta dari berbagai latar belakang dapat memberikan kontribusinya dengan optimal. 3. Menciptakan iklim yang lebih terbuka dan kolaboratif, yaitu tanpa membuat pihak yang tingkatannya lebih rendah merasa takut dan terancam. Dan juga tidak membuat pihak yang tingkatannya lebih tinggi mendominasi jalannya suatu rapat, pertemuan/meeting. 4. Setiap ide yang ditawarkan bebas dari kritik, memungkinkan peserta rapat, pertemuan/meeting mengkontribusikan ide atau pendapatnya tanpa takut untuk dikritik. 5. Evaluasi yang objektif, menciptakan atmosfir di mana suatu ide akan dievaluasi secara objektif dan tidak memandang siapa yang memberikan ide tersebut. 6. Menghasilkan ide organisasi, yaitu bagaimana tetap memfokuskan pada tujuan rapat, pertemuan/meeting, mencari cara yang paling efisien untuk mengorganisir ide yang dihasilkan dalam sesi brainstorming, dan mengevaluasi ide dalam batasan waktu yang paling sesuai. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 38 7. Menetapkan prioritas dan mengambil keputusan, yaitu mencari cara untuk menampung seluruh pemikiran dalam pengambilan keputusan. 8. Dokumentasi hasil rapat, pertemuan/meeting, sehingga seluruh peserta dapat memperoleh dokumen yang lengkap dan terorganisir yang dibutuhkan untuk melanjutkan pekerjaan dari projek atau aktivitas yang dievaluasi. 9. Mampu melakukan akses informasi eksternal, yang memungkinkan ketidaksepakatan yang signifikan dan faktual dapat diselesaikan dengan tepat waktu, sehingga memungkinkan meeting dapat terus dilanjutkan dan produktif. 10. Menghasilkan notulen hasil diskusi, sehingga pihak yang tidak dapat berpartisipasi langsung dapat tetap memahami hasil dan isi dari meeting. Permasalahan yang mungkin timbul dalam GDSS adalah karena digunakannya berbagai metode baru untuk mengorganisir dan melaksanakan rapat, pertemuan/meeting maka mungkin ada keengganan atau penolakan di awal dari penggunaan GDSS ini. Berbagai teknik seperti teknik fasilitasi, brainstorming, dan atmosfir yang terbuka dan transparan harus mulai dikembangkan sebagai langkah awal untuk menggunakan GDSS ini. Dalam pemanfaatan GDSS ini, maka beberapa alat dalam perangkat lunak yang dibutuhkan di sini, antara lain adalah: 1. Kuesioner Elektronik; alat ini membantu untuk membuat perencanaan awal dengan mengidentifikasi permasalahan yang menjadi perhatian dan membantu memastikan bahwa informasi yang penting tidak terlewatkan. 2. Sarana Diskusi Elektronik; memungkinkan kelompok orang yang Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 39 terlibat untuk secara bersama dan tanpa diketahui (tetap terjaga kerahasiaannya) untuk mengkontribusikan ide atau pemikirannya atas topik yang dibahas dalam kelompok. 3. Pengelola Ide; memudahkan integrasi yang diorganisir dan sintesa ide yang dihasilkan selama proses brainstorming. 4. Alat Pembuat Kuesioner; mendukung fasilitator dan pimpinan kelompok untuk pengumpulan informasi, sebelum maupun selama proses penetapan prioritas. 5. Alat untuk voting; memberikan kemudahan dengan menyediakan metode atau teknik untuk penetapan prioritas atau voting. 6. Alat identifikasi dan analisa stakeholder; menggunakan pendekatan yang terstruktur untuk mengevaluasi dampak usulan yang timbul di organisasi dan mengidentifikasi serta menilai dampak potensial dari proyek yang diusulkan. 7. Alat pernyataan kebijakan; menyajikan dukungan yang terstruktur untuk pengembangan kesepakatan atas penggunaan kata-kata dalam pernyataan kebijakan. 8. Istilah-istilah group; mendokumentasikan kesepakatan kelompok atas kata-kata dan istilah-istilah yang disepakati. Banyak keputusan besar organisasi yang dibuat oleh kelompok (group). Sayangnya, mengumpulkan suatu kelompok secara bersama-sama dalam suatu tempat pada suatu waktu adalah pekerjaan yang sulit dan mahal. Di sisi lain, rapat kelompok tradisional, seperti penyusunan pedoman atau kebijakan di instansi pemerintah pusat maupun daerah, sering sekali memakan waktu lama dan dapat menghasilkan keputusan yang kurang bermanfaat. Karena itu, banyak sistem informasi berbasis komputer yang mencoba Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 40 meningkatkan kerja kelompok tersebut, seperti groupware, electronic meeting systems, collaborative systems, dan group decision sistem pendukung (GDSS). GDSS terdiri dan suatu perangkat lunak, perangkat keras, komponen bahasa, dan prosedur, yang mendukung suatu kelompok orang yang sedang terlibat dalam pertemuan yang ada hubungannya dengan pengambilan keputusan. Sistem ini adalah sistem berbasis komputer yang memfasilitasi pemecahan atas masalah tidak terstruktur oleh suatu kelompok pengambil keputusan. Komponen GDSS terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, manusia, dan prosedur. Komponen-komponen ini dirangkai guna mendukung proses untuk mencapai suatu keputusan kelompok Karakteristik penting dari GDSS adalah sebagai berikut: 1. GDSS adalah sistem informasi yang dirancang secara khusus, bukan secara sederhana, yang merupakan konfigurasi dari komponen sistem yang telah ada. 2. Sistem ini dirancang untuk tujuan mendukung kelompok pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya. Karenanya, GDSS harus meningkatkan proses pengambilan keputusan atau hasil dari suatu kelompok. 3. GDSS mudah untuk dipelajari dan digunakan. Sistem ini mengakomodasikan pengguna dengan berbagai tingkatan pengetahuan komputerisasi. 4. GDSS dapat dirancang untuk satu tipe masalah atau untuk beragam tingkatan kelompok organisasi keputusan. 5. GDSS dirancang untuk mendorong aktivitas-aktivitas, seperti penghasilan ide, penyelesaian konflik, dan pemberian pendapat yang Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 41 independen. 6. GDSS memiliki mekanisme terpasang yang dapat meminimalkan berkembangnya prilaku negatif kelompok, seperti konflik destruktif, miskomunikasi, ataupun pemikiran terkotak-kotak. GDSS dapat juga dikatakan sebagai suatu sistem pendukung kelompok (group sistem pendukung - GSS) terpisah yang lebih luas atau sistem pertemuan elektronik (electronic meeting systems - EMS). Suatu konfigurasi GDSS yang umum adalah adanya suatu kelompok pengambil keputusan yang bertemu dalam suatu fasilitas khusus yang biasanya di ruang keputusan (decision room), dengan akses ke perangkat lunak GDSS dan mungkin saja ke suatu basis data dan suatu basis model. Suatu kelompok fasilitator mengkoordinasikan kelompok tersebut dalam penggunaan teknologinya. D. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support Systems (ESS) Istilah eksekutif dalam pembahasan ini diterapkan untuk pengertian yang agak bebas. Tidak terdapat suatu garis batas yang jelas memisahkan eksekutif dari para pimpinan atau manajer lain. Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi manajer pada tingkat atas dari hierarki organisasi yang berpengaruh kuat dalam sebuah institusi/lembaga/departemen. Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan eksekutif istilah executive support system (ESS) sering dipertukarkan dengan executive information system (EIS). Namun, ada juga yang membedakan keduanya. Jika dibedakan, EIS sering didefinisikan sebagai sistem informasi berbasis komputer yang menyajikan kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan manajamen. Di sisi lain, ESS adalah sistem pendukung komprehensif yang mempunyai Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 42 kemampuan lebih dari EIS. ESS menyangkut juga sistem komunikasi, otomatisasi kantor, dukungan analisis, dan intelejensia. ESS dibangun terutama untuk menyajikan gambaran operasional suatu organisasi; melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak; menyajikan tampilan yang akrab di pengguna, sesuai dengan tipe keputusan individu, menyajikan penelusuran dan pengendalian yang tepat waktu dan efektif; menyajikan akses cepat atas informasi rinci dengan teks, angka, atau grafik; mengindentifikasikan masalah; serta menyaring, mengkompres, dan melacak data dan informasi kritikal. Karakteristik utama yang dimiliki ESS adalah kemampuan melihat rincian, menginformasikan faktor keberhasilan kritikal (critical success factors), akses status, analisis, pelaporan eksepsi (exception reporting), penggunaan warna, navigasi informasi, dan komunikasi. Satu kemampuan utama ESS adalah kemampuan menyajikan data rinci atas informasi ringkas. Sebagai contoh, seorang eksekutif puncak dapat memantau kemajuan fisik proyek pembangunan gedung dari waktu ke waktu bahkan sampai ke detail pekerjaan yang sedang dikerjakan. Kemudian jika terjadi suatu rencana penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai jadwal langsung dapat dicari penyebabnya, dengan ESS, sang eksekutif tersebut dapat melihat peta jalur distribusi bahan baku sampai ke lokasi, dan faktor penghambat dapat segera diidentifikasi. Faktor keberhasilan kritikal dapat dimonitor dengan lima tipe informasi, yaitu narasi masalah kritikal, diagram penjelas, keuangan tingkat puncak, faktor kunci, dan laporan pertanggungjawaban terinci. Dengan status akses, top eksekutif dapat memantau data atau laporan terakhir mengenai indikator kunci melalui jaringan kapan saja. Pemantauan dapat dilakukan secara harian atau setiap jam (lihat Gambar 3 – 5). Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 43 Gambar 3 - 5 Kemampuan analisis kebanyakan dimiliki oleh ESS. Top eksekutif dapat menggunakan ESS untuk melakukan analisis sesuai dengan kebutuhannya. Analisis dapat dilakukan oleh top eksekutif dengan menggunakan fungsi yang sudah ada, mengintegrasikan sistem lain dengan ESS, atau analisis dengan menggunakan agen intelejen. Dengan adanya pelaporan eksepsi, top eksekutif dapat memberikan perhatian khusus atas perbedaan yang terjadi dengan standar yang ada. Dengan pelaporan ini, top eksekutif dapat memfokuskan perhatiannya pada suatu keadaan atau kinerja yang buruk. Hal-hal kritis, dengan ESS, disajikan tidak saja dalam angka-angka, tetapi juga dengan warna. Misalnya, hijau menunjukkan kondisi baik, kuning untuk peningatan, dan merah untuk menggambarkan kondisi yang buruk. Kemampuan navigasi informasi adalah kemampuan untuk menjelajah informasi berbagai data secara mudah dan cepat. Untuk meningkatkan Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 44 kemampuan ini, dapat digunakan hypermedia (yang merupakan pengembangan dari teknologi hypertext). Sistem komunikasi sangat dibutuhkan oleh top ekskutif. Dalam ESS, sistem komunikasi dapat mengirim atau menerima e-mail, mengirim laporan untuk mendapatkan perhatian seseorang, memanggil rapat, atau memberikan komentar ke suatu kelompok diskusi di Internet. E. Sistem Pakar - Expert Systems (ES) Para ahli atau pakar biasanya memiliki pengetahuan (knowledge) dan pengalaman khusus untuk masalah tertentu. Mereka paham betul alternatif pemecahan, kemungkinan keberhasilannya, serta keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul. Mereka biasanya digunakan oleh instansi untuk memberi nasehat atas masalah tertentu, seperti pada Departemen Pertahanan masalah pembelian peralatan militer yang teknologinya canggih, penyelesaian tuntutan pembubaran Bisnis TNI, perampingan/reorganisasi departemen, dan strategikomunikasi dengan media massa. Makin tidak terstruktur masalahnya, makin spesialis nasehat yang dibutuhkan dari mereka. Expert systems (ES) mencoba untuk meniru pengetahuan pakar tersebut. Sistem ini biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan keputusan atas suatu masalah yang kompleks. Secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan atau mengambil keputusan atas suatu masalah spesifik atau terbatas, yang kemampuan pemecahannya dapat sama atau melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar. Ide dasar di balik ES, yang merupakan teknologi intelejensia buatan terapan, sebenarnya sederhana, yaitu memindahkan keahlian seorang atau beberapa orang pakar ke komputer. Pengetahuan pakar ini kemudian disimpan dalam komputer. Pengguna tinggal memanggil komputer untuk Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 45 meminta saran yang dibutuhkan dapat melakukan inferensi (inference) agar sampai kepada suatu simpulan khusus. Karena itu, seperti seorang konsultan, sistem ini dapat memberikan saran kepada seseorang yang bukan pakar dan jika diperlukan juga dapat menjelaskan logika di belakang sarannya tersebut. ES bisa dibagi dalam dua bagian: lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan oleh pengembang ES untuk membangun komponen komponen ES dan menempatkan pengetahuan (knowledge) pada basis pengetahuan (knowledge base). Lingkungan konsultansi digunakan oleh non-pakar untuk memperoleh pengetahuan dan nasehat para pakar yang disimpan di sistem. Tiga komponen utama yang biasanya ada dalam ES adalah basis pengetahuan, mesin inferensi (inference engine), dan tampilan pengguna (user interface). Namun demikian, secara umum, suatu ES mengandung komponen-komponen berikut: 1. Subsistem pemerolehan pengetahuan (knowledge acquisition sub system). Pemerolehan pengetahuan adalah pengumpulan, pemindahan, dan pentransformasian keahlian pemecahan masalah para pakar atau pendokumentasian sumber-sumber pengetahuan ke program komputer yang digunakan untuk mengkonstruksikan atau memperluas basis pengetahuan. Karena pemerolehan pengetahuan dari para pakar adalah pekerjaan yang kompleks, biasanya dibutuhkan perantara, yaitu teknisi pengetahuan (knowledge engineer). 2. Basis pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan yang diperlukan untuk memahami, memformulasikan, dan memecahkan masalah. Basis ini terdiri dari dua elemen utama, yaitu fakta dan kelaziman (rule). Informasi dalam basis pengetahuan dimuat dalam Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 46 program komputer melalui suatu proses yang disebut representasi pengetahuan (knowledge representation). 3. Mesin inferensi. Otak dari sistem pakar adalah mesin inferensi, yang juga dikenal sebagai stuktur pengendali (control structure) atau penginterpretasi kelaziman (rule interpreter). Mesin inferensi biasanya memiliki tiga elemen utama, yaitu suatu penginterpretasi (interpreter), penjadwalan (scheduler), dan penegak konsistensi (consistency enforcer). 4. Pengguna. 5. Tampilan pengguna. 6. Papan belakang (ruang kerja). Papan belakang adalah suatu area memori kerja untuk menguraikan kondisi yang ada, yang ditentukan oleh data masukan. 7. Subsistem penjelasan (penjustifikasi). Subsistem ini dapat menelusuri tanggung jawab atas simpulan-simpulan yang diberikan kepada sumbernya. Biasanya, secara interaktif, subsistem ini menjawab pertanyaan seperti: Kenapa suatu pertanyaan diajukan oleh ES? Bagaimana suatu simpulan dicapai? Kenapa alternatif tertentu justru ditolak? 8. Sistem pengurai pengetahuan (knowledge refining system). Sistem ini menganalisis pengetahuannya sendiri dan penggunaannya, belajar dari ini, dan meningkatkannya untuk konsultasi berikutnya. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 47 Soal Latihan 1. Uraikanlah alasan yang menjadi penyebab mengapa manajemen memerlukan sistem pendukung keputusan! 2. Apakah perbedaan antara Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/ Decision Support Systems (DSS) dengan Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision Support Systems GDSS? 3. Menurut Saudara, pernahkah Saudara menggunakan Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision Support Systems (GDSS) di kantor Saudara? 4. Apakah yang membedakan Sistem Pakar/Expert System (ES) dengan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support System (ESS)? 5. Uraikanlah contoh penerapan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support System (ESS) pada instansi pemerintah baik pusat maupun daerah yang sudah sangat lazim digunakan di Indonesia? Diskusi Kasus 1. GDSS memberikan dukungan pada pemecahan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi bagi anggota yang tergabung dalam kelompok (group). Uraian di bawah ini menunjukkan salah satu kemungkinan pengaturan GDSS dengan menggunakan teleconference. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 48 Diskusikan apa manfaat yang diperoleh bagi para pengambil keputusan dengan dilakukannya suatu teleconference, dan apa syarat dasar teleconference dapat dilaksanakan ? Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 49 BAB IV PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Tujuan Pemelajaran Khusus: Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta diklat mampu untuk : 1. Menjelaskan pendekatan dan model yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi. 2. Menguraikan dan menjabarkan proses pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk merancang sistem informasi. 3. Memahami jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem informasi. A. Pendahuluan Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 sampai 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup: • Kebutuhan stratejik organisasi • Aspek legal pendukung organisasi • Masukan kebutuhan dari pengguna Sistem stratejik dijabarkan dalam: 1. Visi dan Misi; Strategi pengembangan sistem membutuhkan keputusan politis dari pimpinan tertinggi yang telah dijabarkan dalam strategi aktivitas organisasi. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 50 2. Analisis Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan kompetensi yang dimiliki. Analisis Tupoksi akan mengarah pada seberapa jauh pencapaian kinerja organisasi dapat dicapai, dengan menggunakan trend-trend penting, risiko-risiko yang harus dihadapi dan potensi peluang yang dimiliki (menggunakan analisis SWOT). Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa dan kepuasan pelanggan/ masyarakat yang dilayani. B. Model-Model Pengembangan Sistem Pendekatan suatu pengembangan sistem yang sederhana, lebih dikenal sebagai model air terjun (waterfall model). Model air terjun ini mendeskripsikan alur proses pengembangan sistem informasi seperti tampak pada Gambar 4 – 1 di bawah ini. Gambar 4 - 1 Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 51 Pekerjaan pengembangan sistem dengan model air terjun dimulai dengan pembuatan spesifikasi kebutuhan suatu sistem. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh orang yang memesan sistem atau pengembang yang bekerja sama dengan pemesannya. Setelah spesifikasi kebutuhan ini selesai, lantas dilakukanlah suatu analisis dan deskripsi logika sistem. Atau, analisis dan deskripsi logika sistem dibuat secara bersama-sama dengan spesifikasi kebutuhan. Rancangan sistem kemudian diselesaikan dan diikuti dengan implementasi modul yang lebih kecil. Modul-modul ini pertama-tama diuji secara sendiri-sendiri dan kemudian secara hersama-sama. Ketika pengujian integrasi terakhir telah diselesaikan, keseluruhan sistem dapat diserahkan ke pemakai serta dimulailah tahap pemeliharaan. Model air terjun ini memberi penekanan bahwa seseorang harus menyelesaikan suatu tahap sebelum masuk ke tahap berikutnya. Model air terjun ini telah memberikan pengaruh besar pada metode rekayasa perangkat lunak. Model ini sebenarnya tidak pernah dimaksudkan untuk dilaksanakan secara kaku pada saat pertama kali diperkenalkan. Akan tetapi, belakangan disadari bahwa model air terjun ini harus direvisi agar benar-benar menggambarkan siklus pengembangan sistem. Problem utama model air terjun ini dalam kebanyakan kasus adalah pada tahap pemeliharaan. Dalam kenyataannya, tahap pemeliharaan mengandung juga spesifikasi kebutuhan, analisis, dan perancangan baru berikutnya Karena itu, berbagai model baru dikembangkan untuk menggambarkan kenyataan tersebut Diantara berbagai model yang ada, model yang paling populer adalah model spiral. Model spiral dapat menggambarkan bagaimana suatu versi dapat dikembangkan secara bertingkat (incremental), seperti tampak pada Gambar 4 – 2. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 52 Gambar 4 - 2 Di samping itu, R. Eko Indrajit di dalam bukunya “Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi”, menyatakan bahwa pengembangan sistem informasi dapat dikategorikan dalam tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah proyek yang bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi (mulai dari pengadaan dan instalasi komputer sampai dengan perencanaan dan pengembangan infrastruktur jaringan LAN dan WAN). Kelompok kedua adalah implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan di perusahaan, mulai dari perangkat lunak kecil seperti produk-produk ritel Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi yang berbasis teknologi tinggi. Kelompok ketiga adalah perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus (customized software), baik oleh internal organisasi maupun kerja sama dengan pihak luar, seperti konsultan dan software house. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 53 C. Tahap-tahap Pengembangan Sistem Lepas dari perbedaan karakteristik yang melatarbelakangi ketiga jenis pengembangan tersebut, secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagal batu pijakan atau model dalam melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut, yaitu: perencanaan, analisis, desain, konstruksi, implementasi, dan pascaimplementasi seperti digambarkan pada diagram Gambar 4 – 3 di bawah ini. Gambar 4 - 3 Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 54 1. Tahap Perencanaan Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup: - Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan. - Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal. - Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi. - Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 55 Komite Pengarah Manajer Sistem Analis 1. Timbul Masalah 2. Identifikasi Masalah Konsultasi 3. Menetapkan tujuan sistem 4. Identifikasi kendala sistem 5. Membuat Studi Kelayakan 6. Merancang usulan penelitian sistem 7. Menyetujui atau menolak proyek pengembangan sistem 8. Menetapkan mekanisme pengendalian Gambar 4 - 3 merupakan model grafik pada tahap perencanaan pengembangan sistem, sedangkan gambar diatas ini memperlihatkan tiap langkah yang harus ditempuh dan mengidentifikasikan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan sistem, mulai dari Komite Pengarah SIM, para manajer pengguna dan para sistem analis. Pada tahap awal pengembangan sistem, sistem analis bertindak sebagai spesialis informasi yang bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan pengguna. Anggota tim lainnya, seperti pengelola Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 56 database dan spesialis jaringan, berperan sebagai pendukung. Kegiatan-kegiatan dalam tahap perencanaan di sini, meliputi antara lain: a. Perumusan awal terhadap kebutuhan rinci atau target yang harus dicapai dari proyek pengembangan sistem yang akan dilakukan. b. Penyusunan proposal. c. Penentuan metodologi dan sistem informasi yang digunakan. d. Penunjukan tim untuk proyek yang akan dilaksanakan. e. Instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan f. Identifikasi kendala-kendala sistem. Ada dua pihak yang terlibat langsung dalam perencanaan ini, yaitu pihak yang membutuhkan sistem informasi dan pihak yang akan melakukan perancangan atau penyusunan sistem informasi. Keluaran (output) yang harus dihasilkan dalam tahap ini adalah jadwal detail dari kelima tahapan berikutnya (khusunya yang menyangkut masalah waktu untuk penyelesaian), target yang dapat disampaikan, personil yang bertanggung jawab, aspek-aspek keuangan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pendayagunaan sumber daya yang dipergunakan dalam proyek. 2. Tahap Analisis Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 57 yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Menetapkan rencana penelitian sistem b. Mengorganisasikan tim proyek c. Mendefinisikan kebutuhan informasi d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem e. Menyiapkan usulan rancangan sistem f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalahmasalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan. 3. Tahap Perancangan/Desain Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya. Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait, seperti: Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 58 standard operating procedures (SOP), struktur organisasi, kebijakankebijakan, teknik pelatihan, pendekatan SDM, dan sebagainya. Langkah-langkah tahap rancangan sistem mencakup: a. Menyiapkan detail rancangan sistem b. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi/rancang banun sistem c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem d. Memilih konfigurasi terbaik e. Menyiapkan usulan penerapan/aplikasi f. Menyetujui atau menolak aplikasi sistem 4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail. Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 59 5. Tahap Implementasi Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi b. Mengumumkan rencana implementasi c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak d. Menyiapkan database e. Menyiapkan fasilitas fisik f. Memberikan pelatihan dan workshop g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem) h. Penggunaan sistem baru Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan balk di masa-masa mendatang 6. Tahap Pasca Implementasi Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 60 implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola. Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem. Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis. D. Durasi untuk Pengembangan Sistem Sebagaimana sudah dijelaskan, pengembangan sistem informasi meliputi tahap-tahap yang telah diuraikan sebelum ini, dimana pengembangan sistem selalu terjadi secara inkremental. Pengembangan sistem baru biasanya diawali dari suatu ketidakjelasan. Dari berbagai model pengembangan yang ada, kita harus menggunakan model pengembangan yang dapat membantu kita untuk mencapai proses pengembangan yang mantap. ldealnya, untuk mencapai maksud tersebut, kita seharusnya bekerja cukup lama dalam tahap analisis, untuk memahami sistem secara keseluruhan. Akan tetapi, di tahap ini kita tidak boleh terlalu lama membahas hal-hal rinci yang sebenarnya akan dimodifikasi dalam tahap berikutnya, yaitu perancangan. Dengan kata lain, sebenarnya, secara Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 61 relatif sebagian besar waktu yang kita curahkan dalam pengembangan sistem adalah pada tahap analisis. Gambar 4 - 4 Dalam pengembangan sistem, pada awalnya hanya sedikit saja SDM yang terlibat, yaitu dalam tahap analisis dan perancangan. Aktivitas ini biasanya dilakukan secara berulang. Ketika struktur sistem semakin mantap, semakin banyak SDM dilihatkan dalam implementasi dan pengujian. Namun, sering kali terjadi, aktivitas analisis dan perancangan terjadi juga ketika pengujian dilakukan. Pada tahap ini, perubahan penting dalam analisis dan perancangan harus dilakukan. E. Metode Pengembangan Perangkat Lunak Metode-metode pengembangan perangkat lunak yang ada pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode fungsi/data (function data methods) dan metode berorientasi objek (object-oriented methods). Pada intinya, metode fungsi/data memberlakukan fungsi dan data secara terpisah. Motode berorientasi objek memberlakukan fungsi dan data secara ketat sebagai satu kesatuan. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 62 Metode fungsi/data membedakan fungsi dan data. Fungsi, pada prinsipnya, adalah aktif dan memiliki perilaku, sedangkan data adalah pemegang informasi pasif yang dipengaruhi oleh fungsi. Sistem biasanya dipilah menurut fungsi, di mana data dikirim di antara fungsi-fungsi tersebut. Fungsi kemudian dipilah lebih lanjut dan akhirnya diubah menjadi kode sumber (program komputer). Sistem yang dikembangkan dengan metode fungsi/data sering sulit pemeliharaannya. Problem utama dengan metode fungsi/data adalah bahwa seluruh fungsi harus paham bagaimana data disimpan. Dengan kata lain, fungsi harus paham struktur datanya. Seringkali, dalam hal-hal tertentu, tipe data yang berbeda memiliki format data yang sangat berbeda. Problem lain dalam metode fungsi/data adalah bahwa manusia secara alami tidak berfikir secara terstruktur. Dalam kenyataannya, spesifikasi kebutuhan biasanya diformulasikan dalam bahasa manusia. Metode berorientasi-objek mencoba menstrukturkan sistem dari itemitem yang ada dalam domain masalah. Metode ini biasanya sangat stabil dan perubahannya sangat sedikit Perubahan yang terjadi biasanya mempengaruhi hanya satu atau sedikit hal tertentu, yang artinya perubahan yang dibuat hanya terjadi secara lokal di sistem. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 63 Soal Latihan 1. Uraikanlah model-model pengembangan sistem informasi yang ada? 2. Uraikanlah tahap-tahap pengembangan sistem informasi tradisional! 3. Jelaskanlah apa yang biasanya dikerjakan dalam tahap konstruksi! 4. Ditahap apakah biasanya dilakukan kegiatan pemrograman (coding)? 5. Pada tahap apa paling banyak waktu dibutuhkan untuk pengembangan sistem? 6. Apakah yang membedakan pendekatan metode fungsi/data bila dibandingkan dengan metode yang berorientasi objek? Diskusi Kasus Guna memperlancar proses Pengolahan Data Elektronik (PDE ) Kabupaten Kota Idaman telah mengidentifikasi dan menginventarisir sistim informasi yang bernilai strategis yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kabupaten Kota Idaman, yang nantinya digunakan untuk mempelancar dan mempermudah pengaksesasan data yang cepat, akurat, tepat dan up to date. Adapun sistem informasi yang telah dikembangkan dan digunakan Kantor Pengolahan Data, untuk Pemerintahan Kabupaten Kota Idaman adalah sebagai berikut: 1 Simpeg ( Sistem Informasi Manajemen Pegawai ) Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 64 Sistem Informasi Manajemen Pegawai merupakan program yang berguna untuk mendukung pengarsipan data-data bidang kepegawaian, saat ini Kantor Pengolahan Data Elektronik Kabupaten Kota Idaman sejak bulan Januari sampai dengan Desember 20X7 telah menghimpun ±2.765 data pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kota Idaman. Berdasarkan informasi di atas jika Saudara diminta untuk merancang pengembangan Simpeg di lingkungan instansi Saudara, susunlah informasi dan kebutuhan apa saja yang harus ada dan perlu dikembangkan dalam pengembangan Simpeg tersebut. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 65 BAB V PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI Tujuan Pemelajaran Khusus: Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta diklat mampu untuk: 1. menjelaskan berbagai risiko khususnya terkait dengan kerentanan dan gangguan terhadap teknologi informasi dalam sistem informasi; dan 2. menguraikan unsur-unsur pengendalian dalam sistem informasi untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana (disaster), kesalahan (errors), interupsi pelayanan, kejahatan terhadap pemanfatan komputer. A. Kerentanan dan Gangguan terhadap Sistem Informasi Dari pengalaman berbagai organisasi dalam pemanfaatan sistem informasi, salah satu hal yang dibutuhkan adalah bagaimana setiap organisasi dapat memastikan bahwa sistem informasi yang ada memiliki sistem pengamanan dan pengendalian yang memadai. Penggunaan sistem informasi di organisasi bukannya tanpa risiko. Penggunaan atau akses yang tidak sah, perangkat lunak yang tidak berfungsi, kerusakan pada perangkat keras, gangguan dalam komunikasi, bencana alam, dan kesalahan yang dilakukan oleh petugas merupakan beberapa contoh betapa rentannya sistem informasi menghadapi berbagai risiko dan potensi risiko yang kemungkinan timbul dari penggunaan sistem informasi yang ada. Beberapa hal yang menjadi tantangan manajemen menghadapi berbagai risiko dalam penggunaan sistem informasi yaitu: 1. Bagaimana merancang sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya pengendalian yang berlebih (overcontrolling) atau pengendalian yang terlalu lemah (undercontrolling). 2. Bagaimana pemenuhan standar jaminan kualitas (quality assurance) dalam aplikasi sistem informasi. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 66 Mengapa sistem informasi begitu rentan? Data yang disimpan dalam bentuk elektronis umumnya lebih mudah atau rawan sekali terhadap ancaman atau gangguan yang mungkin timbul, dibanding jika data tersebut disimpan secara manual. Beberapa ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi dan berpengaruh terhadap sistem informasi, adalah sebagai berikut: 1. Kerusakan perangkat keras. 2. Perangkat lunak tidak berfungsi. 3. Tindakan-tindakan personal. 4. Penetrasi akses ke terminal. 5. Pencurian data atau peralatan. 6. Kebakaran. 7. Permasalahan listrik. 8. Kesalahan-kesalahan pengguna. 9. Program berubah. 10. Permasalahan-permasalahan telekomunikasi. Kemajuan dalam telekomunikasi dan perangkat lunak dan keras komputer secara signifikan juga memberikan kontribusi atas meningkatnya kerentanan dan gangguan terhadap sistem informasi. Melalui jaringan telekomunikasi, informasi disebarkan atau dihubungkan ke berbagai lokasi. Kemungkinan adanya akses yang tidak sah, gangguan atau kecurangan dapat saja terjadi baik di satu atau beberapa lokasi yang terhubung. Semakin kompleksnya perangkat keras juga menciptakan kemungkinan terjadinya peluang untuk penetrasi dan manipulasi penggunaan sistem informasi. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 67 Pertumbuhan dan penggunaan yang pesat internet dalam berbagai aktivitas juga mengundang timbulnya berbagai gangguan terhadap sistem informasi. Dua hal yang menjadi perhatian di sini adalah masalah hackers dan virus. Hacker adalah seseorang yang melakukan akses yang tidak sah ke jaringan komputer untuk tujuan mencari keuntungan, kriminal, atau hanya untuk sekedar kesenangannya. Sedangkan virus adalah program yang mengganggu dan merusak file yang ada dalam komputer, serta sulit untuk dideteksi. Virus ini dapat cepat sekali menyebar, menghancurkan file, dan mengganggu pemrosesan dan memory sistem informasi. Umumnya, untuk mencegah penyebaran virus yang menyerang, digunakan program khusus anti virus yang didesain untuk mengecek sistem komputer dan file yang ada dari kemungkinan terinfeksi oleh virus komputer. Seringkali, anti virus ini mampu untuk mengeliminasi virus dari area yang terinfeksi. Namun, program antivirus ini hanya dapat untuk mengeliminasi atas virus-virus komputer yang sudah ada. Oleh karenanya, para pengguna komputer disarankan untuk secara berkala memperbarui program anti virus mereka. Semakin meningkatnya kerentanan dan gangguan terhadap teknologi informasi telah membuat para pengembang dan pengguna sistem informasi untuk menempatkan perhatian yang khusus, terutama terhadap permasalahan-permasalahan yang dapat menjadi kendala untuk penggunaan sistem informasi secara memadai. Paling tidak ada 3 hal yang menjadi perhatian khusus di sini, yaitu: 1. Bencana (disaster) Perangkat keras komputer, program-program, file-file data, dan peralatan-peralatan komputer lain dapat dengan seketika hancur oleh karena adanya bencana, seperti: kebakaran, hubungan arus pendek (listrik), tsunami, dan bencana-bencana lainnya. Jika bencana ini Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 68 menimpa, mungkin perlu waktu bertahun-tahun dan biaya yang cukup besar (jutaan dan bahkan mungkin milyaran rupiah) untuk merekonstruksi file data dan program komputer yang hancur. Oleh karenanya, untuk pencegahan atau meminimalkan dampak dari bencana, setiap organisasi yang aktivitasnya sudah memanfaatkan teknologi informasi biasanya sudah memiliki: a. Rencana Kesinambungan Kegiatan (pada perusahaan dikenal dengan Bussiness Continuity Plan) yaitu suatu fasilitas atau prosedur yang dibangun untuk menjaga kesinambungan kegiatan/layanan apabila terjadi bencana b. Rencana Pemulihan Dampak Bencana “disaster recovery plan”, yaitu fasilitas atau prosedur untuk memperbaiki dan/atau mengembalikan kerusakan/dampak suatu bencana ke kondisi semula. Disaster recovery plan ini juga meliputi kemampuan untuk prosedur organisasi dan “back up” pemrosesan, penyimpanan, dan basis data. 2. Sistem Pengamanan (security) Merupakan kebijakan, prosedur, dan pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, perubahan program, pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi. Sistem pengamanan terhadap teknologi informasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan-peralatan untuk mengamankan perangkat keras dan lunak komputer, jaringan komunikasi, dan data. 3. Kesalahan (errors) Komputer dapat juga menyebabkan timbulnya kesalahan yang sangat mengganggu dan menghancurkan catatan atau dokumen, serta Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 69 aktivitas operasional organisasi. Kesalahan (error) dalam sistem yang terotomatisasi dapat terjadi di berbagai titik di dalam siklus prosesnya, misalnya: pada saat entri-data, kesalahan program, operasional komputer, dan perangkat keras. B. Tujuan Keamanan Sistem Informasi Keamanan sistem mengacu pada perlindungan terhadap semua sumberdaya informasi organisasi dari ancaman oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Institusi/organisasi menerapkan suatu program keamanan sistem yang efektif dengan mengidentifikasi berbagai kelemahan dan kemudian menerapkan perlawanan dan perlindungan yang diperlukan. Keamanan sistem dimaksudkan untuk mencapai tiga tujuan utama yaitu; kerahasiaan, ketersediaan dan integritas. 1. Kerahasian. Setiap organisasi berusaha melindungi data dan informasinya dari pengungkapan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Sistem informasi yang perlu mendapatkan prioritas kerahasian yang tinggi mencakup; sistem informasi eksekutif, sistem informasi kepagawaian (SDM), sistem informasi keuangan, dan sistem informasi pemanfaatan sumberdaya alam. 2. Ketersediaan. Sistem dimaksudkan untuk selalu siap menyediakan data dan informasi bagi mereka yang berwenang untuk menggunakannya. Tujuan ini penting khususnya bagi sistem yang berorientasi informasi seperti SIM, DSS dan sistem pakar (ES). 3. Integritas. Semua sistem dan subsistem yang dibangun harus mampu memberikan gambaran yang lengkap dan akurat dari sistem fisik yang diwakilinya. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 70 C. Membangun Pengendalian Sistem Informasi Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana (disaster), kesalahan (errors), interupsi pelayanan, kejahatan terhadap pemanfatan komputer, dan pelanggaran sistem pengamanan komputer, perlu dibangun kebijakan dan prosedur khusus ke dalam desain dan implementasi sistem informasi. Perlu dibangun pengendalian sistem informasi yang terdiri dari seluruh metode, kebijakan, dan prosedur organisasi yang dapat memastikan keamanan aset organisasi, keakuratan dan dapat diandalkannya catatan dan dokumen akuntansi, dan aktivitas operasional mengikuti standar yang ditetapkan manajemen. Pengendalian atas sistem informasi harus menjadi bagian yang terintegrasi sejak sistem informasi ini dirancang. Menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), pengendalian sistem informasi dapat dibagi menurut pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (application control). Di samping itu, terdapat pula organisasi profesi lain yang khusus di bidang audit dan pengendalian teknologi informasi, yaitu ISACA (Information Systems Audit and Control Association) yang membagi bentuk pengendalian dari perspektif yang berbeda. ISACA membagi pengendalian sistem informasi menjadi 2 jenis, yaitu: pengendalian luas (pervasive control) dan pengendalian terinci (detailed control). Untuk selanjutnya, pembahasan lebih dalam di modul ini menggunakan pembagian pengendalian sistem informasi mengikuti apa yang dirumuskan oleh AICPA, yaitu bahwa pengendalian sistem informasi terbagi atas pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum diterapkan pada keseluruhan aktivitas dan aplikasi sistem informasi. Pengendalian umum ini dipasangkan atau melekat di dalam suatu sistem informasi dengan tujuan untuk mengendalikan rancangan, pengamanan, dan penggunaan program-program komputer, serta pengamanan atas file Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 71 data di dalam infrastruktur teknologi informasi. Dengan kata lain, pengendalian umum dipasangkan di keseluruhan aplikasi yang terkomputerisasi dan terdiri dari: perangkat keras, perangkat lunak, dan prosedur manual yang mampu untuk menciptakan lingkungan pengendalian secara menyeluruh. Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang secara khusus dipasangkan pada aplikasi tertentu atau suatu subsistem tertentu, misalnya pengendalian aplikasi yang dipasangkan di aplikasi sistem penggajian, piutang, atau pemrosesan order untuk pengadaan barang dan jasa. Terdiri dari pengendalianpengendalian yang dipasangkan pada areal pengguna atas sistem tertentu dan dari prosedur-prosedur yang telah diprogram. D. Pengendalian Umum (General Control) Pengendalian umum sistem informasi berhubungan dengan risiko-risiko yang berkaitan di berbagai area kegiatan, seperti: sistem operasi, sumber daya data, pemeliharaan sistem, pusat komputer, komunikasi data, pertukaran data elektronik (electronic data interchange-EDI), komputer mikro, dan sebagainya. Di gambar 5-1 di bawah ini digambarkan areaarea kegiatan di mana pengendalian umum ini diterapkan. Dari area-area kegiatan yang ada ini, pengendalian juga dapat dikelompokkan dalam pengendalian fisik dan pengendalian non fisik. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 72 Lingkungan Eksternal Sistem Operasi Pengguna Internal Komunikasi Data Komputer Mikro Pemeliharaan Sistem Aplikasi-Aplikasi Sumber Daya Data Arsip-Arsip Basisdata Lingkungan Internal Komunikasi EDI Pusat Komputer Struktur Organisasi Pengembangan Sistem Gambar 5-1: Area kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian sistem informasi 1. Pengendalian Sistem Operasi : Sistem operasi mengendalikan sistem komputer lainnya dan memberikan ijin aplikasi-aplikasi untuk menggunakan secara bersamasama sumberdaya dan peralatan komputer. Karena ketergantungannya, masalah yang timbul dalam sistem operasi ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain pada seluruh pengguna dan aplikasinya. Fungsi-fungsi sistem operasi adalah menerjemahkan bahasa tingkat tinggi ke bahasa mesin dengan menggunakan pengkompilasi (compiler) dan penerjemah (interpreter); mengalokasikan sumber daya komputer ke berbagai aplikasi melalui pembebanan memori dan pemberian akses ke peralatan dan arsip-arsip (file) data; serta mengelola tugastugas penjadualan dan program yang dijalankan bersamaan. Sehubungan dengan fungsi-fungsi tersebut, auditor biasanya ditugaskan untuk memastikan bahwa tujuan pengendalian atas sistem operasi tercapai dan prosedur-prosedur pengendaliannya ditaati. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 73 Tujuan pengendalian sistem operasi adalah sebagai berikut: a. Mencegah akses oleh pengguna atau aplikasi yang dapat mengakibatkan penggunaan tak terkendali ataupun merugikan sistem operasi atau arsip data. b. Mengendalikan pengguna yang satu dari pengguna lainnya agar seorang pengguna tidak dapat menghancurkan atau mengkorupsi program atau data pengguna lainnya. c. Mencegah arsip-arsip atau program seorang pengguna dirusak oleh program lainnya yang digunakan oleh pengguna yang sama. d. Mencegah sistem operasi dari bencana yang disebabkan oleh kejadian eksternal, seperti kerusakan pada pembangkit listrik. Juga agar sistem dapat memulihkannya kembali jika hal ini sampai terjadi. Risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh sistem operasi dalam penggunaannya, antara lain adalah : a. Penyalahgunaan oleh pengguna melalui akses ke sistem operasi, seperti layaknya manajer sistem. b. Penyalahgunaan oleh pengguna yang mendapat keuntungan dari akses yang tidak sah. c. Perusakan oleh pengguna-pengguna yang secara serius mencoba untuk merusak sistem atau fungsi-fungsi. Prosedur-prosedur pengendalian terhadap sistem operasi yang biasanya dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pemberian atau pengendalian password. b. Pengamanan pemberian akses ke pegawai. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 74 c. Pembuatan pernyataan dari pengguna tentang tanggung-jawab mereka untuk menggunakan sistem dengan tepat dan jaminan akan menjaga kerahasiaannya. d. Pembentukan suatu kelompok keamanan (security group) untuk memonitor dan melaporkan pelanggaran. e. Penetapan kebijakan formal untuk mengatasi para pelanggar. 2. Pengendalian Sumberdaya Data Berkaitan dengan penggunaan sumberdaya data, risiko-risiko yang mungkin dapat terjadi di antaranya adalah karena adanya: bencana (kebakaran, banjir, dan sebagainya), kerugian yang terjadi dalam pemanfaatan sumberdaya data, kehilangan tidak sengaja, pencurian dan penyalahgunaan data, serta korupsi data. Untuk memanfaatkan penggunaan sumberdaya data secara efektif, efisien, dan ekonomis, prosedur-prosedur yang harus dipasangkan untuk pengendalian sumberdaya data, antara lain meliputi: a. Pembuatan backup arsip data. b. Penyimpanan data di lokasi terpisah untuk arsip backup. c. Penentuan akses terbatas atas arsip data berdasarkan otorisasi dan penggunaan password. d. Penggunaan teknologi biometric (seperti suara, jari, atau cetak retina) untuk akses data yang risikonya tinggi. e. Pembatasan kemampuan query agar data sensitif tidak dapat dibaca. f. Pembuatan backup secara periodik seluruh basisdata. g. Pembuatan prosedur pemulihan (recovery) untuk memulai suatu sistem dari arsip backup dan register transaksi. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 75 3. Pengendalian Struktur Organisasi Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pengendalian struktur organisasi terdiri dari: Kecurangan, ketidakcukupan dokumentasi fungsi-fungsi sistem dan program, dan kehilangan arsip-arsip. Untuk meminimalkan kemungkinan risiko dari pengendalian struktur organisasi, prosedur-prosedur pengendalian yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Pemisahan administrator basisdata dari fungsi lainnya, terutama dari fungsi pengembangan sistem. b. Pemisahan fungsi pengembangan sistem dari fungsi pengoperasian dan pemeliharaan. Pemisahan ini membantu untuk menjamin bahwa dokumentasi yang cukup telah diberikan oleh petugas pengembang dan mengurangi peluang kecurangan. Kecurangan dapat terjadi ketika seorang programmer memberikan kode (code) yang dapat memungkinkannya mengakses sistem dan membuat perubahanperubahan yang kemungkinan besar tidak terdeteksi di kemudian hari. c. Pemisahan data library untuk arsip kumpulan kegiatan untuk mengamankan arsip tape guna meyakinkan bahwa tidak salah peletakannya atau pemusnahannya. 4. Pengendalian Pengembangan Sistem Risiko-risiko dalam pengembangan sistem terdiri dari: pembuatan sistem yang tidak penting, tidak berguna, tidak ekonomis, atau tidak dapat diaudit. Prosedur-prosedur pengendalian untuk pengembangan sistem adalah sebagai berikut: a. pengotorisasian yang memadai atas sistem yang memberikan bukti justifikasi keekonomisan dan kelayakannya; Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 76 b. pelibatan pengguna dalam pengembangan sistem; c. pendokumentasian yang memadai atas seluruh kegiatan pengembangan; d. pelibatan auditor dalam kegiatan-kegiatan pengembangan sistem; e. pengujian seluruh program secara komprehensif, terutama mengenai keakuratan (dengan membandingkan hasil pengujian program dengan hasil yang diharapkan) dan keterhandalannya. 5. Pengendalian Pemeliharaan Sistem Risiko-risiko pemeliharaan sistem mencakup korupsi sistem melalui pengkorupsian program dan aktivitas-aktivitas sistem secara sengaja atau tidak sengaja serta akses ke sistem dan aplikasi secara tidak sah. Prosedur-prosedur pengendalian untuk pemeliharaan sistem adalah seperti berikut ini: a. pengotorisasian formal atas perubahan-perubahan program dan sistem; b. pendokumentasian yang teliti atas aktivitas dan peningkatan (update) sistem; c. pengujian sistem dan program secara berkelanjutan; d. pengamanan kepustakaan program sumber (source program), yaitu tempat kode program aplikasi disimpan guna mencegah perubahanperubahan yang tidak sah; e. penggunaan laporan modifikasi program untuk memonitor perubahanperubahan program; f. pemberian nomor versi ke setiap program untuk melacak perubahan dan membandingkannya dengan laporan modifikasi. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 77 6. Pengendalian Pusat Komputer Risiko-risiko pusat komputer adalah kerusakan pada fungsi-fungsi komputer yang berasal dari gangguan alam dan kegagalan sumber tenaga listrik. Untuk meminimalkan gangguan terhadap pusat komputer, prosedur-prosedur pengendaliannya adalah sebagai berikut: a. penempatan pusat komputer yang jauh dari area bahaya, seperti daerah banjir dan pabrik pengolahan; b. pengamanan akses ke fasilitas-fasilitas komputer; c. penggunaan sistem perangkat bawah tanah dan penyaluran air; d. pembatasan akses kepada pegawai yang tidak berwenang dan pemberian tanda masuk bagi yang berwenang; e. pengendalian temperatur dan kelembaban; f. penggunaan alarm kebakaran dan sistem pemadaman otomatis; g. penggunaan pengatur voltase listrik, pencegah goncangan, pembangkit, dan baterai; h. pembuatan dan pengujian rencana pemulihan dari bencana (disaster recovery plan) yang mengidentifikasikan langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi bencana, seperti site backup, aplikasi-aplikasi yang harus diperbaiki dari backup, prosedur penyimpanan off-site, dan pelatihan suatu tim atas pekerjaan pemulihan dari bencana. Lokasi backup bisa bersama-sama dengan perusahaan lain atau suatu lokasi yang dioperasikan oleh perusahaan yang sama. Aplikasi-aplikasi yang biasanya penting untuk di-backup adalah penjualan, kewajiban legal, piutang dagang, produksi, pembelian, dan hubungan masyarakat. Basisdata, dokumentasi sistem, dokumen-dokumen sumber, dan perangkat-prangkat kritis (cek, faktur, dan order pembelian) juga harus di-back-up. Pengujian periodik atas rencana Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 78 pemulihan adalah penting untuk melatih pegawai, memberi keyakinan bahwa rencana sesuai dengan kondisi terakhir, dan untuk meyakinkan rencana akan bekerja secara efektif nantinya. 7. Pengendalian Komunikasi Pengendalian komunikasi biasanya berfokus pada sistem jaringan. Tipe utama risiko-risikonya biasanya berhubungan dengan hal-hal berikut: a. ancaman subversif dari pengambilan pesan-pesan, penyerangan (hacking) komputer, dan penolakan pelayanan (denial-of-service); b. kegagalan peralatan yang mengganggu, merusak, atau mengkorupsi transmisi data. Untuk mengatasi permasalahan komunikasi, maka prosudur-prosedur pengendalian komunikasi adalah sebagai berikut: a. penggunaan suatu firewall yang menghubungkan koneksi eksternal kepada gateway atau proxy server. Firewall mencegah akses langsung ke suatu sistem komputer, kecuali akses oleh pengguna yang sah dan mempunyai kewenangan akses yang telah ditentukan. Firewall juga bisa digunakan untuk membedakan suatu bagian jaringan internal (LAN) dari bagian lainnya. Suatu keamanan tingkat tinggi dapat juga diberikan oleh firewall guna pembatasan koneksi langsung ke internet; b. penggunaan password sekali-pakai (one-time) yang dihasilkan oleh alat khusus (smart card) yang memberi pengguna suatu password baru setiap satu atau dua menit. Seseorang yang mencoba mengambil password akan tidak dapat menggunakannya karena password tersebut kadaluarsa begitu digunakan; c. penggunaan perangkat lunak keamanan untuk mencegah serangan penolakan-pelayanan; Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 79 d. penggunaan enkripsi data untuk mencegah akses ke data oleh pihakpihak yang tidak berwenang; Enkripsi merupakan konversi data ke suatu bentuk kode. Konversi dibuat oleh suatu program enkripsi yang menghasilkan suatu password yang merupakan kunci enkripsi yang e. penggunaan nomor-nomor urutan pesan untuk menjamin bahwa seluruh pesan yang dikirim telah diterima sehingga penyusup tidak dapat terlibat dalam suatu transmisi melalui penghapusan atau pengubahan bagian-bagian transmisi; f. penggunaan suatu registrasi transaksi pesan untuk mencatat identitas (ID), lokasi, dan nomor telepon sehingga penyusup dapat diidentifikasikan; g. penggunaan alat pemanggilan kembali (call-back) yang mempersyaratkan seorang pengguna untuk memasukkan suatu password yang dapat diidentifikasikan pada saat koneksi. Begitu diidentifikasikan, pemanggil diputuskan dan dipanggil kembali oleh sistem berdasarkan alamat yang berhubungan dengan password tersebut; h. penggunaan pengecekan gema (echo check) untuk mencegah data dikorupsi oleh desisan (noise) selama transmisi. Suatu gema melakukan pengecekan dengan cara penerima mengembalikan pesan kembali ke pengirim agar pengirim membandingkannya dengan pesan asal yang dikirimkannya; i. penggunaan parity bits yang mengecek “nomor-nomor 1” dalam suatu byte dan/atau suatu pesan pada saat dikirim. Nomor-nomor ini dibandingkan dengan “nomor-nomor 1” yang diterima untuk meyakinkan keduanya sama; j. penggunaan sistem backup untuk jaringan yang dapat memulihkan fungsi-fungsi jaringan dan transmisi data jika server jaringan rusak. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 80 8. Pengendalian Pertukaran Data Elektronik Risiko-risiko yang berhubungan dengan pertukaran data elektronik (electronic data interchange) menyangkut transaksi dan akses yang tidak sah ke berbagai arsip data serta kurangnya informasi transaksi yang cukup. Prosedur-prosedur pengendaliannya adalah sebagai berikut: a. pemvalidasian password dan kode identitas oleh sistem customer dan vendor; pengotorisasian tabel-tabel yang menentukan tingkat dan tipe akses arsip data perusahaan oleh rekanan bisnisnya; b. penggunaan register pengendalian yang mencatat transaksi melalui setiap tahap pertukaran data elektronik. 9. Pengendalian Komputer Mikro Risiko-risikonya mencakup akses yang tidak sah ke data dan program, pemisahan tugas yang tidak memadai, backup, serta prosedurprosedur pengembangan dan pemeliharaan sistem. Prosedur-prosedur pengendaliannya paling tidak mencakup hal berikut: a. penggunaan alat pengunci untuk mencegah akses ke komputer, khususnya melalui drive A yang dapat digunakan untuk memulai (booting) sistem menggunakan program yang dapat melewati perangkat pengamanan; b. penggunaan password bertingkat untuk membatasi berbagai tingkatan pengguna terhadap suatu sistem guna pengaksesan arsip atau program tertentu; backup rutin ke floppy disk, hard drive, dan tape; c. penggunaan prosedur-prosedur penyeleksian perangkat lunak komersial dan resmi. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 81 E. Pengendalian Aplikasi Pengendalian aplikasi berhubungan dengan aplikasi tertentu, suatu subsistem, atau program-program dalam sistem komputer. Pengendalian aplikasi ini digolongkan dalam tiga kategori, yaitu pengendalian masukan, pengendalian pemerosesan, dan pengendalian keluaran. 1. Pengendalian Masukan Pengendalian masukan berusaha untuk menjamin bahwa transaksitransaksi yang dimasukkan ke dalam suatu sistem adalah sah, akurat, dan lengkap. Prosedur-prosedur pengendaliannya adalah sebagai berikut: a. pengendalian atas akses ke dokumen asal; b. penggunaan dokumen asal yang dipranomori; c. penggunaan pengecekan digit (check digit) untuk mencegah kesalahan penerjemahan dan penempatan; d. penggunaan total kumpulan (batch total) yang biasanya berhubungan dengan kumpulan-kumpulan transaksi; e. pengendalian validasi (validation control) untuk mengecek data yang hilang, field yang kosong, atau ruang kosong di data, dan mengecek kesalahan-kesalahan dalam tipe-tipe data (karakter atau angka), guna menjamin bahwa penjumlahan adalah dalam suatu interval tertentu atau tidak melebihi batasan tertentu; f. penggunaan prosedur-prosedur untuk menentukan agar penjumlahan atau record-record secara relatif adalah wajar bila dibandingkan dengan tipe-tipe data yang diharapkan, memiliki tanda yang benar (misalnya semua jumlah penjualan haruslah positif), dan dalam urutan yang benar; Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 82 g. penggunaan label-label arsip internal (khususnya untuk tape) untuk menjamin bahwa arsip-arsip data yang benar telah diproses; h. penggunaan prosedur koreksi kesalahan untuk memberitahu pengguna bahwa kesalahan telah terjadi, untuk menandakan kesalahan dalam arsip-arsip guna perbaikan sebelum diproses, atau mempersyaratkan pemasukan ulang data (dimulai dari awal dengan suatu kumpulan); i. penataan kesalahan arsip-arsip dan laporan-laporan guna mendaftar kesalahan-kesalahan dan perbaikan-perbaikannya. 2. Pengendalian Pemerosesan Prosedur-prosedur pengendalian pemerosesan adalah sebagai berikut: a. pengendalian data total (batch data control) harus dijalankan ulang pada setiap langkah dalam suatu pemerosesan untuk memperhitungkan kembali pengendalian total (control total); b. penggunaan register transaksi untuk mengidentifikasikan setiap transaksi yang diproses oleh suatu sistem dan memisahkan transaksi yang berhasil dari yang tidak berhasil (ke dalam suatu arsip kesalahan). Register tersebut harus menguraikan transaksi-transaksi yang dihasilkan secara eksternal dan internal. Nomor-nomor transaksi harus secara unik mengidentifikasikan masing-masing transaksi sehingga suatu transaksi dapat dilacak melalui suatu sistem guna menyajikan suatu jejak audit. 3. Pengendalian Keluaran Pengendalian keluaran melindungi keluaran dari kerugian, korupsi, dan akses yang tidak sah. Pengendalian ini meliputi: a. pembatasan akses ke arsip-arsip keluaran (elektronik dan hardcopy) melalui perlindungan arsip-arsip dalam proses pentransmisian atau Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 83 pencetakan, penataan jumlah tembusan, dan penggunaan kertas berangkap yang memungkinkan pencetakan tanpa memungkinkan isinya dibaca (seperti halnya rekening koran bank, nomor pin, slip gaji, atau laporan nilai); b. penyeliaan pekerja-pekerja yang mencetak dan mengkopi data atau memberikan pelayanan pengiriman; c. pembatasan akses penghancuran atau pengendalian sampah dokumen; d. penelaahan keluaran atas keakuratannya; e. penggunaan kotak surat yang terkunci; f. persyaratan penerimaan untuk pengambilan dokumen dan pemberian tanda-terima; g. penyimpanan dokumen-dokumen sensitif dalam lokasi yang aman. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 84 Soal Latihan 1. Apakah yang dimaksud dengan pengendalian umum dan pengendalian aplikasi? 2. Apakah perbedaan pengendalian umum dan pengendalian aplikasi? 3. Jika Anda mengaudit sistem yang berbasis komputer, uraikanlah pengendalian pengendalian yang harus Anda dalami! 4. Apakah ada perbedaan pendekatan audit terhadap sistem informasi yang belum dan yang sudah terkomputerisasi? Jika ada, jelaskanlah! 5. Apakah yang dimaksud dengan pengendalian komunikasi data? Uraikanlah! Diskusi Kasus Fenomena cybercrime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan lain pada umumnya. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak diperlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. Bisa dipastikan dengan sifat global internet, semua negara yang melakukan kegiatan internet hampir pasti akan terkena impas perkembangan cybercrime ini. Berita Kompas Cyber Media menulis bahwa berdasarkan survei AC Nielsen Indonesia ternyata menempati posisi ke enam terbesar di dunia atau ke empat di Asia dala tindak kejahatan di internet. Meski tidak disebutkan secara rinci kejahatan macam apa saja yang terjadi di Indonesia maupun WNI yang terlibat dalam kejahatan tersebut, hal ini merupakan peringatan bagi semua pihak untuk mewaspadai kejahatan yang telah, sedang, dan akan muncul dari pengguna teknologi informasi Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 85 Jika seseorang mendapatkan akses tidak sah ke sumber informasi organisasi orang itu adalah seorang penjahat komputer. Sebagian penjahat komputer adalah pegawai dan sebagian lainnya orang luar. Diskusikanlah ancaman keamanan sistem informasi apa yang umumnya dilaksanakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 86 BAB VI DAMPAK ETIKA DAN SOSIAL PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI Tujuan Pemelajaran Khusus: Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu : 1. menjelaskan mengenai dampak perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap etika dan lingkungan sosial masyarakat pengguna; 2. memahami bagaimana etika berhubungan dengan sistem informasi; dan 3. mengenali peran etika dalam organisasi dan perlunya penerapan budaya etika. A. Pendahuluan Meningkatnya penggunaan komputer menjadi perhatian yang semakin besar, terutama pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna. Di satu sisi, perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan. Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas. Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru. Secara umum, perkembangan teknologi informasi ini mengganggu hak privasi individu. Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Belum lagi ada sebagian orang yang memanfaatkan komputer dan internet untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan serta hobinya. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal. Bukan suatu hal yang Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 87 baru bila kita mendengar bahwa dengan kemajuan teknologi ini, maka semakin meningkat kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi ini. Pada perkembangannnya, beberapa faktor negatif terjadi berkaitan dengan penggunaan sistem informasi oleh manusia, mengingat dalam menggunakan komputer, pengguna berhubungan dengan sesuatu yang tidak tampak. Dibalik kecepatan, kecermatan dan keotomatisan dalam memproses pekerjaan, ternyata teknologi informasi memuat dilemadilema etis sebagai akibat sampingan dari adanya unsur manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus penggunanya. Terdapat fakta-fakta yang mengindikasikan bahwa mayoritas penjahat komputer adalah mereka yang masih muda, cerdas dan kebanyakan lakilaki. Kemampuan mereka dalam menerobos bahkan merusak sistem semakin maju seolah kejar-mengejar dengan perkembangan proteksi yang dibuat untuk melindungi sistem tersebut. Berbagai macam bentuk fraud mengiringi pemakaian sistem informasi semisal pembelian barang melalui internet dengan menggunakan kartu kredit bajakan. Manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus pengguna sistem tersebutlah yang akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanan sistem. Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayahwilayah yang belum tercakup dalam wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer. Identifikasi terhadap unethical behavior melibatkan unsur-unsur didalam dan diluar diri manusia sebagai atribut-atribut yang mempengaruhi Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 88 perilaku manusia. Atribut-atribut karakteristik demografi manusia seperti umur, gender, tingkat kecerdasan, disamping nilai-nilai agama dan keluarga adalah unsur internal yang dimaksud. Sedangkan lingkungan sekitar seperti struktur organisasi, budaya dan situasi sekitar adalah faktor eksternal yang ikut menentukan perilaku manusia. B. Perilaku Moral dan Konsep Etika Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum yang berlaku. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah3. Moral dipelajari setiap orang sejak kecil sewaktu yang bersangkutan masih anak-anak. Sejak kecil , anak-anak sudah diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, atau mana tindakan yang terpuji dan tercela. Sebagai contoh: anak-anak diminta berlaku sopan terhadap orang tua, menghormati guru, atau tidak menyakiti teman-temannya. Pada saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari berbagai peraturan yang berlaku di masyarakat dan diharapkan untuk diikuti. Peraturan-peraturan tingkah laku ini adalah perilaku moral yang diharapkan dimiliki setiap individu.. Walau berbagai masyarakat tidak mengikuti satu set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yang mendasar. “Melakukan apa yang benar secara moral” merupakan landasan perilaku sosial kita. Tindakan kita juga diarahkan oleh etika (ethics). Kata ethics berakar dari bahasa Yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah satu set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab pada masyarakat atas perilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota, negara, atau profesi. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 89 Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Kita melihat perbedaan ini dibidang komputer dalam bentuk perangkat lunak bajakan- perangkat lunak yang digandakan secara ilegal lalu digunakan atau dijual. Hukum adalah peraturan perilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti pemerintah, pada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit hukum yang mengatur penggunaan komputer. Hal ini karena komputer merupakan penemuan baru dan sistem hukum kesulitan mengikutinya. Kasus pertama kejahatan komputer terjadi pada tahun 1966, saat programer untuk suatu bank membuat suatu tambahan di program sehingga program tersebut tidak dapat menunjukan bahwa pengambilan dari rekeningnya telah melampau saldo. Ia dapat terus menulis cek walau tidak ada lagi uang di rekeningnya. Penipuan ini terus berlangsung hingga komputer tersebut rusak, dan pemrosesan secara manual mengungkapkan saldo yang telah minus. Programer tersebut tidak dituntut melakukan kejahatan komputer, karena peraturan hukumnya belum ada. sebaliknya, ia dituntut membuat entry palsu di catatan bank. Kita dapat melihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai, dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diinterpretasikan karena berbentuk tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian. C. Perlunya Budaya Etika Pendapat yang luas terdapat dalam organisasi sektor publik adalah bahwa suatu instansi mencerminkan kepribadian pemimpinnya. Misalnya, Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 90 pengaruh pimpinan instansi pada tindakan/perbuatan korupsi selama masa berkuasanya pemerintahan orde baru telah membentuk kepribadian pejabat-pejabat publik perpengaruh sedemikian rupa pada organisasi mereka sehingga masyarakat cenderung memandang institusi pemerintah tersebut sebagai organisasi yang korup. Hubungan antara pimpinan dengan instansi merupakan dasar budaya etika. Jika instansi harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh (lihat Gambar 6 – 1) . Perilaku ini adalah budaya etika. Gambar 6 - 1 Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 91 Bagaimana Budaya Etika Diterapkan? Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar diseluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Para eksekutif mencapai penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis, yaitu dalam bentuk pernyataan tekad (komitmen), program-program etika, dan kode etik khusus pada setiap instansi. Komitmen adalah pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakan oleh pimpinan instansi. Tujuan komitmen ini adalah menginformasikan orang-orang dan organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar instansi mengenai nilai-nilai etika yang diberlakukan. Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatu aktivitas yang umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini, subyek etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah audit etika. Dalam audit etika, sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan pernyataan komitmen. Kode etik khusus instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika mereka sendiri. Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis. D. Memahami Timbulnya Permasalahan Etika Dalam Teknologi Informasi Perlindungan atas hak individu di internet dan membangun hak informasi merupakan sebagian dari permasalahan etika dan sosial dengan penggunaan sistem informasi yang berkembang luas. Permasalahan etika dan sosial lainnya, di antaranya adalah: perlindungan hak kepemilikan Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 92 intelektual, membangun akuntabilitas sebagai dampak pemanfaatan sistem informasi, menetapkan standar untuk pengamanan kualitas sistem informasi yang mampu melindungi keselamatan individu dan masyarakat, mempertahankan nilai yang dipertimbangkan sangat penting untuk kualitas hidup di dalam suatu masyarakat informasi. Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan manajemen untuk dihadapi, yaitu: 1. Memahami risiko-risiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan antara risiko dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak benar. Perlindungan atas hak privasi individu telah menjadi permasalahan etika yang serius dewasa ini. Di samping itu, penting bagi manajemen untuk melakukan analisis mengenai dampak etika dan sosial dari perubahan teknologi. Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak ada perhatian atau manajemen tahu mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru. 2. Membangun kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika dan sosial atas sistem informasi. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menjelaskan kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan sistem informasi meliputi, antara lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidupnya. Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 93 Sebelum membahas lebih jauh mengenai permasalahan etika dan sosial dalam pemanfaatan sistem informasi, perlu dipahami dahulu mengenai pengertian etika. Etika merupakan prinsip-prinsip mengenai suatu yang benar dan salah yang dilakukan setiap orang dalam menentukan pilihan sebagai pedoman perilaku mereka. Perkembangan teknologi dan sistem informasi menimbulkan pertanyaan baik untuk individu maupun masyarakat pengguna karena perkembangan ini menciptakan peluang untuk adanya perubahan sosial yang hebat dan mengancam adanya distribusi kekuatan, uang, hak, dan kewajiban. Seperti teknologiteknologi lainnya, teknologi informasi dapat dipakai untuk mencapai kemajuan masyarakat, namun dapat juga digunakan untuk perbuatan kriminal dan mengancam nilai-nilai masyarakat yang dihargai. Bagaimana pun, perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan manfaatmanfaat untuk berbagai pihak dan kemungkinan biaya bagi pihak-pihak lainnya. Dengan menggunakan sistem informasi, penting untuk dipertanyakan, bagaimana tanggung jawab secara etis dan sosial dapat ditempatkan dengan memadai dalam pemanfaatan sistem informasi. Etika, sosial, dan politik merupakan tiga hal yang berhubungan dekat sekali. Permasalahan etika yang dihadapi dalam perkembangan sistem informasi manajemen umumnya tercermin di dalam lingkungan sosial dan politik. Untuk dapat memahami lebih baik hubungan ketiga hal tersebut di dalam pemanfaatan sistem informasi, diidentifikasi lima dimensi moral dari era informasi yang sedang berkembang ini, yaitu: 1. Hak dan kewajiban informasi; apa hak informasi yang dimiliki oleh seorang individu atau organisasi atas informasi? Apa yang dapat mereka lindungi? Kewajiban apa yang dibebankan kepada setiap individu dan organisasi berkenaan dengan informasi? 2. Hak milik dan kewajiban; bagaimana hak milik intelektual dilindungi di dalam suatu masyarakat digital di mana sulit sekali untuk masalah Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 94 kepemilikan ini ditrasir dan ditetapkan akuntabilitasnya, dan begitu mudahnya hak milik untuk diabaikan? 3. Akuntabilitas dan pengendalian; siapa bertanggung jawab terhadap kemungkinan adanya gangguan-gangguan yang dialami individu, informasi, dan hak kepemilikan? 4. Kualitas sistem; standar data dan kualitas sistem apa yang diinginkan untuk melindungi hak individu dan keselamatan masyarakat? 5. Kualitas hidup; nilai apa yang harus dipertahankan di dalam suatu informasi dan masyarakat berbasis pengetahuan? Lembaga apa yang harus ada untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya pelanggaran informasi? Nilai budaya dan praktik-praktik apa yang diperlukan di dalam era teknologi informasi yang baru? E. Etika Dalam Suatu Masyarakat Informasi Etika berhubungan dengan kebebasan setiap individu untuk memilih. Etika adalah suatu hal tentang pilihan setiap individu, yaitu pada saat dihadapkan pada berbagai alternatif tindakan, apa pilihan moral yang benar? Apa yang merupakan sosok utama dari pilihan yang etis? Pilihan etika merupakan keputusan-keputusan yang dibuat setiap individu yang bertanggungjawab atas konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan mereka. Ada beberapa konsep dasar yang berhubungan dengan etika dan tindakantindakan yang dipilih sebagai keputusan yang dibuat setiap individu. Konsep-konsep dasar tersebut adalah: 1. Tanggungjawab; menerima potensial biaya, tugas, dan kewajiban untuk keputusan-keputusan yang diambilnya. 2. Akuntabilitas; mekanisme untuk menilai tanggungjawab untuk keputusan yang dibuat dan tindakan yang diambil. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 95 3. Kewajiban; adanya peraturan yang memungkinkan setiap individu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh pihak, sistem, atau organisasi lain. 4. Proses; suatu proses di mana peraturan dikenal dan dipahami dan terdapatnya kemampuan untuk menarik otoritas yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa peraturan diterapkan dengan benar. Konsep dasar yang diuraikan tersebut membentuk tiang fondasi untuk suatu analisa etika atas sistem informasi. Pertama, bahwa teknologi informasi disaring melalui institusi sosial, organisasi, dan individu. Apa pun dampak yang ada dari sistem informasi merupakan hasil dari tindakan-tindakan dan perilaku yang berkembang dari setiap individu, organisasi, maupun institusi. Kedua, tanggung jawab untuk konsekuensi teknologi jelas terletak pada setiap individu, organisasi, dan institusi yang memilih teknologi untuki digunakan. Penggunaan teknologi informasi dengan cara yantg bertanggung jawab secara sosial mengandung arti bahwa setiap individu bertanggung jawab untuk memenuhi akuntabilitas untuk konsekuensi tindakan-tindakan yang diambil. Ketiga, di dalam masyarakat politik dan sosial yang memiliki etika, setiap individu diharapkan mampu untuk memperbaiki dampak yang terjadi melalui seperangkat peraturan yang dikarakteristikan di dalam suatu proses. Pada saat kita dihadapkan pada suatu situasi yang tampaknya merupakan permasalahan etika, bagaimana seharusnya kita menganalisis situasi dimaksud. Berikut lima langkah proses yang dapat membantu: 1. Identifikasi dan gambarkan faktanya dengan jelas; temukan siapa yang melakukan apa kepada siapa dan di mana, kapan, serta bagaimana. 2. Definisikan konflik atau permasalahan dan identifikasi nilai-nilai yang lebih tinggi yang terpengaruh; permasalahan-permasalahan etika, Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 96 sosial, dan politik selalu merujuk pada nilai-nilai yang lebih tinggi, seperti: kebebasan, privasi, proteksi kepemilikan dan lain-lain). 3. Identifikasi para stakeholders; setiap permasalahan etika, sosial, dan politik pasti memiliki stakeholders. Pastikan identitas individu atau kelompok yang merupakan stakeholders dan apa yang mereka harapkan. Ini tentunya sangat bermanfaat nantinya dalam merancang solusi permasalahan. 4. Identifikasi opsi yang dapat diambil; mungkin kita akan menjumpai beberapa opsi yang tidak memuaskan semua pihak yang terlibat, namun beberapa opsi yang tersedia lebih baik dari yang lain. Kadangkala solusi etika yang baik mungkin tidak selalu seimbang dengan dampaknya pada stakeholders. 5. Identifikasi dampak potensial dari opsi yang dipilih; beberapa opsi mungkin secara etika adalah benar, tetapi merupakan bencana dari sudut pandang yang lain. Opsi lain mungkin dapat berfungsi dengan baik pada suatu kasus, tetapi tidak pada yang lain. Selalu kita tanyakan pada diri kita sendiri ”Bagaimana jika saya memilih opsi ini dan konsisten dari waktu ke waktu?” Setelah analisis selesai dilakukan, berikutnya adalah menentukan prinsipprinsip etika atau aturan yang harus digunakan untuk membuat suatu keputusan. Meskipun kita adalah yang pada akhirnya memutuskan sendiri prinsip-prinsip etika yang akan diikuti dan bagaimana kita menentukan skala prioritasnya, adalah sangat membantu sekali untuk mempertimbangkan beberapa prinsip etika yang bersumber dari beberapa pakar, yang pada intinya adalah sebagai berikut: 1. Immanuel Kant’s Categorial Imperative; suatu prinsip yang menyatakan bahwa jika suatu tindakan tidak baik bagi setiap orang untuk diambil, maka hal ini akan tidak baik bagi siapa pun. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 97 2. Descartes’ rule of change; suatu prinsip yang menyatakan bahwa jika suatu tindakan tidak dapat dilakukan secara berulang, maka keputusan ini tidak akan baik untuk diambil terus setiap saat. 3. Utilitarian Principles; suatu prinsip yang mengasumsikan bahwa seorang dapat menempatkan nilai dalam prioritasnya dan memahami konsekuensi dari tindakan yang diambil. 4. Risk Aversion Principle; suatu prinsip yang menyatakan bahwa seseorang harus mengambil tindakan yang menghasilkan paling sedikit gangguan atau biaya yang paling kecil. 5. Ethical ”no free lunch” rule; suatu asumsi bahwa seluruh obyek yang berwujud dan tidak berwujud dimiliki oleh seseorang melalui pengorbanan yang dilakukannya. Perkembangan teknologi dan sistem informasi banyak membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan, khusunya yang mempengaruhi etika dan sosial masyarakat. Berikut contoh di berbagai industri yang merupakan permasalahan etika sebagai dampak dari perkembangan sistem informasi, di antaranya adalah: pengurangan tenaga kerja di industri telekomunikasi dan manufaktur, pembuatan data pribadi secara elektronis untuk mengidentifikasi kemungkinan teroris masuk di bandar udara, dan pemantauan karyawan melalui internet. Beberapa organisasi telah mengembangkan kode etik sistem informasi. Namun demikian, tetap ada perdebatan berkaitan dengan kode etik yang dapat diterima secara umum dengan kode etik sistem informasi yang dibuat secara spesifik. Sebagai manajer maupun pengguna sistem informasi, kita didorong untuk mengembangkan seperangkat standar etika untuk pengembangan kode etika sistem informasi, yaitu yang berbasiskan pada lima dimensi moral yang telah disampaikan di awal, yaitu: Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 98 1. Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti: privasi e-mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi organisasi, dan kebijakan informasi untuk pengguna. 2. Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti: lisensi penggunaan perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas organisasi, kepemilikan perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi, masalah copyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk hubungan kontraktual dengan pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di sini. 3. Akuntabilitas dan pengendalian; Kode etik harus menyebutkan individu yang bertanggung jawab untuk seluruh sistem informasi dan menggarisbawahi bahwa individu-individu inilah yang bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan terhadap hak kepemilikan, kualitas sistem dan kualitas hidup. Tanggung jawab untuk pengendalian sistem, audit, dan manajemen harus didefinisikan dengan jelas. Tanggung jawab masing-masing petugas dari sistem informasi harus diuraikan dengan rinci. 4. Kualitas sistem; Kode etik sistem informasi harus menggambarkan tingkatan yang umum dari kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat ditoleransi. Kode etik juga harus dapat mensyaratkan bahwa semua sistem berusaha mengestimasi kualitas data dan kemungkinan kesalahan sistem. Kualitas hidup; Kode etik sistem informasi juga harus dapat menyatakan bahwa tujuan dari sistem adalah meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan dan karyawan dengan cara mencapai tingkatan yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan kepuasan karyawan. Etika komputer dimaknai sebagai analisis mengenai sifat dan dampak Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 99 sosial teknologi komputer, serta informasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis 4. Karena itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama. 1. waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat, 2. karena itu harus berbuat sesuatu dengan memformulasikan kebijakankebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat. Namun ada satu hal yang sangat penting: ”bukan hanya manajemen - pengelola informasi sendiri yang bertanggung jawab atas etika komputer”. Para manajer puncak lain juga bertanggung jawab. Keterlibatan seluruh instansi merupakan keharusan mutlak dalam dunia end-user computing saat ini, semua manajer di semua area bertanggung jawab atas penggunaan komputer yang etis di area mereka. Dan selain manajer, setiap pegawai bertanggung jawab atas aktivitas mereka yang berhubungan dengan komputer. Alasan Pentingnya Etika Komputer Ada tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, yaitu: kelenturan logika (Logical malleability), faktor transformasi, dan faktor tak kasat mata (invisibility factors). 1. Kelenturan logika. Yang dimaksud dengan kelenturan logika (logical malleability) adalah kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. Komputer bekerja tepat seperti yang diinstruksikan oleh programernya. Kelenturan logika inilah yang menakutkan masyarakat. Tetapi masyarakat sebenarnya tidak takut terhadap komputer. Sebaliknya masyarakat takut terhadap orang-orang yang memberi perintah di belakang komputer. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 100 2. Faktor transformasi. Alasan kepedulian pada etika komputer ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah secara drastis cara kita melakukan sesuatu. Kita dapat melihat transformasi tugas yang sama pada semua jenis organisasi. Contoh yang baik adalah surat electronik (e-mail). Email tidak hanya memberikan cara bertelepon yang lain, tetapi memberikan cara komunikasi yang sama sekali baru. Transformasi serupa dapat dilihat pada cara manajer mengadakan rapat. Dulu para manajer harus berkumpul secara fisik di satu lokasi, sekarang mereka dapat bertemu dalam bentuk konferensi video. 3. Faktor tak kasat mata. Alasan ketiga minat masyarakat pada etika komputer adalah karena semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal yang tidak nampak ini membuka peluang pada nilainilai pemprograman yang tidak terlihat, perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat. - Nilai-nilai pemprograman yang tidak terlihat adalah perintahperintah yang programer kodekan menjadi program yang mungkin dapat atau tidak menghasilkan pemrosesan yang diinginkan pemakai. Selama penulisan program, programer harus membuat serangkaian pertimbangan nilai seperti bagaimana program mencapai tujuannya. Ini bukan suatu tindakan jahat dari pihak programer, tetapi lebih merupakan kurangnya pemahaman. Contoh dampak yang dapat timbul dari nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat adalah insiden nuklir Three Mile Island. Operator pembangkit listrik tersebut telah dilatih menangani keadaan gawat dengan menggunakan suatu model matematika. Model tersebut hanya dirancang untuk mensimulasikan terjadinya kerusakan Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 101 tunggal. Namun yang terjadi adalah kerusakan berganda secara serentak. Ketidakmampuan komputer memberikan apa yang diinginkan pemakainya disebabkan oleh faktor tak kasat mata ini. - Perhitungan rumit yang tidak terlihat berbentuk program-program yang demikian rumit sehingga tidak dimengerti oleh pemakai. Manajer menggunakan tanpa mengetahui sama sekali bagaimana program tersebut melaksanakan perhitungan. - Penyalahgunaan yang tidak terlihat meliputi tindakan yang sengaja melanggar batasan hukum dan etika. Semua tindakan kejahatan computer termasuk kategori ini, demikian pula tindakan tidak etis seperti mengganggu hak privasi individual, dan memata-matai. Masyarakat karena itu sangat memperhatikan komputer - bagaimana komputer dapat diprogram untuk melakukan hampir segala sesuatu, bagaimana computer mengubah sebagian besar cara kita melakukan sesuatu, dan fakta bahwa yang dikerjakan komputer pada dasarnya tidak terlihat. Masyarakat mengharapkan bisnis diarahkan oleh etika komputer dan dengan demikian meredakan kekhawatiran tersebut. F. Hak Sosial dan Komputer Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer. Komputer merupakan peralatan yang begitu penuh daya sehingga tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Deborah Johnson, professor pada Rensselaer Polytechnic Institute, yakin bahwa masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer, spesialis komputer dan pengambilan keputusan komputer. 1. Hak atas akses komputer. Setiap orang tidak perlu memiliki sebuah komputer, seperti juga tidak Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 102 setiap orang memiliki mobil. Namun, pemilikan atas akses komputer merupakan kunci mencapai hak-hak tertentu lain. Misalnya akses ke komputer berarti kunci mendapatkan pendidikan yang baik. 2. Hak atas keahlian komputer. Saat komputer mula-mula muncul, ada ketakutan yang luas dari para pekerja bahwa komputer akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja masal. Hal itu tidak terjadi. Kenyataannya, komputer telah menciptakan pekerjaan lebih banyak daripada yang dihilangkannya. Tidak semua pekerja menggunakan komputer atau memerlukan pengetahuan komputer, tetapi banyak yang demikian. Dalam mempersiapkan pelajar untuk bekerja di masyarakat modern, pendidik sering menganggap pengetahuan tentang komputer sebagai suatu kebutuhan. 3. Hak atas spesialis komputer. Adalah mustahil seseorang memperoleh semua pengetahuan dan keahlian komputer yang diperlukan. Karena itu kita harus memiliki akses ke para spesialis tersebut, seperti kita memiliki akses ke dokter, pengacara, dan tukang ledeng. 4. Hak atas pengembalian keputusan komputer. Walau masyarakat tidak banyak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, masyarakat memiliki hak tersebut. Hal ini layak jika komputer dapat berdampak buruk bagi masyarakat. Hak-hak ini dicerminkan dalam UU komputer yang telah mengatur penggunaan komputer. Hak atas Informasi. Klasifikasi hak asasi manusia dalam era komputer yang paling luas dipublikasikan adalah PAPA yang dibuat Richard O. Mason, seorang Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 103 professor di Southern Methodist University, menciptakan akronim PAPA untuk menggambarkan empat hak asasi masyarakat dalam hal informasi. PAPA merupakan singkatan dari Privacy (privasi), accuracy (akurasi), property (kepemilikan), dan accessibility (aksesbilitas). 1. Hak atas privasi. Hakim Pengadilan Tinggi Louis Branders dikenal karena mengakui “hak untuk dibiarkan menyendiri.” Mason menganggap hak ini sedang terancam karena dua kekuatan. Yang satu adalah meningkatnya kemampuan komputer untuk digunakan bagi pengintaian, dan yang lain adalah meningkatnya nilai informasi dalam pengambilan keputusan Contoh-contoh diatas adalah contoh-contoh pengintaian yang tidak menggunakan komputer. Masyarakat umum sadar bahwa komputer dapat digunakan untuk tujuan ini, namun barangkali tidak sadar akan data pribadi mana yang dengan mudah dapat diakses. Jika Anda tahu cara mencarinya, Anda dapat memperoleh informasi data pribadi dan informasi keuangan apapun yang dimiliki oleh warga negara AS. 2. Hak atas akurasi. Komputer dipercaya mampu mencapai tingkat akurasi yang tidak dapat dicapai oleh sistem nonkomputer. Potensi ini selalu ada, tetapi tidak selalu tercapai. Sebagian sistem berbasis komputer mengandung kesalahan lebih banyak daripada yang dapat ditolerir sistem manual. Dalam banyak kasus, kerusakan terbatas pada gangguan sementara, seperti saat Anda harus memproses penagihan yang telah Anda bayar. Dalam kasus lain, biayanya mungkin lebih besar. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 104 3. Hak atas kepemilikan. Di sini kita berbicara mengenai hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-program komputer. Kita sering melihat para pemakai yang telah membeli hak untuk menggunakan perangkat lunak jadi menggandakannya secara illegal, kadang-kadang untuk dijual kembali. Dalam kasus lain, suatu penjual perangkat lunak mungkin meniru produk popular dari penjual lain. Para penjual perangkat lunak dapat menjaga hak milik intelektual mereka dari pencurian melalui hak cipta, paten, dan perjanjian lisensi. Hingga tahun 1980-an, perangkat lunak tidak dilindungi oleh UU hak cipta atau paten. Namun, sekarang keduannya dapat digunakan untuk memberikan perlindungan. Paten memberikan perlindungan yang sangat kuat di negara-negara yang menegakkannya, karena perlindungan hak cipta menetapkan bahwa suatu tiruan (clone) tidak harus persis serupa dengan versi orisinalnya. Para penjual perangkat lunak mencoba menambal lubang-lubang dalam hukum melalui perjanjian lisensi yang diterima para pelanggan saat mereka menggunakan perangkat lunak tersebut. Pelanggaran perjanjian membuat pelanggan dapat dituntut di pengadilan. 4. Hak atas akses. Sebelum adanya database komputer, banyak informasi yang tersedia bagi masyarakat umum dalam bentuk dokumen tercetak atau mikrofilm diperpustakaan. Informasi tersebut terdiri dari beritaberita, hasil penelitian ilmiah, statistik pemerintah, dan lain-lain. Sekarang, banyak dari informasi tersebut yang telah diubah menjadi database komersial yang menjadikannya kurang dapat diakses masyarakat. Untuk memiliki akses ke informasi tersebut, seseorang Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 105 harus memiliki perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang diperlukan, dan membayar biaya akses. Dengan melihat fakta bahwa komputer dapat mengakses data dari penyimpanan lebih cepat dan lebih mudah dari teknologi lain, maka menjadi ironis bahwa hak untuk akses merupakan masalah etis jaman modern ini. Kontrak Sosial Jasa Informasi Mason yakin bahwa untuk memecahkan permasalahan etika komputer, jasa informasi harus masuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial. Jasa informasi membuat kontrak tersebut dengan individu dan kelompok yang menggunakan atau yang dipengaruhi oleh output informasinya. Kontrak ini tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu yang dilakukan jasa informasi. Kontrak tersebut menyatakan bahwa: • komputer tidak akan digunakan untuk sengaja mengganggu privasi seseorang • setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemprosesan komputer • hak milik intelektual akan dilindungi • komputer akan dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari ketidaktahuan informasi. Singkatnya, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas kontrak sosial yang timbul dari sistem yang dirancang dan diterapkannya. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 106 G. Rencana Tindakan untuk Mencapai Operasi Komputer yang Etis Sepuluh langkah dalam mengelompokan perilaku dan menekankan etika dalam organisasi. 1. Formulasikan suatu kode perilaku 2. Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah seperti penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas program dan data komputer. 3. Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggar-seperti teguran, penghentian, dan tuntutan. 4. Kenali perilaku etis. 5. Fokuskan perhatian pada etika melalui program-program seperti pelatihan dan bacaan yang disyaratkan. 6. Promosikan UU kejahatan komputer dengan memberikan informasi kepada karyawan. 7. Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggung jawaban tiap spesialis informasi untuk semua tindakannya, dan kurangi godaan untuk melanggar dengan program-program audit etika. 8. Dorong penggunaan program-program rehabilitasi yang memperlakukan pelanggar etika dengan cara yang sama seperti perusahaan mempedulikan pemulihan bagi alkoholik atau penyalah guna obat bius. 9. Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional. 10. Berikan contoh. Sistem Informasi Manajemen Pusdiklatwas BPKP- 2007 107 Soal Latihan 1. Jelaskan dan berikan contoh mengapa dinyatakan bahwa perkembangan teknologi informasi mengganggu hak privasi individu ? 2. Jelaskan pengertian bahwa masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer. 3. Richard O. Mason, seorang professor di Southern Methodist University, menciptakan akronim PAPA untuk menggambarkan empat hak asasi masyarakat dalam hal informasi, jelaskan apa yang dimaksud dengan PAPA tersebut. 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa: ”E-mail tidak hanya memberikan cara bertelepon yang lain, tetapi memberikan cara komunikasi yang sama sekali baru”. 5. Jelaskan apa perbedaan yang mendasar antara etika dan moral dalam tatacara pemanfaatan teknologi informasi?